2. Berita

0 2 0
                                    

"Semua kejadian yang terjadi itu semua ada hikmahnya, mungkin saja kejadian itu mampu membuatmu bertemu dengan seseorang, yang bahkan belum pernah kau temui."
_Marr08_

Febian baru saja melepaskan kaus kaki miliknya, pria itu baru saja pulang dari sekolah. Hari ini begitu melelahkan baginya, ia duduk di sofa ruang tamu. Suara tv membuatnya buru-buru untuk segera berlari keruang keluarga.

"Hah? Siapa? Siapa yang menyalakan tv? Keluar lah!" serunya namun, tak ada yang menjawab. Febian kembali melangkah, ia begitu di buat bingung oleh kejadian ini. Yah walaupun terbilang, kejadian ini bukan pertama kalinya. Febian berjalan bagai orang tampa arah, matanya melirik ke arah tv yang menayangkan kecelakaan pesawat yang terjadi pagi tadi.

"Kecelakaan pesawat tujuan london?" gumamnya membaca informasi yang terletak di bawah gambar berita. Febrian mendudukkan bokongnya,"kecelakaam terjadi sekitaran pukul 9 pagi. 40 korban meninggal dan 78 kritis. Dan sebagian lagi belum di temukan keberadaannya." Febian merinding, ini adalah kecelakaan yang merenggut banyak korban. Febian berbalik, saat merasakan ada sosok makhluk yang bersembunyi di balik salah satu tembok rumahnya,"Siapa? Hooh, rupanya kamu yang menyalakan tv ini, ayo keluar!"

Namun, tak ada tanda-tanda ia akan keluar. Febian tak memusingkannya, ia memilih untuk naik ke kamarnya di lantai dua. Sedikit info, Febian tinggal seorang diri. Ayah nya telah meninggal dunia saat kecelakaan waktu itu, ayahnya meninggal dan Febian langsung bisa melihat makhluk tak kasat mata. Sedangkan ibunya, ibunya ikut menyusul sang ayah di pangkuan sang maha kuasa karena penyakit kanker yang di deritanya. Kehilangan orang-orang terdekatnya membuat Febrian menjadi seorang introvert, lebih senang menyendiri dan tidak suka dengan kebisingan.

Febian memasuki kamarnya, ia mengerutkan kening saat melihat buku-buku komik miliknya berantakan,"Arghhh, siapa sih yang jahil, gini!" murkanya. Febian mengedarkan pandangan keseluruh kamar tapi, tak ada seorang pun di sana.

Dengan emosi yang masih menguasai dirinya, Febian memunguti buku-bukunya dan mengaturnya kembali pada lemari buku miliknya. 

"Xixixi" suara ketawa yang samar-samar membuat Febian berbalik, ia sempat melihat dengan sekilas bayangam hitam yang tampak melintas dengan cepat sehingga tidak begitu kentara,"Siapa sih, lu! Keluar, tunjukin wujud lo! Lo mau apa? Kalau mau jahil jangan ke gue, gue mggak suka!" teriaknya, setelah Febian berkata seperti itu seketika suasana kembali hening. Febian menghembuskan nafas kasar,"Hantu nggak jelas!" sentaknya.

Febian memilih untuk bergegas membersihkan diri yang sudah begitu menyengat karena keringat. Febian membuka pintu kamar mandi,"Akhhh ... ! teriaknya, segera ia mengelus dadanya,"bikin kaget, tau nggak!" semburnya. Baru saja Febian melihat hantu hitam dan tinggi itu lagi, itu bukan pertama kalinya. Karena makhluk itu tinggal di kamar mandi milik Febian, Febian pun sudah terbiasa olehnya. Walaupun sering kali hantu itu melihatnya dengan tatapan tajam, Febian tidak takut sedikit pun. Hantu itu juga, tidak pernah berniat buruk kepadanya.

_______

Seorang gadis sedang meringkuk pada trotoar yang tak jauh dari rumah Febian, bajunya berwarna putih dan begitu lusuh dengan celana kain berwarna biru tua. Sesekali ia mengeluarkan suara isakan,"Aku di mana? Bunda tolong!!" gumamnya. Ia mendongak saat merasakan seseorang melewatinya, pria dengan seragam sekolah putih-abu. Segera ia mengikuti pria itu sampai memasuki sebuah rumah. Saat pria itu sibuk dengan kaus kakinya, ia berlalu dan menyalakan tv pada ruangan bersantai dan segera bersembunyi saat merasakan suara langkah yang semakin mendekat.

