Duapuluhdelapan

3.9K 367 5
                                    

Doyoung pagi ini sudah berada di mansion Jaemin dan Haechan. Sedangkan sang tuan rumah masih asik bergelung di selimut.

"Sarapannya sudah jadi Tuan" maid memberitahu Doyoung bahwa perintahnya sudah dilaksanakan.

"Baik, terimakasih bi".

Maid itu pergi meninggalkan Doyoung yang saat ini bersiap mengantarkan makanannya ke kamar adiknya.

Masa bodo dengan sopan santun. Doyoung tidak akan pernah meninggalkan Haechan yang sedang hamil saat ini. Dirinya akan selalu siap menjaga dan menuruti semua keinginan adiknya.

Padahal ada suaminya tapi Doyoung bersi kukuh ingin menjaga dan mengawasi Haechan. Perdebatan ini sedikit panjang sebab Taeyeon tidak terlalu mengijinkan Doyoung menjaga terlalu ketat sebab masih ada Jaemin sebagai suaminya.

Doyoung tidak mau melewatkan hal sekecil apapun tentang tumbuh kembang calon ponakannya. Dulu dirinya membiarkan Jaemin menjaganya tapi disia-siakan. Saat ini Doyoung tidak akan membiarkan itu terjadi.

Doyoung membuka kamar Haechan dan Jaemin. Dilihatnya hanya Haechan yang masih tertidur. Dari arah kamar mandi sepertinya Jaemin sedang mandi.

"Adek, bangun ayo" bangunnya sedikit pelan. Takut adiknya menjadi kaget berakibat sakit kepala.

"Ehmmmm" Haechan hanya menggeliat. Telinganya sudah mendengar suara sekitar. Tapi matanya masih tidak mau terbuka.

"Adek, udah siang".

Haechan mencerna suara itu. Sepertinya dia kenal dengan suara lembut tapi sedikit berat. Haechan mencoba mengingat siapa pemilik suara itu. Padahal itu sudah ada panggilannya adek kenapa masih bertanya suara siapa.

Perlahan Haechan membuka matanya. Yang pertama kali dilihat adalah Doyoung bukan Jaemin suaminya.

"Abang disini ????" Tanyanya dengan wajah yang kaget tapi juga bingung.

"Iya, ayo bangun dulu. Cuci muka setelahnya abang suapin adek" Haechan diperlakukan selayaknya belum bersuami.

Haechan senang Doyoung sangat perhatian. Tapi dia bukan adiknya yang masih single tapi sudah bersuami. Sangat malu jika harus disuapi.

"Abang ngapain sepagi ini disini".

"Abang mau nemenin kamu dari pagi sampai tidur" ucapnya yakin.

Haechan semakin bingung dengan keadaan ini. Pagi hingga malam ? Berarti Doyoung akan terus berada disini seharian.

Jaemin keluar dari kamar mandi. Terkejut melihat Doyoung disana. Yang ditatap hanya berwajah datar.

"Bang".

Doyoung hanya melihat sekilas. Dirinya memfokuskan lagi ke arah Haechan yang masih setia menatap suaminya. Ada wajah malu disana. Bagaimana tidak Haechan tidak berkedip saat melihat Jaemin.

Jaemin hanya memakai handuk bawah atasannya dibiarkan tidak memaki baju. Menampilkan perut gagahnya. Perut favorit Haechan yang bisa dielus kapan saja.

Jaemin tersenyum melihat istrinya yang kini wajahnya sudah memerah. "Kamu cuci muka dulu nanti kebawah, buat makan bareng".

Haechan mengangguk dan bangkit menuju kamar mandi. "Bang udah lama ?".

"Dari jam 6" jawabnya singkat.

Jaemin mengarah ke arah jam sekarang sudah jam 8 berarti sudah 2 jam Doyoung disini. Jaemin hanya tersenyum kikuk.

"Sebentar ya bang, mau make baju dulu".

"Ngapa laporan, make tinggal make" sinis Doyoung.

Doyoung masih kesal dan ada sedikit marah dengan Jaemin. Tapi dia mencoba memaafkan Jaemin karena rayuan adiknya.

Semesta (NAHYUCK)Where stories live. Discover now