Chapter 5

2.5K 356 20
                                    

"Dad!!!" Pekik [Name] yang melepas tangan Yuuta dan berlari dan melompat kearah sang ayah, Kento membalikkan badannya lalu dengan sigap menangkap tubuh sang anak.

"[Name], tadi itu sangat berbahaya jangan di ulangi lagi" Ucap Kento memperingati sang anak.

Sedangkan [Name] hanya tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya membuat sang ayah hanya menghela napas.

Kento lalu melirik kebelakang, Yuuta yang sedari tadi hanya memperhatikan kemesraan ayah dan anak.

"Okkotsu, terimakasih telah mengantarkan [Name] sampai sini" Yuuta menggelengkan kepalanya secara perlahan.

"Iyee, [Name]-chan sudah aku anggap adik sendiri. Lagi pula hanya [Name] yang tidak takut aura ku karna Rikka-chan" Ucapnya sambil tersenyum manis.

Kento mengangguk paham, ia lalu menatap [Name] dan Yuuta secara bergantian.

"Aku akan pulang, tolong titip ucapan terimakasih ku pada Shoko Senpai" Kata Kento yang lalu pergi meninggalkan Yuuta.

****

Kento menaruh [Name] dengan perlahan, takut jika sang anak akan terbangun ia lalu mengelus rambut pirangnya dan mengecup singkat kening [Name].

Sebuah senyuman kecil muncul di wajah tampan milik Kento, ia mengelus-elus kepala sang anak dan menatap bulan.

Netra birunya melirik wajah sang anak, ia lalu duduk dibawah dan menatap lekat wajah [Name] yang sangat mirip dengan dirinya.

"Kenken, bagaimana kalau anak kita lahir dia malah mirip denganku?" Tanya seorang wanita berambut hitam  pekat.

"Itu lebih baik"

"Loh kenapa? "

"Karna pada umumnya anak perempuan akan mirip dengan ibunya" Ucap Kento sambil melepaskan kancing kemeja hitamnya.

Wanita itu mengedipkan matanya polos.

"Bukannya anak perempuan itu rata-rata mirip dengan ayahnya yah?"

"Lantas mengapa kau tidak dekat dengan ayahmu?"

"Ayah ku kan mati tolol"

".... Maaf lupa"

Kekehan ringan keluar dari bibir Kento, ia menatap miris wajah sang anak.

"[Name]... Tolong jangan tinggalkan aku" Gumamnya dengan nada pelan, ia lalu menumpu dagunya menggunakan tangan kanannya.

Kento lalu berdiri dan berjalan keluar dengan menutup pintu kamar [Name] dengan pelan.































































































































Kento mendudukkan dirinya di sofa, ia melonggarkan dasinya sedikit dan membuka dua kancing kemejanya.

Hembusan nafas panjang keluar dari bibir Kento.

Ting!

Netra birunya menatap ponsel miliknya, alisnya terangkat sebelah. Ia mendekatkan ponselnya kearah telinganya.

"Ahahaha gutto moruning otou-chan" Sapa Gojo guyon.

"Dousta senpai---"

"Hehehe langsung ke inti saja, aku menemukan beberapa barang milik istri"

Badan Kento seketika menegang.

"Aku menemukannya di rumah lama milik orang tua nya, tapi ini sedikitpun aneh.. Bukankah orang tuanya membenci nya?"

Kento lalu berjalan kearah kamarnya untuk mengambil jaket miliknya dan membuka pintu rumahnya.

"Aku akan kesana" Ucap Kento dengan nada serius.

"... Apa kau yakin? [Name]-chan sendirian lohh di Apartemen mu, bukankah lebih baik di titipkan ke Tsumiki?"

"Tidak,,, aku ingin dia menjadi anak yang mandiri... Lagipula dia mempunyai---- lupakan aku akan kesana tolong tunggu aku senpai" Ucapnya yang lalu mengunci pintu Apartemen dari luar.

"Hmm baik, tapi tolong di percepat karna aku sedang menunggu diskon makanan manis di Restoran lohhh"

Twitch

Muncul perempatan imajiner di dahi Kento, ia menghela nafasnya frustasi.

"Hahh wakatta"

♧♧♧♧

[Name] mengedipkan matanya, ia melirik kearah jam yang menunjukkan jam 08.00

"Aahkkk aku terlambat!" Pekik [Name] panik yang lalu berlari kearah kamar mandi.

Drap drap drap

Langkah kaki kecil milik gadis bermarga Nanami berlari kearah dapur. Rambutnya lupa ia sisir.

"Dad [Name] terlambat!--- eh? Dad?"

[Name] mengedarkan pandangannya, dimana ayahnya? Apa jangan-jangan ia lupa kalau anaknya tertinggal dan masih di Apartemen?

Tok tok tok tok

"Dad! Wake up!! Kita terlambat!!" Teriak [Name] sambil menggedor-gedor pintu kamar Kento.

Ia mengerucutkan bibirnya sebal, gadis itu menyenderkan tubuhnya di pintu kamar Kento.

"Hmph!--- eh? Wakhh!" Pintu yang tadinya tertutup menjadi terbuka, Kento lupa mengunci pintu kamarnya.

Bruk

"Ittai" Lirih [Name] merintih kesakitan sambil memegang hidungnya, ia mendongak keatas matanya seketika berbinar.

"Woaahhh"

Gadis kecil itu lalu berdiri dan mengitari kamar Kento, ya... Semuanya serba hitam mulai dari kasur dan sprei hitam, sofa hitam, dan walpaper kamar yang berwarna hitam.

"Serba hitam dad suka warna hitam" Gumamnya yang lalu menengok ke meja kerja milik Kento.

"Eh? Itu... Siapa?"




Tbc...


The Daughter Nanami Jujutsu KaisenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang