Chapter 10 - END

2K 76 50
                                    

❗️PLEASE READ THIS BEFORE YOUR JUMP INTO THE STORY❗️

1. Some pictures of Seohyun here are EDITED

2. DO NOT SHARE THE PICTURES ANYWHERE

*You may realize in a blink that it's an edit, TAPI, semisal ada yang up di sosmed (Instagram, Twitter, dsb) kemungkinan (tanpa berpikir dua kali) pasti bakal ada yang percaya atau tersinggung terus bikin keributan ttg itu. That's NOT what I want so please understand.

*Kalo fotonya ada yang gak tampil dan kalian udah mastiin bukan karena jaringan masing-masing, silahkan kasih tau di komen biar formatnya nanti diganti

Thanks for reading. I know all of my readers are sincere and honest, and I believe in you :)

Langit biru ditemani cerahnya cahaya mentari kini ditutupi gumpalan awan kelabu. Kapas-kapas gelap yang melayang di atas sana kemudian diperas hingga menjatuhkan ribuan sampat jutaan tetes air yang membasahi segalanya.

Pada bangunan berlantai dua, berdiri wanita cantik yang memandang ke langit melalui jendela sambil menuai air hujan pada tangan kirinya. Sebelah tangannya sibuk, tidak ingin berpindah dan terus menempel pada permukaan perut buncit yang menyentuh batas bawah jendela.

"Udaranya sangat segar, sayang. Kita bisa menikmati ini sebentar"

Rambut panjangnya yang digerai bergoyang lantaran diterpa angin lembut bagai sedang membuai dirinya dan sang janin di dalam perut.

Tak lama, manajernya pun datang memberitahukan agendanya yang sebentar lagi dimulai. Wanita yang kerap kali memberikan senyum pada semua orang lain ini, juga sekarang memberikan senyum kepada sang manajer sebelum posisinya berpindah ke sofa, menyantap makanan yang sempat dibelinya di tengah perjalanan.

 Wanita yang kerap kali memberikan senyum pada semua orang lain ini, juga sekarang memberikan senyum kepada sang manajer sebelum posisinya berpindah ke sofa, menyantap makanan yang sempat dibelinya di tengah perjalanan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebelum memulai, kedua tangannya menyatu terlebih dahulu. Matanya menutup. Kemudian dalam hati dirinya memanjatkan doa dan syukur kepada Sang Pencipta. Jika dibandingkan dengan dulu, dulu dia tidak seperti ini. Hanya sejak pertemuannya dengan suaminya lah terbuka banyak pintu dari berbagai macam kebiasaan yang selalu mengingatkannya bahwa manusia tidak lepas dari yang namanya kuasa Tuhan.

"Sekarang aku mengerti kenapa tempat itu ramai"

"Apa memang seenak itu, Noona?"

"Iya. Kau mau?"

"Tidak. Aku sudah makan. Noona saja yang habiskan"

Rasa mual parah yang menyerangnya selama beberapa minggu terakhir kini sudah jauh membaik, meski kadang ada juga saat dimana hidungnya menjelma sangat sensitif. Setiap minggu selalu ada kiriman makanan dari ibu mertuanya, baik itu makanan jadi yang hanya tinggal disimpan kemudian dipanaskan, dan buah-buahan berkualitas tinggi yang telah dipotong-potong dan siap dimakan.

Perfect Touch💋Where stories live. Discover now