Opening

2.5K 198 4
                                    

Promise me, Sensei

Story by : Eminamiya

Rate : M


HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MENG-COPY CERITA INI

DON'T LIKE, DON'T READ

- Oke, Happy Reading -





Hyuga Hinata

Saat menginjak usia empat tahun, aku dan kakak akan menghabiskan waktu dengan mendengarkan ibu membaca sebuah dongeng singkat mengenai seorang putri cantik yang tinggal di dalam sebuah kerajaan. Bagaimana kehidupan menyenangkan dari sang putri dalam menjalani keseharian, serta dibumbui dengan beberapa masalah kecil yang dapat ditangani begitu mudah, lalu diakhiri dengan kisah bahagia kala ia berhasil menikahi pangeran yang sangat dicintai.

Begitu manis, hingga membuatku berpikir bahwa dunia memang seindah itu.

Beberapa kali pernah terdengar, jika otak seorang anak masih begitu rentan untuk terpengaruh, maka, tak heran bila cerita angin tersebut membuatku mulai ikut merancang berbagai rencana kecil di dalam kepala. Sempat menentukan dengan mudah, bila kelak dewasa nanti, aku akan menjadi seperti sang putri; selalu hidup bahagia dan menikah bersama pangeran yang kuidam-idamkan.

Sederhana dan penuh akan imajinasi.

Namun, seiring berjalannya waktu, ketika usiaku bertambah dan aku mulai sedikit memahami mengenai kehidupan, kesadaran membuatku mengerti bahwa cerita manis seperti itu hanya terjadi di dunia dongeng dan bukan dunia nyata. Tak semua garis takdir dapat dilukiskan agar sejalan dengan harapan hati.

Aku berubah. Lebih mencoba untuk realistis. Membangun tujuan hidup yang lebih apa adanya, mungkin seperti membantu ibu di toko kue, lalu melanjutkan sekolah hingga selesai, mendapatkan pekerjaan yang baik dan menemukan pria yang akan kujadikan pendamping hidup hingga tua kelak.

Aku hanya mencoba untuk menjalaninya sesederhana mungkin, sungguh tak ada lebih.

Hingga tiba di mana aku sadar, bahwa manusia tidak bisa menentukan apa yang akan terjadi di masa depan. Semua bisa berencana, namun takdir dimainkan oleh kenyataan, bukan khayalan.

Dulu, ibu selalu berkata, jadilah anak yang baik agar kau mendapatkan hal baik juga. Diriku yang masih begitu kecil dan polos pasti akan berusaha melakukan seperti apa yang ibu katakan.

Namun, semakin dewasa, aku juga semakin mengerti, jika menjadi baik saja tidak akan cukup.

Dunia ini terlalu keras bagi orang-orang yang masih memiliki pola pikir terlampau lugu.

Aku tertawa.

Benar, jika mengingat kembali perkataan ibu, biasanya tanpa sadar aku akan tertawa dalam hati.

Sebaik-baiknya manusia menjalani hidup, setidaknya, pasti ada satu kesalahan yang akan diperbuat--baik disengaja, maupun terjadi tanpa sadar. Seiring berjalannya waktu, kesalahan tersebut akan berubah menjadi sebuah kenangan. Serta lucunya lagi, orang-orang akan selalu menjadikan kenangan buruk sebagai sesuatu yang harus dilupakan.

Terkadang aku hanya bingung, kenapa hal buruk selalu ingin disingkir, disaat hal buruk pun merupakan hal yang paling mudah untuk diingat?

Padahal, meskipun kau berusaha untuk melakukan, hal itu akan tetap menjadi bagian dari hidupmu di masa lalu. Sekuat apa pun kau ingin melupakan.

Serta bicara mengenai hal itu, aku akan berbagi kisah untuk membuktikan bahwa menjadi baik dan manis tidak akan menjamin dunia berlaku hal yang sama.

Dan ini semua... dimulai saat kata keluguan berubah menjadi awal dari sebuah peristiwa.




- Promise me, Sensei -



Openingnya gak jelas banget (╥﹏╥)

Promise Me, Sensei ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang