8. Kekesalan Pansy Parkinson

276 33 2
                                    


Pansy baru saja sampai di aula utama, saat seseorang merangkulnya dengan semangat sehingga tubuhnya ikut terhuyung.

"Hai Pans! Apa kau merindukanku?" orang yang merangkulnya adalah Draco Malfoy, orang yang tidak ingin Pansy temui saat ini.

Pansy tidak menanggapi, dia menepis tangan Draco dari bahunya. "Ayo teman-teman," ajak Pansy pada kedua temannya, menjauh dari si Malfoy menuju meja Slytherin.

Draco mengerutkan kening bingung, lalu memutuskan mengikuti Pansy.

"Hei kau, bolehkah bertukar tempat duduk?" tanya Draco menatap Tracey yang duduk disamping Pansy.

Tracey tersenyum canggung menatap bolak-balik antara Draco dan Pansy. Dia ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya mengangguk, dan perpindah tempat duduk, membiarkan Draco mengambil alih tempatnya.

"Bagus," kata Draco singkat, sembari tersenyum puas.

"Aku dengar kemarin kau bertengkar dengan anak kelas enam. Apa yang terjadi?" Draco menopang dagunya memandang Pansy.

Lagi-lagi Pansy tidak menanggapi lelaki pirang di sampingnya. Dia menyantap makanannya bersikap seolah-olah Draco hanya udara kosong. Sedangkan Tracey dan Milicent hanya diam menyantap makanan mereka, berusaha tidak ikut campur.

"Pansy! Kau tidak mendengarnya?" Draco mulai kesal saat Pansy terus mengabaikannya. "Apa kau marah karena aku membentakmu kemarin?" ekpresi Draco seketika berubah menyesal.

"Pergi sana!" seru Pansy dengan ekpresi kesal, tanpa menoleh ke arah Draco.

Draco ingin membalas saat Tracey memotongnya duluan. "Maaf Draco, sebaiknya jangan berbicara dengan Pansy dulu, kita sedang sarapan. Berbicara saat ada waktu luang saja. Dan bukankah kau biasanya makan bersama Blaise dan yang lainnya?" Tracey berkata dengan hati-hati berusaha agar si sombong Malfoy tidak tersinggung.

Draco mengerutkan kening memandang  Tracey yang tersenyum canggung, lalu tiba-tiba menghela nafas berat dan bangkit dari bangku. Dia menuju teman-temannya di sebrang meja yang tak jauh dari sana.

"Aku pikir dia akan marah," kata Milicent memandang ke arah punggung Draco.

"Biarkan saja dia," balas Pansy acuh.

"Sudahlah, cepat habiskan makanan kalian. Kita akan ada kelas sejarah kan?" Tracey berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

Setelah selesai sarapan, mereka berempat lansung menuju kelas sejarah sihir. Seperti biasa kelas sejarah sihir bersama Profesor Binns begitu membosankan. Profesor hantu itu membacakan sejarah sihir dengan nada datar. Hampir semua murid di kelas tertidur nyenyak, kadang-kadang terbangun cukup lama untuk menulis nama atau tanggal, kemudian tidur lagi.

Draco yang duduk di belakang Pansy, terus menusuk-nusuk punggung Pansy dengan jari, berharap Pansy berbalik dan menanggapinya. Tetapi gadis itu terus mengabaikan, seakan tak peduli.

"Pansy, sampai kapan kau terus mengabaikanku? Setidaknya beritahu apa kesalahanku?" kata Draco setengah berbisik, mencondongkan badannya ke depan.

Pansy tidak menjawab, membuat Draco terus menghela nafas panjang.

Tak terasa pelajaran sejarah sihir telah selesai. Pansy keluar dengan tergesa-gesa, sedangkan Draco yang melihatnya lansung mengikuti dibelakang gadis Parkinson itu.

"Pans."

"Hei kau dengar aku tidak?"

"Pansy Parkinson."

"Pan pan."

"Parkinson."

"Pansy!"

Draco terus memanggil nama gadis berambut pendek itu, sembari mengekorinya kemanapun dia pergi. Pemandangan ini dilihat murid-murid Hogwarts dengan rasa penasaran. Biasanya Pansy Parkinson yang terkenal selalu mengekori Draco Malfoy, sekarang mereka melihat pemandangan yang sebaliknya.

The Story of Draco and Pansy Where stories live. Discover now