♧Chapter27♧

14 11 0
                                    

Hiik! Hik!!

Sudah mabuk, cegukan pula. Yoshi menatap Winter dengan raut wajah frustasinya. Rambutnya sudah terlihat acak-acakan karena frustasi dengan gadis yang duduk di sampingnya.

"I want to die." Baru saja pantat Yoshi menyentuh permukaan kasar kursi halte, celetukan tak berdasar dari gadis di sampingnya membuat Yoshi dengan gerakan cepat menoleh ke arah samping.

Kulit wajah yang perlahan memerah, suara cegukan yang semakin lama semakin terdengar memuakkan, serta tangan Winter yang bergerak secara random entah itu memukulinya, mencubitnya, ataupun menyentuh rambutnya membuat Yoshi kambali menghela nafas panjang. Dilihat dari jumlah sisa isi dari kaleng soju yang diminum Winter tadi, kemungkinan gadis itu hanya meminum dua atau tiga teguk saja. Tapi Yoshi tidak percaya kalau efeknya akan sangat parah pada gadis itu. Terbukti sekali kalau gadis itu tidak kuat minum dan mungkin baru pertama kali?

Pukulan di pahanya terasa semakin keras. Yoshi yang sedang bersandar sambil memejamkan matanya sesaat melirik dan benar seperti dugaannya, gadis itu sudah berubah ke badan chubby. Kepala Winter yang bersandar di bahu kirinya juga terasa semakin berat. Sepertinya dia akan kewalahan mulai saat ini. Bagaimana caranya mengantar gadis itu pulang ke rumahnya? Lagipun, Yoshi sungguh bodoh tidak membawa kendaraan di saat genting seperti ini. Bukannya tidak ingin, hanya saja dirinya sebelum kesini sempat ke rumah sepupunya. Dan kebetulan dirinya menumpang di mobil orang tuanya. Karena merasa bosan berada di sana akhirnya Yoshi lebih memilih keluar. Dan tak tahunya akan mendapat masalah seperti sekarang. Yoshi sudah tidak tahu berapa banyak dosa yang dia dapatkan sekarang, membuat seorang gadis yang bahkan belum cukup umur untuk meminum minuman keras sampai mabuk seperti sekarang sungguh perbuatan yang sangat buruk. Bahkan laki-laki itu setuju dan mengklaim dirinya sendiri sebagai laki-laki brengsek hanya karena satu kecerobohan nya.

"Semua orang jahat."

"Iya tau. Gue emang jahat."

"Manusia itu menakutkan. Gue sendirian sekarang."

Tatapan mata laki-laki itu melunak. Seiring dengan suara isakan tangis yang entah sejak kapan mulai terdengar dari bibir mungil milik gadis gembul di sampingnya. Mata itu terpejam erat, kepalanya bersender nyaman di bahu milik laki-laki itu, namun dapat Yoshi lihat dengan jelas kalau perempuan itu tengah menangis sekarang. Yoshi sering kali mendengar dari beberapa mulut orang-orang yang mengatakan kalau orang yang dalam pengaruh alkohol atau dalam keadaan mabuk pada saat berceloteh, kemungkinan besar orang itu akan menyampaikan isi hatinya dengan jujur secara gamblang. Orang mabuk itu lebih dapat dipercaya omongannya dari pada orang yang dalam kondisi normal. Dan Yoshi yakin 87% perasaan gadis itu adalah kesedihan. Bagaimana gadis itu terus saja mengeluarkan kalimat yang mendeskripsikan keadaan serta keinginannya membuat Yoshi juga paham dan mengerti kenapa gadis itu berada di pinggir jalan dan bukannya berangkat ke sekolah.

"Kita pulang yuk. Wajah lo udah merah banget. Taksi online yang gue pesan udah otw kesini." Ajakan itu dijawab keras dengan gelengan. Gadis itu tidak mau pulang. Tidak ada siapa-siapa di rumah. Dia nyaman di sini, sekiranya masih ada Yoshi yang senantiasa sabar mendengar celotehannya. Namun tanpa gadis itu sadari, hal tersebutlah yang membuat Yoshi was-was. Di jarak puluhan langkah kaki dari jarak mereka terlihat beberapa perempuan yang mengenakan seragam sekolah berjalan ke arah mereka. Sepertinya beberapa gadis itu akan ke halte dan turut menunggu bus untuk pulang ke rumah. Yoshi tidak bodoh untuk tidak mengingat seragam sekolah yang dikenakan mereka. Seragam itu persis dengan seragam sekolah Asahi dan berarti mereka juga satu sekolah dengan Winter. Keberadaan Winter sekarang bisa jadi ancaman untuk gadis itu sendiri. Apalagi di keadaan mabuk seperti sekarang.

"Aishhhh Yoshi bodoh!" Langkah kaki mereka semakin mendekat, saat ini mereka mungkin masih belum mengetahui keberadaan Winter di sana, namun jika dirinya tidak melakukan apapun, sama saja menyerahkan diri untuk dicercah dan dituding begitu saja.

Cinta Penawar Kutukanजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें