52. Cari Kesempatan

Start from the beginning
                                    

"Jangan balik, ikut gue dulu."

"Ikut kemana, sih? Gue udah gerah pengen mandi!"

Nathan mengambil helm dan memakaikannya di kepala.

"Temenin gue ke rumah si Kiran," jelas Nathan dengan nada dingin.

"Rumah lo maksudnya?"

Nathan mengedikkan bahunya dengan acuh. Dia langsung menyalakan motornya. Melihat respon Nathan, dia tidak tega untuk menolak.

"Yaudah ke rumah gue dulu, gue mau ganti baju. Yakali ke rumah lo pake seragam sekolah," ujar Araya, dibalas oleh Nathan dengan sebuah anggukkan kepala.

Sesuai permintaan Araya, mereka ke rumah Araya terlebih dahulu. Gadis itu langsung mempersilakan Nathan masuk.

"Bi Tiyem!"

Bi Tiyem lari tergopoh-gopoh dari arah belakang saat Araya memanggil namanya.

"Kenapa Non? Ada yang bisa Bibi bantu?" tanya Bi Tiyem yang sepertinya tidak menyadari kehadiran Nathan.

"Buatkan minuman untuk teman Aya, ya. Ajak aja ngobrol, atau mau pedekate terserah."

Nathan memutar bola matanya dengan malas mendengar perkataan Araya. Bi Tiyem melirik ke arah Nathan dengan mata berbinar.

"Siap Non! Bibi buatkan minuman terenak buat oppa ganteng ini."

"Oppa?" ulang Nathan dengan tatapan heran.

Araya menahan tawanya, dia langsung pergi ke lantai dua. Meninggalkan Nathan bersama Bi Tiyem.

"Tunggu ya oppa ganteng, Bi Tiyem buatkan minuman terenak untuk oppa," ucap Bi Tiyem mengerlingkan matanya genit.

Nathan menelan salivanya dengan susah payah. Dia bisa bernapas lega saat Bi Tiyem kembali ke arah belakang rumah, mungkin ke dapur.

"AYA PUTRI CANTIKNYA MAMA, MAMA PULANG!"

Nathan telonjak kaget saat mendengar teriakan yang begitu nyaring dari arah luar. Baru saja dia bisa bernapas lega, kali ini apa lagi?

Arumi masuk ke dalam rumah dengan tangan yang menenteng barang belanjaan yang begitu banyak. Wanita separuh baya itu masuk seraya bersenandung kecil. Sampai tiba-tiba kedua mata Nathan dan Mama Araya saling bertemu.

Baik Nathan ataupun Mama Araya hanya saling membatu.

"Kamu anak siapa? Kenapa bisa ada di sini?" tanya Arumi tanpa berkedip sama sekali.

Nathan berdiri, lalu mengangguk dengan sopan.

"Saya Nathan, temannya Araya."

Arumi menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengerti. Di detik selanjutnya wanita itu memicingkan mata, dan melihat Nathan dari atas sampai bawah. Membuat Nathan semakin canggung dan salah tingkah.

"Kamu temannya Aya?" ulang Arumi.

"Iya Tante," jawab Nathan berusaha tetap tersenyum.

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Where stories live. Discover now