CHAPTER 7

507 74 6
                                    

Soobin ada di sana. Menatap dari kejauhan di dalam sebuah rumah yang tepat berada di depan rumah putih itu. Soobin memang sengaja membeli rumah ini jika saatnya tiba. Matanya terus menatap ketika Yeonjun memasuki rumah itu.

Dia tidak bisa menahankan apa yang bergejolak di benaknya dan memejamkan matanya. Akankah Yeonjun menyadarinya? Menyadari kalau aku menunggu saat-saat ini tiba? Menunggu sekian lama dalam kegelapan untuk dirinya?

Matanya menyorot tajam ketika melihat pintu rumah itu terbuka dan Hueningkai menggendong tubuh Yeonjun yang pingsan terkulai tak berdaya. Gerahamnya mengeras, menatap sosok Hueningkai yang lengannya melingkari tubuh Yeonjun.

Tidak bisa dibiarkan... waktunya akan segera tiba.

~ DATING WITH THE DARK ~

Aroma kopi yang familiar menyentuh hidung Yeonjun, membuatnya mengerjapkan mata dan mengernyitkan keningnya, kepalanya terasa pening seperti dihantam sesuatu, dia membuka matanya dan menyadari bahwa dia berada di dalam kamarnya sendiri.

"Kau sudah sadar? Kau ingin secangkir kopi?" ranjangnya bergemerisik ketika Hueningkai duduk di kaki ranjangnya, membawa secangkir kopi yang mengepul panas. Yeonjun berusaha duduk pelan, dan menatap Hueningkai yang tersenyum penuh rasa bersalah.

"Aku tidak tahu orang yang habis pingsan boleh minum kopi atau tidak." Hueningkai menatap Yeonjun lembut, "Hanya saja aku tahu kau menyukainya."

Yeonjun mau tak mau membalas senyuman lembut itu, "Terima kasih." bisiknya pelan ketika Hueningkai menyodorkan cangkir kopi itu ke bibirnya, dia menerimanya dan menyesapnya pelan.

Rasa pahit bercampur manis yang tajam langsung mengembalikan kesadarannya, Yeonjun menyerahkan kembali cangkir kopi itu kepada Hueningkai dan lelaki itu meletakkannya di meja kecil di dekat ranjang.

"Aku pingsan.." Itu pernyataan, bukan pertanyaan.

Hueningkai menganggukkan kepalanya, "Langsung pingsan setelah melihat lilin berwarna biru itu, sama seperti kejadian di restoran itu."

Yeonjun menghela napas panjang, kelebatan ingatan itu membuat jantungnya berdenyut pelan. Lilin berwarna biru sejumlah sembilan buah yang disusun setengah melingkar di dalam kamar rumah itu memang tidak menyala, berbeda dengan yang direstoran. Tetapi efeknya sama, menghantamnya sekeras badai.

Pertanyaannya.... Kenapa?

Yeonjun mulai merasa pening karena tidak menemukan jawaban. Dengan lembut Hueningkai mendorongnya kembali ke ranjang dan menyelimutinya.

"Jangan dipaksakan, kau akan ingat nanti, pelan-pelan saja, oke? Sekarang istirahatlah." Pria itu berdiri lalu membungkuk di atasnya, sejenak meragu, tetapi kemudian mengecup keningnya, membuat Yeonjun memejamkan mata.

Ketika Hueningkai melangkah meninggalkan kamar itu, Yeonjun menatap nyalang ke langit-langit kamarnya, merasa bingung.

~ DATING WITH THE DARK ~

"Aku tidak tega melakukan ini kepadanya, sepertinya setiap dia berusaha mengingat, dia pingsan." Hueningkai bergumam kepada atasannya melalui telepon.

Atasannya terdiam, tampak berpikir, kemudian berkata, "Kau harus membuatnya ingat, Hueningkai. Hanya ingatannyalah yang bisa membantu kita menemukan 'Sang Pembunuh'. Kau tahu hanya Yeonjun dan ayahnya-lah yang pernah bertatap muka dengannya. Ayah Yeonjun sudah meninggal, jadi hanya Yeonjun satu-satunya harapan kita."

Hueningkai menghela napas, menyadari kebenaran kata-kata atasannya. Tetapi melihat Yeonjun yang pucat dan begitu rapuh itu membuat hatinya sakit. Bagaimana nanti kalau Yeonjun menyadari kebenarannya? Sekarang aku tidak boleh mengatakannya... tetapi pada saatnya nanti, Yeonjun akan tahu... dan dia akan... pasti akan hancur.

DATING WITH THE DARK (SOOBJUN VER)Where stories live. Discover now