1. Dunia lain

19 10 17
                                    

~Happy Reading~

Aurora dan Aresha mengedipkan kedua matanya bersamaan, apakah mereka sedang berhalusinasi atau tidak? Karena sekarang banyak sekali siswa-siswi berlalu lalang masuk ke dalam gerbang sekolah membuat Gladies melirik mereka sekilas secara bergantian.

“Anginnya sangat dingin!”

Gladies mengusap kedua lengannya bersamaan karena udara yang menerpa permukaan kulitnya terasa dingin, Aurora dan juga Aresha melirik satu sama lain merasakan seseorang menatap mereka dengan tatapan tajam dari lantai atas.

“Apakah kita bisa keluar dari sini?” tanya Aurora lalu berbalik ke belakang.

Ternyata gerbang yang dibelakang mereka sudah tertutup rapat oleh satpam sekolah yang kebetulan bertugas di sekolah itu, Aurora meminta satpam tersebut untuk membuka pagarnya agar dirinya dan kedua temannya bisa keluar dari sekolah ini.

“Maaf, nak! Karena sebentar lagi bel masukan akan berbunyi.” jawab pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya kuat.

Aresha menghela napas berat, mereka sudah terjebak di dunia lain. Menarik kedua temannya agar masuk ke pekarangan sekolah dengan cepat, beberapa siswa yang masih di lapangan menatap mereka dengan tatapan tajam.

Mungkin siswa lain mengira bahwa mereka bertiga adalah siswa baru, tapi nyatanya mereka terjebak di dunia lain. Apakah ada yang sadar bahwa mereka adalah manusia? Dan apakah mereka bisa keluar dari dunia ini?

“Dimana ruangan Kepala Sekolahnya? Kenapa tiba-tiba saja bangunannya mendadak besar?” tanya Gladies menguap kecil.

“Untuk apa kita mencari ruangan Kepala Sekolah? Kita 'kan tidak ada niatan untuk pindah ke sekolah ini?” tanya Aresha menatap Gladies bingung, sementara Gladies mendekatkan diri ke Aresha.

“Apakah kau tau bahwa hanya ini jalan satu-satunya agar mereka tidak curiga kalau kita adalah manusia? Akan sangat bahaya jika mereka membantai kita. Apa lagi kita sekarang berada di dunia mereka.”

Aresha menatap seorang gadis yang sedang duduk sendirian di bangku depan kelas, kepalanya menunduk dalam bahkan kedua kakinya bergerak ke depan seperti menunggu seseorang.

“Permisi! Maaf mengganggu waktu mu! Boleh minta tolong untuk menunjukkan jalan menuju ruangan Kepala Sekolah untuk kami?” tanya Gladies berbicara sopan pada gadis tersebut.

Lalu gadis di depan mereka langsung mengangkat kepalanya perlahan dengan air mata yang banyak mengalir di kedua sudut pipinya, dia sedang menangis dan tanpa aba-aba gadis tersebut memeluk tubuh Gladies dengan erat sehingga membuat keduanya hampir terjatuh jika Aurora tidak cepat-cepat menahan punggung Gladies.

“Apa yang terjadi?” tanya Gladies merasa gadis yang berada dipelukannya semakin mempererat pelukan.

“Aku merindukan Mama dan Papa!” jawabnya membuat ketiganya saling melempar tatapan satu sama lain.

“Kenapa tidak menghubungi mereka saja?” tanya Aresha seketika mendapatkan pukulan pelan di lengan kirinya.

Gladies juga memberikan tatapan tajam, seolah-olah mengingatkan Aresha bahwa seseorang yang berada didalam pelukan Gladies ini adalah hantu.

“Kamu lupa kalau mereka adalah hantu?” bisik Aurora pada Aresha.

Aresha membulatkan kedua matanya sempurna karena baru sadar jika mereka sudah berada di dunia lain, bahkan gadis yang berada di dalam pelukan Gladies masih terisak kecil.

“Aku sudah menghubungi mereka, tapi... Tidak bisa.” jawabnya.

Gladies membalas pelukannya, dan tangan kanannya terulur untuk mengelus punggungnya. Berusaha menenangkannya, dan mencari cara agar bisa menghentikan tangisannya.

Ghost World School (TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now