"Dia pria yang tampan! Sepertinya, dia bukan pria biasa." gumam gadis itu, ia bergegas pergi saat merasakan bahwa pria itu mengetahui keberadaannya, ia memilih pergi ke kamar pria itu,"Huahhh, banyak sekali bukunya. Wah, aku suka buku." Ucapnya berbinar, ia hendak meraih salah satu buku di rak itu, ia menariknya dan ...

BRUK

Semua buku yang berbaris rapi di lemari itu berjatuhan, gadis itu membekap mulutnya,"Oh! Ya, ampun! Apa yang sudah ku lakukan." Sesalnya, segera ia membulatkan mata saat mendengar derap langkah yang kian dekat. Segera ia bersembunyi.

Ia begitu menyesal saat mendengar oria itu berteriak,"Apakah dia marah?" Karena takut dengan murkaan pria itu, ia memilih untuk keluar dari sana tapi, ekspresi pria itu membuatnya kecoplosan untuk tertawa, ia membulatkan mata dan segera keluar dari kamar itu,"Dasar mulut! Nggak bisa bekerja sama." Dengusnya memukuli bibirnya.  Ia hendak melabgkah keluar namun, ia urungkan saat mendengarkan teriakan pria itu.

Segera ia berbalik,"Ada apa dengan pria itu?" Ia segera melangkah dan membulatkan mata saat ia melihat makhluk hitam dan tinggi di dalam kamar mandi pria itu. Ia hampir saja berteriak, untunglah ia dengan cepat membekap mulutnya. Tapi, ia tak khawatir lagi saat melihat pria itu bukannya takut tapi, malah menyembur hantu itu.

"Ah, lucunya!" Kagumnya.

Ia segera duduk pada tempat tidur pria itu,"Kamarnya rapih, dia itu laki-laki atau perempuan sih!? Aku aja yang perempuan kamarnya berantakan, xixixi." Ucapnya sadar diri.

Pintu terbuka dan menampakkan pria itu, terlihat ia sedang mengeringkan rambutnya, segera ia bergegas pergi. Untunglah wajah pria itu tertutupi handuk hampirlah ia di lihat. Sebelum pergi, gadis itu sempat melihat perut six pack milik laki-laki yang berdiri di depan kamar mandi itu,"Ah, roti sobeknya! Mengangumkan!" Katanya berbinar.

"Aku harus kemana?" ujarnya bertanya-tanya. Karena bingung ia memilih untuk keluar dari rumah pria itu. Ia melirik ke arah pohon mangga di depan rumah pria itu, di sana ada kuntilanak yang sedang melatih vokalnya,"Hei! Miss. K, suara mu jellek! Jadi jangan nyanyi." Sentaknya.

Kuntilanak itu menatap tajam ke arahnya,"Diamlah! Suka-suka ku, lah. Ini wilayahku. Hantu dari mana kamu, sana pergi" usir kunti itu. Gadis itu mengerucutkan bibir,"Aku nggak punya rumah. Jangan di usir dong." Katanya. Kuntilanak itu menganggut-manggut,"Baiklah, duduk saka di situ." Perintahnya menunjuk lantai keramik rumah pria yang sempat ia lihat tadi.

Gadis itu pun mengacungkan jempol,"Makasih, mbak kunti baik."

Kunti itu pun mengangguk dan kembali mengetes vokalnya.

"Haa ... Hiiii ... Haa ... Hiii, Hiii ..."

Gadis itu menutup telinganya karena, suara kunti itu begitu cepreng dan memecah pendengaran. 

Karen tidak tahan ia pun mengeluarkan suara,"Mbak kunti! Jangan latihan vokal di sini, dong! Aku ngantuk, aku nggak bisa tidur kalau mbak kunti berisik." bohongnya.

Mbak kunti berfikir sejenak,"Baiklah, beristirahatlah. Aku akan mencari tempat lain." Setelah mengucapkan itu kuntilanal itu pun pergi. Gadis itu mengulas senyuman, ia memang cerdik.

________

Hello, how? exciting?

Absen dulu kuy! Asal kalian dari mana?
Udah baca part 1, belum?

Kalau di langkahin, nanti nggak tahu alur🔥 itu tidak ikhlas membaca namanya.

Jangan lupa tekan 🌟 jangan pelit, nanti kuburannya sempit! 😶

Aku nggak lihat tapi, allah swt maha tahu!

Oke, see you next part ...

My beautiful ghost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang