Missing Control • S2 • 20

Start from the beginning
                                        

"Nyxea, jangan jauh jauh dariku."

Nyxeon dan Elanie terbelalak melihat siapa yang ikut mendampingi Nyxea.

"M-maria?"

"Sial, ini bencana. Ini tidak ada di webtoon!" batin Elanie panik.

Khun Maria Zahard ada di kediaman pelelang yang seharusnya scene ini tidak ada di webtoonnya. Tapi dugaan Elanie dan Nyxeon adalah karena adanya mereka berdua, Aeden, Aven, Aria dan Erzen, semua skenario berubah drastis. Scene yang seharusnya tak ada, menjadi ada.

"Oh, Nyxeon. Lama tak bertemu. Bagaimana kabarmu?" tanya Maria dengan seyuman ramah yang terpancar.

Nyxeon membalas dengan senyuman kaku. "Ya, cukup baik."

"Kamu mendaki menara bersama si Anak Emas ayah?"

Keduanya mengangguk. Anak Emas yang dimaksud Maria, tentu adalah Aria. Hampir semua orang tau siapa dia. Seorang gadis tanpa asal usul yang berhasil merebut hati beberapa pemimpin keluarga agung, Zahard dan juga beberapa putri angkatnya.

"Kenapa kalian ingin mendaki dengan orang lemah?" tanya Maria pura pura polos.

"Kak Maria, itu tidak mungkin! Aria terlihat sangat kuat." balas Nyxea tak setuju.

"Bukan... Maksudku.. Dia kan masih 22 tahun?"

Dalan diam, Elanie menangkap apa maksud perkataan Marian tersebut. Pasti sesuatu yang buruk akan terjadi kepada Aria. Entah kapan, tapi Elanie bisa memperkirakan nya.

Tebakan tentang perkara buruk yang akan menimpa Aria pasti di Lantai 43, Lantai Kematian.

Mengingat, Avensite disekap disana.

•   •   •

Aria bilang, dia akan menjalankan misi bersama Aeden. Namun sekarang keduanya malah berpencar dengan Aeden bersama Bam, sementara Aria bersama Hatz dkk.

Disamping Aguero, ia menggerutu terus menerus. "Aria sialan, bilangnya mau ngerjain misi bareng. Taunya mencar. Sialan emang, anak siapa si?"

Aguero yang dari tadi mendnegar gerutuannya hanya menghela nafas lelah. Meski berisik dengan dunianya, Aguero bersyukur Aeden tidak sebrutal anggota keluarga Ha yang lain. Tentu pemuda khun itu bersyukur karena dengan sikap tenangnya, dia bisa diajak kerja sama.

Jika dibanding dengan Yuri yang seumuran dan merupakan keponakannya, Aeden lah yang paling waras.

"Apa yang kau keluhkan dari tadi?" tanya Aguero tiba tiba.

"Hanya soal Aria. Aku justru takut kalau kalau kami berpisah, dan sesuatu yang buruk terjadi." jawab Aeden dengan wajah risau yang tak dibuat buat.

Karena heran dengan jawabannya, Aguro bertanya kembali. "Dia terlalu hebat untuk ukuran Regular Kelas D. Kenapa kamu sekhawatir itu?"

Aeden diam, memikirkan kata kata untuk menjawab pertanyaan yang paling ia hindari. Sebelum akhirnya mengemukakan jawaban yang membuat Aguero semakin tak mengerti.

"Aku hanya tidak mau monster-Nya bangkit dan membuatnya menghancurkan apapun."

Monster?, tanya Aguero kepada dirinya sendiri dalam diam.

"Masuk akal jika Aria juga punya monster di dalam dirinya, mengingat ia adalah Irregular seperti Bam. Tapi... Akan se mengerikan apa monster itu?" kurang lebih, inilah yang Aguero tanyakan dalam benaknya.

Bam yang dilatih oleh Jinsung, Top 100 High Ranker saja berpotensi memiliki monster dalam dirinya yang mengerikan.

Apa lagi Aria yang hidup dibawah pengajaran beberapa kepala keluarga, putri Zahard dan Zahard sendiri?

"Arianna Zahard... Sebenarnya kamu itu apa?"

•   •   •

Pergi ke sisi Tim Hatz, Shibisu nampak menggendong Aria yang pingsan di punggungnya. Wajahnya penuh keringat, karena kelelahan berjalan di jalanan yang cukup tidak nyaman sembari membawa seseorang di punggungnya.

"Kulihat, tubuhnya itu kecil. Tapi kenapa dia seberat ini?" tanya Shibisu pada dirinya sendiri, meski Hatz mendnegarnya.

"Kau lupa? Dia kan Anak Emas sang Raja." jawab Hatz yang membuat Shibisu menghela nafas.

"Sebelumnya, Aria sudah bilang kepadaku untuk melakukan percakapan dengan kekuatan didalam tubuhnya."

Hatz mengatakan itu sembari menatap wajah damai Aria ketika tertidur. "Mungkin dia tengah membicarakn sesuatu yang serius disana."

Meanwhile...

"ABADDON! LO SERIUS?!"

Aria menjerit heboh. Pasalnya, khodam satunya itu baru saja memberi tau apabila banyak roh leluhur menara yang tertarik dengan Aria semenjak pendakian nya dari lantai 20.

Belum lagi dia bolak balik naik turun lantai. dari lantai 20, kembali ke lantai 134. Lalu turun lagi dan kembali ke tempat yang sama.

Ibaratnya, di lantai lantai yang ia lalui ketika perjalanan pulang pergi, ia meninggalkan jejak kekuatan yang menarik atensi roh leluhur itu.

"Harusnya kau bersyukur ditawari kekuatan secara cuma cuma." sarkas Abaddon kepada Aria.

"Aku... Cuma syok aja si..."

Abaddon menghela nafas lalu menggunakan kekuatannya untuk membuat gambaran soal roh leluhur yang ingin merasuk ke tubuh Aria dan menjadi kekuatannya.

"Sebenarnya ada beberapa roh leluhur yang kukenal ingin menjadi kekuatanmu." Ucap Abaddon sembari menatap lamat Aria.

"Aku hanya sekali menjelaskan, jadi dengar baik baik."

•   •   •

A.N :

Halo readers sekalian, bagaimana kabar kalian di liburan kali ini?

Ya... Mumpung liburan, aku bakalan berusaha rajin up book ini.

Dan... Yeah, semoga beneran produktif:)

By the way, ada yang punya kesan pesan buat para aktor kita?

Maybe kepada anak anak buatan saya atau chara Papa SIU yang saya culik?

Silahkan komen aja disini ya.

See u on next chapter~

Missing Control • TOG FanfictionWhere stories live. Discover now