Prolog

378 39 0
                                    

Harum jalanan setelah hujan deras. Gadis kecil bersurai (e/c) menatap dasar dengan tatapan lelah.

Pandangannya beralih pada langit yang masih menampakkan kegelapannya.

Semakin dekat dengan langit, jalan terakhir yang indah baginya.

Berbagai luka di berbagai tempat membuatnya meringis kesakitan. Ia tidak bisa menerima lebih dari ini.

Matanya bersinar menatap angkasa, "langitnya cantik , ya ...?"

Entah apa yang tampak di pandangannya. Langit indah yang ia maksud adalah langit yang sebagian besar dibenci oleh orang-orang sekitarnya.

Langkahnya semakin dekat, dan semakin dekat dengan bumantara.

Air matanya perlahan menetes, membasahi pipi memarnya.

Ia harap tidak akan ada orang yang bisa menatap langit indah ini seumur hidupnya.

Langkah yang semakin mendekat perlahan kehilangan pijakannya. Dengan senyum tipis yang terlukis ia menjatuhnya dirinya sendiri dan malah menjauh dari langit indah itu.

Hujan yang deras kembali turun. Darah yang bersatu dengan air hujan, serta suara sirine polisi yang sayup-sayup terdengar.

Cibiran orang-orang yang menonton dan tatapan jijik yang ia lihat sebelum menutup kedua matanya selamanya dari dunia ini.

Semuanya tidak berubah, bahkan setelah aku melakukan ini.

𝔸𝕣𝕦𝕟𝕚𝕜𝕒 | 𝐈𝐳𝐮𝐦𝐢 𝐒𝐞𝐧𝐚 𝐟𝐭.𝐥𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫!𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Место, где живут истории. Откройте их для себя