01 | Hello My Home

184 4 0
                                    

Yooni baru aja melek dan keluar kamar dengan tampang nggak ada cantik-cantiknya waktu kain berbau sabun cuci yang udah kering namplok ke mukanya.

Yooni terkejut.

Dua pelaku yang sejak jam enam pagi lari-larian di rumah sontak pada ternganga.

Yedam meringis, melirik Doyoung yang mangap setelah celana dalam gambar bola mungil-mungil itu terhempas dari tangannya.

"Gimana nih?" bisik Yedam.

"Mana gue tau! Lo sih, Bang, pake nyuri kolor gue segala!"

"Abang...."

Suara rendah sarat niat membunuh itu mengalihkan perhatian Yedam dan Doyoung.

"Ya, Dek?" Yedam yang emang paling lembut ke Yooni menjawab. Doyoung mah nggak usah diharapkan.

"Ini bukan sesuatu yang kotor, 'kan? Bersih, 'kan?"

Doyoung meneguk ludah. Kaki berlapis celana tidur gombrengnya bergetar. Bisa gawat kalau dia pipis disini. Nanti Bang Hyunsuk bakal ngamuk.

"Be-bersih kok, Dek." Yedam mendekat. "Gue ambil, ya. Maaf, malah kena muka lo. Sakit, nggak? Mau Abang kompresin air dingin?" Pelan-pelan Yedam menarik celana dalam yang masih disengketakan itu dari muka Yooni.

"Nggak usah." Yooni memegang dadanya, syok berat. Soalnya dulu dia pernah jadi korban kebrutalan abang-abangnya. Lap cuci mobilnya Bang Asahi masuk ke mulutnya, mana kotor banget. Yooni langsung muntah-muntah sampai Jihoon lebay gendong dia, katanya mau dibawa ke rumah sakit.

Yedam nyengir, ngepuk-puk kepala Yooni. "Hehe, jangan marah, ya. Entar Abang beliin sosis."

Yooni mengangguk, mengucek matanya dan baru mau melangkah ke dapur buat ambil minum ketika Yedam dengan jurus rasenggangnya melenggang sambil teriak sinting.

"POKOKNYA INI KOLOR GUE! HAHAHA!"

"Bang Yedan! Etdah balikin woy!" Doyoung yang kecuri startnya luntang-lantung mengekori Yedam ke halaman belakang. Mereka ribut banget, buat Yooni speechless.

"Ngapain, Dek, diem disitu?" Mashiho yang udah wangi habis mandi turun dari lantai dua.

"Itu, bang Yedam ama bang Doyoung rebutan kolor." Yooni menunjuk dua bujang itu. Muka Doyoung udah merah saking lamanya ngamuk.

"Gue bayar deh, Bang! Lo mau berapa, hah?!"

Leher Yedam tambah naik dong denger adeknya mengemis begitu. "Segitu pentingnya kolor ini sampe lo nyerah? Preeeet! Bilang aja lo nggak mau hadiah dari mantan lo yang selingkuh itu hilang. Iya, 'kan?! Ngaku lo!"

"Kagak!" Doyoung gelagapan. "Siapa bilang?!"

Yedam melet, menggeol bokongnya dan berlari lebih cepat. Waktu Doyoung mau kejar, celana tidurnya yang segede karung itu keinjek sama kakinya sendiri. Alhasil, Doyoung kejengkang. Suara gedebuk hebat itu buat Yedam syok.

"BWAHAHAHA! Jatuh lo, Young? Kasian deh!"

"Bang! Lo jahat banget sama adek sendiri! BANG JIHOON! BANG YEDAM NIH!"

"DIH? Kok ngadu sih?!" Yedam cemberut, tapi tak ayal menunduk dan mengecek kaki Doyoung, meriksa apa ada yang berdarah.

"Yaudah gue minta maaf. Nih gue elus-elus nih. Masih sakit, nggak?" Lama-lama Yedam kasian juga lihat Doyoung yang meringis.

"BUKAN ITU YANG SAKIT ETDAH!"

Yedam kaget dong Doyoung langsung meledak begitu. Padahal dia udah baik mau mengalah.

"Terus yang mana, bangke?!" Yedam sewot banget.

"Nih! Pantat gue! Berasa hilang tau nggak! Gimana, nih? Tanggung jawab gue nggak mau tau!"

Hello My Home [12💎]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt