♧Chapter26♧

Comincia dall'inizio
                                    

"Diam!"

Suasana semakin mencekam. Yoshi dan Asahi yang awalnya saling menatap dengan sinis kini dibuat menunduk. Tatapan dari pria tua yang kini sudah berdiri di depan mereka sungguh menakutkan. Beliau melonggarkan dasinya kemudian berkacak pinggang sambil menatap jengah kedua pemuda di depannya. Terdengar helaan nafas frustasi dari bibirnya. Terlampau pusing dengan kelakuan kedua pemuda itu. Setiap bertemu pasti diawali dengan sesi perkelahian. Seperti kejadian beberapa menit yang lalu. Entah apa yang terjadi jika dirinya tidak segera menghampiri keduanya. Beruntung di kamar Asahi terlampau aman dan terhindar dari benda-benda tajam. Keduanya bahkan tidak bisa mengontrol diri mereka sendiri ketika berhadapan satu sama lain.

"Jangan harap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian mau jika kalian masih belum bisa mengontrol diri kalian masing-masing. Kalian ini saudara, keluarga dekat. Apa pantas kalian menjadi penerus perusahan Kakek jika kalian masih bersikap kanak-kanakan seperti tadi?"

Wanita yang mengenakan dress biru navy selutut yang sedari tadi tidak bersuara kini memberanikan diri untuk melangkah mendekati pria tua yang mengamuk tadi. Melihat cara pria tua itu bernafas membuat semuanya panik, termasuk Yoshi dan Asahi. Keduanya bahkan sudah melupakan amarah masing-masing dan tanpa sengaja berlari menahan pria tua tadi. Badan gemuk itu terlihat lemah. Nafasnya berhembus tidak beraturan. Seperti sang pemilik yang begitu rakus ingin menghirup udara sebanyak-banyaknya di planet ini.

"Kakek!" Keduanya berseru panik. Bahkan mereka berdua kompak menggotong pria tua itu menuju kasur dan membaringkan tubuh pria itu di sana. Asahi meringis pelan. Penyakit pria tua itu kambuh setelah sekian lama. Dan ini semua gara-gara dirinya- ah tidak! Lebih tepatnya gara-gara si laki-laki yang memiliki rambut merah nyala layaknya iblis itu. Kalau saja Yoshi tidak menghampirinya atau bahkan tidak menyulut emosinya, dia tidak akan membuat gaduh seperti tadi.

Ekor matanya kembali melirik pria yang dia cap iblis itu di sampingnya. Yang diperhatikan tidak merasa sama sekali. Laki-laki itu sibuk menanyakan keadaan pria tua yang sedang berbaring itu. Diam-diam Asahi mencibir, mengolok-olok bagaimana Yoshi terus mengeluarkan pertanyaannya membuat dirinya ikutan jengah melihatnya. Tiga orang lain yakni wanita yang memakai dress biru navy tadi, seorang pria paruh baya berdasi pita kupu-kupu serta pria yang selama ini tinggal bersamanya. Beliau adalah Tuan Hamada, Papa Asahi. Oh lihatlah raut wajah tegas beliau, tidak heran jika keturunannya juga sering di cap sebagai manusia minim ekspresi.

Tting!!

Asahi menoleh, terlampau kaget mendengar suara nontifikasi di ponsel yang masih terletak di meja belajarnya. Laki-laki itu berjalan mengambil benda tersebut kemudian mengeceknya. Melihat kerutan di dahi laki-laki itu membuat Yoshi jadi penasaran. Chat dari siapa yang membuat Asahi betah menatap layar ponsel itu berlama-lama? Tidak ada senyum, tidak ada tindakan berupa ketikan sebagai balasan.

Diam-diam Yoshi berjalan mundur mendekati Asahi yang berdiri memunggunginya dan sedikit jinjit untuk melihat layar ponsel laki-laki itu. Netranya tepat mengarah ke satu baris kalimat terakhir yang dikirimkan dari room chat itu. Anggukan tanda puas membuatnya mengangguk yakin lalu memundurkan badannya sebanyak satu langkah.

"Maaf semua, sepertinya saya tidak bisa berlama-lama di sini."

Semuanya menoleh. Tak terkecuali Asahi sendiri yang terlampau kaget mendengar suara Yoshi yang tiba-tiba berada di belakangnya. Terdengar suara benda jatuh di bawahnya dan ketika kepalanya menunduk, Asahi sudah melihat ponselnya yang tergelatak di lantai dengan posisi layar di bawah. Buru-buru dia menunduk dan memungut ponsel itu, mewanti-wanti supaya layar benda tersebut tidak pecah. Dan untunglah, rasa takut yang menghantuinya sesaat langsung hilang seketika.

"Kamu udah mau pulang? Padahal kita sengaja datang ke sini untuk mengadakan makan siang keluarga. Jarang-jarang loh kita kumpul gini," ujar Pria berdasi yang diangguki oleh wanita ber dress biru navy di sampingnya.

Cinta Penawar KutukanDove le storie prendono vita. Scoprilo ora