HAPPY READING♡
"Enak yang ini atau yang ini?"
Aluna merendengkan dua kotak susu berbeda rasa. Stoberi dan full cream.
"Ambil dua dua nya kalo suka"
"Entar gak ke minum kan sayang"
"Yaudah, yang stoberi ambil"
Hari minggu ini Saka meminta antar Aluna ke supermarket untuk membeli belanja bulanan Bunda yang sudah di catat rapi dalam selembar kertas.
Mereka berdua berbagi tugas. Saka yang mendorong troli dan menilai pendapat, Aluna mencari bahan bahan yang di perlukan. Mereka ini seperti pasangan pengantin muda yang tengah belanja, di tambah lagi memakai baju berwarna sama dengan model yang sama juga.
Aluna tetap lah baby nya Saka. Melihat kotak susu dan camilan ringan pasti langsung mau, meminta pendapat untuk memilih antara barang di tangan kanan atau kiri nya.
"Udah, atau masih ada lagi?" Tanya Saka. Melihat Aluna yang masih meneliti catatan belanja dengan jari telunjuk.
"Roti. Roti nya belom, dimana ya?"
"Nih"
Jantung Aluna berdebar langsung memeluk Saka yang seenak nya mengangkat setengah baju putih nya memamerkan hasil otot perut yang sudah terbentuk sempurna "Saka gak boleh!"
Saka tertawa geli. Niat nya ingin jahil tapi malah ikut ikutan salah tingkah karna pelukan Aluna.
"Mau pelukan terus apa mau cari roti?"
"Ayuk makanya cari"
Barang barang yang tercatat sudah ada semua. Waktu nya Saka untuk bayar, sementara Aluna menunggu seperti anak kecil menatap jajaran permen yang terpajang di meja kasir. Tampak menggoda tapi berusaha untuk tidak tergoda.
"Sama ini mbak" Saka mengambil permen yang sedang Aluna perhatikan sejak tadi dengan diam.
Punya tunangan pekanya kebangetan!, Kan Aluna jadi makin sayang!
Sebelah tangan nya di genggam oleh Saka agar tidak kabur kemana mana. Emang nya Aluna anak kecil.
Selesai membayar dengan membawa dua plastik penuh belanjaan waktu nya untuk pulang. Aluna asik mengemut permen yang di beli Saka tadi dengan rasa bahagia.
"Kalo mau tuh ambil" jari telunjuk dan jempol milik Saka mengapit hidung Aluna pelan, "jangan di liatin aja".
"Kan tadi udah jajan banyak"
"Tambah permen 3 gak bikin aku bangkrut sayang"
Jadi Aluna tuh enak. Segala yang di mau pasti terkabul. Tapi Aluna juga punya rasa malu sebagai manusia dan selalu insecure melihat perempuan yang lebih cantik.
Saka itu dewasa dan mapan, banyak yang suka pasti nya. Kemungkinan besar di kantor nya pasti ada beberapa orang yang menyukai tunangan nya ini. Rasa percaya Aluna pada Saka begitu besar.
Tidak pernah sekali pun melihat Saka berinteraksi dengan perempuan lain begitu dekat seperti Aluna, atau bahkan mengirim pesan dengan modus teman lama yang jarang bertemu.
"Abis nganterin belanjaan mau ikut?" Tanya Saka mengelus genggaman tangan Aluna dengan ibu jari nya.
"Saka mau kemana?" Dengan permen tersimpan di sebelah mulut nya membuat pipi sebelah kanan mengembung.
"Ke rumah Arthur, dia ngadain kumpul di sana sekalian mau ngadain selametan"
"Boleh. Entar di sana ada siapa?"
YOU ARE READING
ALUSKA
Humor"Sayang! Kok kartu nya di gigit?" "Kata Dinda kalo ada kartu item ini harus di gigit biar tau asli apa engga" Saka meringis dalam hati kenapa tunangan nya gampang sekali percaya orang lain, dan yang pasti kartu hitam nya asli. "Asli sayang itu asl...
