☂️ 9

195 25 0
                                    

꒷ ‌ ꒦ ‌୨˚‌୧ ‌ ꒷ ‌ ꒦ ‌୨˚‌୧ ‌ ꒷ ‌ ꒦୨˚‌୧ ‌ ꒷ ‌ ꒦ ‌ ꒷ ‌ ꒦ ‌୨˚‌୧ ‌ ꒷ ‌ ꒦ ‌୨˚‌୧ ‌ ꒷ ‌ ꒦୨˚

(Name) terheran-heran dengan Five, saudara laki-laki nya yang baru pertama kalinya ia bertemu.. tiba-tiba sudah di incar sekelompok bersenjata.. aneh.

Mereka berdua berjalan bersama entah ke tujuan mana, lalu Five tiba-tiba berhenti dan menatap (name). "(Name)." Five.

"Hn?" (Name).

"Pegang bahu ku." Five.

"Untuk?" (Name).

"Peganglah! Tak perlu bertanya." Five.

(Name) memutarkan mata nya dan memegang bahu Five, seketika Five langsung membuat (name) dan dirinya berteleport kesuatu tempat.

Sesampainya disana, (name) terkejut karena belum pernah berteleport sebelum nya. "Itu.. cukup membuatku pusing." (Name).

"Kau bisa berteleport kan?" Five.

"Tidak? Astaga." (Name). Dia melihat sekeliling, gelap.. dia menutup matanya dan membuka nya, mengunakan matanya yang bisa melihat di kegelapan (Vision). "So dark here.... kita ada dimana?" (Name).

"Someone's.. house." Five.

(Name) menoleh ke Five, "Maksud mu adalah kita ada di rumah seseorang.. masuk tanpa izin?" (Name).

"Seperti itu." Five.

(Name) menggelengkan kepala heran kembali, lalu lihat Five duduk di sofa dan menatap nya. "Bagaimana kau bisa membunuh mereka dengan gampang? Apakah kau pernah membunuh seseorang?" Five yang tiba-tiba bertanya.

(name) menelan ludah nya dan terdiam. "Bukan urusanmu.." (name).

"Aku takkan beritahu kepada seseorang pun." Five.

"No, aku tidak percaya.. kau tak perlu tau... Lupakan saja soal aku membunuh mereka, lebih baik ku obati lengan mu itu." (Name).

Five menunduk melihat lengannya lalu kembali menatap (name). "Biarkan saja." Five.

"Kalau udah infeksi aja, mampus lu anj." Gumam (name). (Name) tidak peduli dengan Five, dia memutuskan berkeliling rumah ini mencari P3K, setelah mencari dimana-mana, dia akhirnya menemukan, dia ingin kembali ke Five, namun tiba-tiba pintu terbuka. (Name) langsung terdiam mematung.

(Name) melirik Five yang menyalakan lampu meja, dan membuat pemilik rumah ini terkejut. "Astaga—"

'Suara Vanya?' Batin (name).

"Kau harus punya kunci untuk jendela mu." Five.

"I live on the second floor.." Vanya.

'Memang Vanya..' lanjut batin (name) di balik pintu.

"Rapists can climb." Five.

'Bisa-bisanya dia mikir begitu..' lanjut lagi batin (name).

"Kau sangat aneh." Vanya, saat dia ingin menutupi pintu, dia menoleh ke arah belakang pintu, melihat ada (name) yang membawa P3K dan (Name) menyapanya. "Hai Vanya." (Name).

The Hargreeves Oldest ChildWhere stories live. Discover now