52. Cari Kesempatan

128K 16.1K 1.2K
                                    

- H A P P Y R E A D I N G -

***

"Totalnya jadi dua ratus ribu, apa ada tambahan lagi?"

"Enggak itu aja," jawab Araya. Tangannya menyodorkan dua lembar uang berwarna merah.

Araya menenteng plastik dengan nama alpamaret. Dia kehabisan stok cemilan di rumah, makanya dia mampir di tempat ini.

Araya berjalan ke arah Nathan yang berdiri di samping tukang parkir. Laki-laki itu terlihat asik mengobrol dengan tukang parkir tersebut, sampai tidak menyadari kedatangan Araya.

"Nath," panggil Araya.

Nathan yang sedang berbicara langsung menoleh. "Udah selesai, Ray?"

"Udah, nih," ujar Araya seraya mengangkat plastik di tangannya.

Nathan mengangguk, kemudian mengalihkan pandangannya ke bapak tukang parkir.

"Kalau begitu saya permisi dulu Pak," ucap Nathan sembari memberi sebuah uang parkir.

"Tidak usah bayar, Nak. Buat kamu gratis," tolak bapak tersebut.

"Enggak apa-apa Pak, buat Bapak aja," ucap Nathan sedikit memaksa sembari meletakkan uang berwarna merah di tangan bapak itu.

"Terima kasih Nak, ini banyak sekali uangnya."

Nathan tersenyum. "Tidak apa-apa Pak, anggap saja ini rezeki buat Bapak."

Araya sedikit speechless melihat perbuatan Nathan barusan. Tanpa sadar kedua matanya menatap cowok itu dengan lama.

Tiba-tiba Nathan melirik ke arah Araya, membuat gadis itu seketika langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Kalau begitu kami duluan Pak," pamit Nathan sambil mengangguk sopan.

"Iya Nak. Sekali lagi terima kasih banyak," ucap Bapak tersebut terus berterima kasih

"Iya Pak, sama-sama."

Araya dan Nathan berjalan ke arah dimana motor mereka terparkir. Araya melihat ke belakang, ke bapak tukang parkir.

"Kayaknya lo kenal deket sama bapak itu."

Nathan menoleh. "Enggak. Gue baru ketemu sama bapak itu."

"Kok bisa saling ngobrol?" tanya Araya penasaran.

"Apa sih yang enggak bisa bagi seorang Nathaniel Magenta?"

Araya menekuk bibirnya seraya mendelik ke arah Nathan. Tangan Nathan terangkat menoyor kening Araya cukup kuat, sehingga membuat gadis itu mundur.

"Sakit kampret!" umpat Araya.

"Ulululu ... kasian Ayang gue, mana sini liat yang sakitnya," ucap Nathan sembari mendekat.

Araya mendorong tubuh laki-laki itu agar menjauh.

"Lo kenapa jadi alay kayak gini, dah? Otak lo geser karena sakit atau gimana?"

Nathan tergelak mendengar pertanyaan Araya. Membuat Araya mendengus napas kesal.

"Lo pikir gue kagak geli manggil lo dengan sebutan ayang? Kalo aja kagak ada si Alaskar, gue enggak bakalan buat drama yang super alay kayak tadi," jelas Nathan seraya tertawa pelan.

"Lagian buat apa lo drama kayak tadi?"

"Biar makhluk yang satu itu enggak ganggu lo lagi," jawab Nathan.

Araya memutar bola matanya dengan malas. Dia langsung naik ke atas motor Nathan, padahal pemilik motornya saja belum naik.

"Buruan, gue mau balik!" perintah Araya.

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Where stories live. Discover now