Haechan menurut, kini dipeluknya Haechan "kamu kenapa hm ?? Ada apa ? Ada yang kamu gak ngomong sama kaka ?".

"Gak ada, emang apa yang aku belum bilang ke kaka ?".

"Ya gak tau".

"Kaakk..."

"Hmmm kenapa ?".

"Mau ciuman, tapi abis itu pergi kekantor ya udah ditungguin papah".

Jaemin melumat bibir Haechan, sangat candu bibir Haechan. Saliva mereka saling bercampur. Haechan menggigit lidah dan bibir bawah Jaemin.

"Aww".

"Kak maaf".

"Kok gigit kaka ? Kenapa hmm ?".

"Kak aku pengen melihata hiu boleh gak ?".

Jaemin memandang Haechan. Kenapa suaminya ini aneh-aneh sekarang kalau minta.

"Ya gak bisa dong sayang. Mau ditaruh dimana ?".

"Buat kolam dihalaman belakang hihihi".

"No! Hiu berbahaya. Gak bisa dan gak boleh sayang".

"Mending kaka berangkat. Aku mau minta ke papah aja hiunya".

Jaemin di usir dari kamarnya. Dan kini dia memutuskan berangkat. Haechan akhir-akhir ini sangat sensitif jadi dia lebih baik menghindar. Dari pada kejadian 3 hari lalu terulang.

*Tok...

*Tok...

"Masuk aja boy".

Jaemin masuk, dan melihat Siwon masih asik dengan beberapa berkasnya. Dan dia memilih duduk menunggunya.

Siwon melempar flashdisk kecil berwarna hitam. "Apa ini pah ?".

"Buka aja, dengerin, amatin, resapin dan putuskan sekarang juga".

Jaemin yang tidak tahu apapun memutuskan untuk melihat itu, mungkin file penting untuk pekerjaannya.

Setelah sibuka ada file bernama "uler". Ya file itu yang memberi nama Yangyang, dia yang menjadi pengumpul bukti. Sedangkan Shotaro dan Jeno yang beraksi.

Dibukanya. Perlahan ada satu foto seorang perempuan sedang berciuman di salah satu club. Foto kedua ada si cewe dipangkuan dan dicumbu. Dan ada banyak lagi foto lainnya.

Kini Jaemin membuka video pertama, berisikan ciuman dan yang lebih. Jaemij terdiam dia membeku. Ada video dimana kedua orang ini merencanakan membunuh dan mengaruk habis hartanya.

Tangan Jaemin mengeras dan mengepal. "Pahh.. ini gak mungkin kan ?".

Siwon yang tadinya masih sibuk kini menatap putra satu-satunya. Kenapa masih tidak percaya sudah jelas itu muka dan suaranya.

"Boy, lihatlah, orang yang kamu pertahankan dan bela didepan papah dan mamahmu. Kini dia menghianatimu sejak lama".

"Sejak lama ???".

"Boy lihatlah dengan teliti itu tanggalnya dong".

Ternyata Siwon sudah mengikuti Minju dari hubungan anaknya umur 1 tahun. Jadi dia sangat paham kenapa istrinya sangat tidak suka dengan Minju sejak pertama bertemu.

"Gak lah pah.." Jaemin masih menyangkal dan mencoba membenarkan pikirannya.

"Boy... Apa yang kurang dari bukti itu ?".

Jaemin terdiam, pikirannya tidak berjalan. Dia marah tapi dia juga tidak bisa melampiaskannya ke Minju.

Jaemin terlampau sayang sekali dengan Minju. Tapi setelah melihat itu bukankah harusnya dia marah dan kecewa lalu dengan tegasnya akan meninggalkan Minju.

"Masih ragu boy ?".

"Pah.. aku masih sayang Minju. Aku kecewa tapi rasa sayangku masih sama".

Siwon paham. Memang susah melupakan orang yang telah bersama dengannya dengan waktu yang sedikit lama.

"Kamu sudah mencintai menantu papah ?".

"Jaemin masih berusaha pah".

"Berusahalah lebih, jangan egois. Jangan sakiti menantu papah".

"Pah.. apa bisa aku ninggalin Minju ? Dia masih sangat tergantung dengan aku pah ?".

Jaemin ?? Kejadian kemarin dikantor apa kamu lupa, bahwa Minju bukanlah menjadi dirinya sendiri lagi.

"Bisa boy. Blokir semua akses dia buat ketemu kamu".

"Pah.. tapi Minju sendiri dia sendirian gak punya siapa-siapa ? Lalu siapa yang bakal ngehidupin dia ?".

Siwon memejamkan matanya. Ini antara anaknya terlalu baik apa terlalu bodoh. Rupanya bodoh dan baik hanya berjarak satusenti.

"Boy.. dia sudah ada yang baru. Kenapa kamu memikirkan dia ? Selama kamu honeymoon, dia masih bisa hura-hura. Bukankah dia punya uang ?".

"Itu pakai kartu Jaemin pah".

Lagi kini Siwon menggenggam erat pulpen yang sedang digenggamnya. Kenapa bisa dia memiliki anak terlampau baik.

"Oke. Kartu ini yang terakhir. Selanjutnya tidak bisa boy. Biarpun itu uangmu. Tapi sekarang ada suamimu. Ada menantu papah yang lebih wajib kamu nafkahi".

Jaemin berpikir. Kalau dia tidak memberi uang ke Minju lalu apa bisa pacaranya yang sekarang bisa membelikan barang mewah kesukaan Minju. Pikiran itu yang ada terus menerus di kepala Jaemin.

"Boy cukup!!".

Kini suara Siwon meninggi. Melihat Jaemin yang masih berfikir.

"Pah.. apa boleh Jaemin kasih rumah dan satu kartu lagi ?".

Siwon kini sudah tidak tahan. Dia berdiri dan menghampiri Jaemin.

*PLAK....

"Sadar nak, sadar. Kapan kamu akan sadar. Minju bisa bahagia disaat kamu gak ada. Dia sudah menghianatimu nak. Sadarlah. Lihatlah menantu papah yang bahkan sampai sekarang mungkin belum kamu nafkahi".

"Lihatlah menantu papah nak, lihat. Apa dia sudah benar-benar meminta tanggung jawabmu sebagai suami untuk menafkahinya. Papah tahu menantu papah masih berbelanja dengan uangnya sendiri".

Jaemin hanya terdiam dia meresapi setiap omongan Siwon. Dia sadar. Dia belum memberikan seluruhnya untuk Haechan. Hal seperti ini saja dia tidak tahu.

Sangat bajingan sekali dirinya. Jaemin menampar dirinya sendiri berulang kali. Siwon menahan anaknya untuk menyakiti dirinya sendiri.

Siwon memeluk Jaemin, "perbaiki yang masih bisa diperbaiki. Jika sudah baik dan rapi jangan diberi lobang. Berlian harus berada ditempatnya. Jangan sekali-sekali membuang berlian demi emas murahan nak".

Jaemin menangis dipelukan Siwon. Dadanya merasa sesak setelah meresapi dan sadar akan itu.
.
.
.
Berubah lah Jem.

Haechan lagi HAMIL TAU!!

GUE PITES LO SAMPE TETEP HIDUPIN SI MINJU

Semesta (NAHYUCK)Where stories live. Discover now