Waktu bersama

39 7 15
                                    

Mereka berdua berjalan di super market yang terletak di mall terdekat.

"Mau bikin apa Rhe?" tanya Kafa.
"Roti bakar sandwich, isi tuna mayo, selada, tomat, beef, kurang lebih bahan-bahan nya kayak gitu, tapi gue belum nemu nama yang cocok buat menu itu" ucap Rhea.

"Kenapa suka coba-coba bikin menu-menu masakan Rhe? Loe punya hobi baru?" tanya Kafa.

Rhea hanya tertawa renyah mendengar pertanyaan Kafa "nggak kok, cuma pingin bikin menu-menu baru aja" ucap Rhea.

Kafa menggaruk rambut nya yang tak terasa gatal. Sulit sekali mengerti wanita.

.

.

.

.

.

.

.

Ditempat lain, kini Tania tengah menunggu kedatangan Gavin di Cafe.

Tidak lama kemudian, sang empu yang ia tunggu sejak beberapa menit yang lalu kini datang menggunakan celana jeans dan Sweater jaket, yang membuat dirinya semakin terlihat tampan.

Tidak lama kemudian, sang empu yang ia tunggu sejak beberapa menit yang lalu kini datang menggunakan celana jeans dan Sweater jaket, yang membuat dirinya semakin terlihat tampan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayang aku cakep banget ya gaes:)".

Tania melambaikan tangan nya kearah Gavin, Gavin yang menyadari hal tersebut, langsung bergegas menuju Tania.

"Udah nunggu lama?" tanya Gavin, yang hanya di balas gelengan oleh Tania.

"Kamu masih marah saya aku Ai?" tanya Gavin.
"Udah aku bilang berapa kali, aku gak marah ke kamu" jawab Tania.
"Gak marah? Tapi kecewa?" tanya Gavin memastikan.

Tania menarik panjang nafas nya.

"Aku kasih kamu kesempatan lagi Vin, aku gak tau harus ngapain lagi kalau seumpama kamu kecewain aku lagi, kalau sampai itu terjadi, mending kita break aja" ucap Tania, hal tersebut membuat Gavin menggeleng.

"Nggak Ai, bahkan sampai sekarang aku gak pernah punya niat buat berpaling dari kamu" ucap Gavin.

"Please, percaya sama aku" ucap Gavin lirih.

"Boleh aku jujur Vin?" ucap Tania. Gavin menatap kedua manik mata tersebut dan mengangguk pelan.

"Akhir-akhir ini pola hidup aku bener-bener berantakan Vin, itu semua gara-gara aku selalu kepikiran yang enggak-enggak tentang kamu, kamu yang selalu bohongin aku, kamu yang selalu ngasih alasan secara tiba-tiba, kamu yang selalu terlihat bimbang"

"Aku gak bisa berpikir positif buat itu Vin, aku semakin merasa gak nyaman sama kamu Vin".

Tania ingin melanjutkan ucapan nya, namun tenggorokan nya rasanya tercekat, nafas nya terasa sesak, air mata tania luruh.

Gavin yang melihat itu langsung berdiri dari tempat duduk nya, dan memeluk Tania.

"Hiks ... Hiks ... Rasanya sakit Vin!, kalau kamu udah gak punya rasa yang sama seperti sedia kala ... Jangan buat aku selalu berharap kalau rasa kamu selalu ada hiks ..." Tania menangis dalam pelukan Gavin.

Arah BalikWhere stories live. Discover now