3

1.2K 149 13
                                    

Promise Me, Sensei

Story by : Eminamiya

Rate : M


HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MENG-COPY CERITA INI

DON'T LIKE, DON'T READ

Happy Reading





Aku duduk terdiam. Kedua kaki kulipat bersimpuh dan bola mataku bergulir menatap hampa pada ponsel yang kusimpan begitu saja di atas meja.

Satu hembusan napas tertahan lolos begitu saja dari mulutku, dan dilanjutkan dengan tatapan yang melemah.

Naruto-sensei ... berbohong.

Sejak semalam, ia tak memberi kabar apa pun. Tak ada pesan apalagi panggilan yang kuterima. Padahal, dia sendiri yang berkata jika akan menghubungi bila telah sampai di apartemen.

"Masih pagi sudah termenung."

Aku terkesiap, kedua bola mataku lantas menoleh dan menatap pada seorang wanita yang berusia beberapa tahun lebih tua dariku--yang baru saja mendekat sembari membawa nampan berisi makanan di tangannya.

Kak Hana.

"Apa yang kau pikirkan?" lanjutnya setelah berhasil meletakkan hidangan yang masih mengepulkan banyak uap panas dengan utuh ke atas meja.

"Tidak ada, Kak," balasku.

Kakak mendudukkan diri dengan nyaman dan memulai pembicaraan kecil sembari menikmati sarapan yang ia buat.

"Aku berencana pulang untuk menemui ibu."

Suapan pada mulutku terhenti dan aku memilih menatapnya seolah meminta penjelasan.

"Kenapa? Apa terjadi sesuatu?"

Kakak menopang dagu dengan tangan kiri lalu menatap keluar jendela.

"Tidak. Aku hanya merindukannya." Mata itu balik menatap ke arahku. "Kau tahu, sebenarnya aku berhenti dari pekerjaanku," ungkapnya dengan nada yang sedikit meninggi dari sebelumnya.

Aku kaget, tentu saja. lantas memandangnya penuh keheranan. Kakak adalah tipikal orang yang cukup pekerja keras, jika dia berhenti secara mendadak, pasti telah sesuatu di tempatnya bekerja.

"Kenapa bisa begitu?"

Dan aku dapat mendengar serta menyaksikan bagaimana satu helaan napas lolos dari hidungnya, lalu disambung dengan dengusan kesal yang keluar begitu lantang dari mulut. Kak Hana menatapku dengan wajah yang tidak dapat menyembunyikan kekesalan, serta mulai menjelaskan semua yang terjadi. Sesekali mulutnya akan melontarkan makian ringan untuk meluapkan semua kekecewaan yang ia rasakan.

"Apa mereka pikir bisa mendapatkan orang yang lebih baik dariku?! Lihat saja nanti!"

Kakak tertawa, yang entah mengapa, tawa itu justru membuatku menatap sedih.

Kesimpulan dari cerita panjangnya, ia kesal karena telah bekerja selama bertahun-tahun namun statusnya tak pernah berubah dari sekedar menjadi karyawan magang. Kak Hanabi hanya ingin berada di posisi sebagai karyawan tetap dan diperlakukan layak seperti karyawan lainnya. Tapi, sebagaimanapun kerasnya dia bekerja, usahanya selalu dipandang sebelah mata. Akhirnya, kakak memilih untuk keluar karena merasa tidak mendapat keadilan.

"Tak apa. Setidaknya, dengan begini aku mempunyai waktu untuk mengistirahatkan diri. Aku bisa berlibur. Mungkin aku akan pergi cukup lama untuk menenangkan diri dan menghabiskan waktu dengan membantu ibu di toko hingga aku mendapat pekerjaan lagi."

Promise Me, Sensei ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang