🍑CHAPTER 25🍑

1.3K 146 51
                                    

AKU KEMBALI
BWAAAAA

____________

Wajah perempuan itu memucat dan langsung merebut testpack dari tangan Seokjin. Namun Seokjin cukup cekatan, ia berhasil menjauhkan tangannya dari Yerin. Pria itu pun menyembunyikan benda itu di belakang badannya.

Yerin yang sudah berkeringat dingin pun akhirnya menyerah. Dia menatap tajam mata Seokjin karna marah dengan sikap calon suaminya ini.

"Ya! Aku hamil! Kenapa?!"

Seokjin hanya menyeringai. Akhirnya ia mengetahui segala kelakuan busuk wanita ini. Awalnya sudah dari beberapa minggu yang lalu dia sudah curiga. Pasalnya, sudah beberapa kali Yerin tertangkap dengan tidak sengaja sedang menelpon seseorang dengan nada yang cukup ambigu.

Seokjin marah? Tentu, hanya saja rasa lega dan senang lebih dominan untuk sekarang ini. Entah itu karna apa.

"Lalu? Untuk apa kau tetap disini?"

Nada sinis itu membuat Yerin kesal. Tak hanya itu, ia juga merasa sangat malu karna kelakuan gelapnya sudah terkuak.

Tanpa membalasnya, perempuan itu bergegas membalikkan badannya dan pergi meninggalkan titik itu.

_______

Malam ini Jisoo hanya ingin menyendiri dulu. Ia datang ke sungai Han hanya untuk menenangkan pikiran dan hatinya. Jisoo terlalu lelah jika tidak istirahat sejenak. Ia tidak pernah berpikir di usianya yang masih belasan, sudah mendapatkan masalah serumit ini. Mulai dari hutang, pernikahan, masalah rumah tangga, dan lain sebagainya.

Ia pikir, kehidupan pernikahan itu sangat indah karna kita bisa di sayang, di cintai, dan di lindungi oleh pasangan kita. Namun nyatanya apa, di cintai tidak, yang ada malah di selingkuhi. Sialan.

"Kangen Ajussi.."

Kalimat pertama yang ia keluarkan sejak berada di sana. Namun memang benar yang barusan ia bilang.

Jisoo rindu dengan Ajussinya.

Sudah berminggu-minggu ia tidak bisa berdekatan dengan nyaman bersama Ajussinya. Masih ada secuil rasa dihatinya. Ia ingin ditemani menonton film lagi, ingin berbelanja bersama lagi dan ingin jalan ditemani Seokjin lagi. Namun...

"Mau pulang... Hiks.."

"Lalu kenapa kamu gak pulang? Saya selalu tunggu kamu pulang padahal"

Jisoo mengangkat wajahnya dan melihat siapa sosok yang baru saja menyahuti ucapannya.

"Ngapain kesini?" Ucapnya yang masih sesenggukan, ditambah dengan suara yang terdengar lirih.

"Jemput kamu"

"Buat apa? Jisoo gak mau"

"Lalu, arti kata yang barusan kamu bilang itu apa?"

"Yang mana?"

"Yang mau pulang hiks.."

Jisoo memukul bahu Seokjin karna mengikuti tangisannya. Pria itu terkekeh pelan sembari mendudukkan dirinya di samping Jisoo.

Seokjin tidak ingin membuka pembicaraan terlebih dahulu. Ia ingin memanfaatkan momen ini dulu. Sudah lama tidak duduk berdekatan dengan istrinya seperti sekarang ini.

Mungkin dewi keberuntungan sedang berpihak padanya, buktinya suasana disini sangat mendukung untuk dirinya dan Jisoo untuk... Menyelesaikan permasalahan rumah tangga mereka, mungkin.

"Ajussi.." cicit Jisoo, namun tetap memandang indahnya sungai. "Jisoo mau ngomong serius sama Ajussi"

Seokjin hanya menatap sekilas Jisoo lalu membalikkan lagi pandangannya menatap sungai.

Jari jemari Jisoo saling bertautan karna ia merasa gugup sekaligus takut jika dirinya mengutarakan hal ini.

"Jujur, Jisoo gak suka kita kayak gini terus. Walau memang Ajussi yang udah usir Jisoo, tapi Jisoo udah maafin Ajussi kok. Mungkin itu memang kesalahan Jisoo. Tapi maaf, ada sesuatu yang mau Jisoo bilang sekarang ke Ajussi. Kalau Jisoo tunda-tunda lagi, keburu gak bisa karna pasti di halangin sama... Mak lampir itu" Jisoo sengaja mengecilkan suaranya di kata terakhirnya.

"Kalau sampai sekarang kita masih kayak gini, lebih baik Ajussi cerai-in Jisoo—"

Jisoo menutup matanya kala bibirnya bersentuhan dengan bibir Seokjin. Bahkan dirinya sangat terkejut karna tiba-tiba Seokjin menciumnya. Namun, Jisoo tidak menolak. Ia pun juga merindukan ini. Tapi ini bisa saja 'kan ciuman terakhir atau sebagai tanda perpisahan dirinya dengan Seokjin.

"Kamu serius mau cerai dari saya?" Ujar Seokjin sesaat setelah ciuman itu terlepas. Nada pria itu membuat Jisoo kembali bimbang dengan keputusannya, nada yang lirih serta halus, tidak ada sedikitpun penekanan didalamnya.

"Jawab saya, Kim Jisoo.."

Jisoo menunduk dan mengangguk, dia mengiyakan ucapan Seokjin barusan.

"Kamu egois"
"Saya sudah mencintai kamu, dan sekarang kamu meninggalkan saya?! Kamu egois, Kim Jisoo"

Lagi-lagi air mata Jisoo turun untuk yang kesekian kalinya. Kalimat yang barusan ia dengan adalah kalimat yang sangat ia idam-idamkan dari dulu, namun tidak dengan keadaannya.

"Maaf.."
"Tapi Jisoo gak suka kalo hidup Jisoo di ganggu orang lain.... Apalagi sama mak Lampir itu" Jisoo mengecilkan suaranya di kalimat akhirnya. "—Bukan maksud Jisoo buat kabur dan lupain hutang Bibi. Jisoo bakal bayar semuanya tapi.. gak harus tinggal satu atap sama Ajussi."

"Gak! Saya harus berbuat apalagi supaya kamu mau tinggal lagi bersama saya?! Urusan saya dengan Yerin sudah selesai dan dia akan pergi dari rumah saya." Seokjin menjeda ucapannya sebentar. "Saya mohon, Sayang.."

Badan Jisoo membeku tiba-tiba. Satu kata di akhir kalimat Seokjin membuat Jisoo benar-benar terpaku. Pasalnya, hati Jisoo mendadak sedikit senang mendengarnya.

"Apa perlu saya beli rumah baru hanya untuk kita dan anak-anak nanti?"

Puk!

"Apaan si, Ajussi. Kalo ngomong gak boleh gitu, pake bawa anak segala"

"Kenapa? Kamu gak mau punya anak sama saya?"

"Dasar gila"

____________________

"Maaf, Oppa..."

Eunwoo hanya bisa tersenyum mendengarnya. Ia juga tidak bisa melarang Jisoo untuk tetap tinggal lagi dirumahnya. Mungkin gadis itu sudah menyelesaikan masalahnya.

"Kenapa minta maaf? Aku seneng kamu udah baikan lagi sama suami kamu. Tapi ingat ya, kalo ada apa-apa lagi jangan sungkan buat dateng kesini. Rumah aku selalu terbuka buat gadis secantik kamu"

Jisoo tersenyum lalu memeluk Eunwoo sebagai salam perpisahannya.

"Udah jangan lama-lama pelukannya, udah di tungguin tuh"

Jisoo menengok ke belakang dan benar saja, sudah ada Seokjin yang tengah menunggu di depan pintu. Namun bukannya lepas, Jisoo malah memeluk Eunwoo sekali lagi, bahkan lebih erat dari yang tadi dan itu membuat Seokjin cemburu.

Eunwoo hanya bisa tertawa kecil melihat Seokjin yang terbakar api cemburu. Tapi setelah itu pelukan pun berakhir dan Seokjin bisa bernapas lega lagi.

Jisoo pun berjalan sambil membawa tas yang berisi bajunya yang di belikan Eunwoo.

"Dadah Eunwoo Oppa ganteng. I love you.."

"Heh! Ngomongnya!"

Jisoo hanya menyengir tidak jelas.

BERSAMBUNG..

CILUK

BA..

HEHEHEHEH

IYA AKU TAU ALURNYA UDAH GAK JELAS  T__T

SEBENTAR LAGI MAU TAMAT KOK, JANGAN BERENTI BACA DULU YA 🥺

Alpaca Ajussi || JinsooWhere stories live. Discover now