CHAPTER 2

741 82 0
                                    

Setelah insiden itu, Hueningkai mengantarkan Yeonjun pulang, dan pada akhirnya setelah Yeonjun memaksanya dan meyakinkan bahwa dia baik-baik saja, lelaki itu mau meninggalkannya dan pulang.

Malam itu Yeonjun berbaring di dalam kegelapan, berusaha tidur tetapi matanya nyalang. Dia lalu duduk dan membuka laci di samping ranjangnya, di sana ada obat pil kecil di dalam sebuah botol kaca, obat penenang dari psikiaternya, dengan dosis kecil, hanya diminum kalau Yeonjun mengalami serangan panik akibat trauma kecelakaannya.

Aku sudah lama sekali tidak meminum pil ini... Apakah sekarang aku harus meminumnya lagi? Ingatan akan kejadian direstoran tadi masih membuatnya mual. Rasanya begitu menyiksa ketika merasa ketakutan tetapi tidak tahu kenapa.

Yeonjun menghela napas panjang, menutup kembali laci itu dan berusaha melupakan niat untuk meminumnya. Dia sudah sembuh, dia tidak akan kembali lagi menjadi Yeonjun yang depresi dan didera ketakutan. Mungkin lilin itu hanya mengingatkannya pada sesuatu di masa lalunya, sesuatu yang mungkin sudah tenggelam dalam ingatannya sehingga tidak bisa dipikirkannya lagi.

Yeonjun akan berusaha supaya tidak dikalahkan oleh ketakutannya. Dia pasti bisa. Apalagi dengan hadirnya Hueningkai dalam hidupnya yang membawa secercah cahaya baru bagi kehidupan Yeonjun.

Hueningkai...

Tanpa sadar bibir Yeonjun mengurai seulas senyuman ketika mengingat makan malam mereka yang indah, yang diselingi dengan percakapan yang mengasyikkan, semuanya sempurna dengan Hueningkai, Yeonjun berharap akan selalu sempurna.

~ DATING WITH THE DARK ~

Pagi hari ketika Yeonjun memasak sarapannya, telur dan roti panggang, ponselnya berdering dan dia langsung mengangkatnya ketika melihat ada nama Hueningkai tertera di sana.

"Halo?" Yeonjun bahkan tidak bisa menyembunyikan senyumnya yang terurai dan terpantul jelas dalam suaranya.

"Yeonjun, bagaimana keadaanmu?" suara Hueningkai tampak renyah di seberang sana, membuat senyum Yeonjun melebar.

"Aku baik-baik saja, maafkan aku, kemarin membuatmu cemas."

"Aku senang kau baik-baik saja." Hueningkai berdehem sejenak, lalu berkata, "Aku mampir ke sana, ya? Kebetulan sekarang sedang di dekat rumahmu, kita berangkat ke kantor bersama."

Senyum Yeonjun kembali melebar tanpa dapat ditahannya, "Iya, aku tunggu."

~ DATING WITH THE DARK ~

Setelah mematikan teleponnya, Hueningkai menyetir mobilnya dengan sedikit lebih kencang, menuju ke arah rumah Yeonjun, impulsif memang. Tetapi reaksi Yeonjun kemarin membuatnya cemas, ada sesuatu yang terjadi di sana, Yeonjun sudah jelas-jelas ketakutan meskipun laki-laki manis itu mungkin tidak menyadari kenapa.

Sudah tugasku untuk menjaga Yeonjun...

Dulu dia melakukannya karena memang pekerjaan, tetapi sekarang dia sadar. Ada perasaan yang terlibat, dan perasaan itu ingin memastikan bahwa Yeonjun akan selalu baik-baik saja.

Ponselnya berdering lagi, membuat Hueningkai meliriknya. Hueningkai mengangkatnya dan berdehem lagi, mencoba menenangkan suaranya.

"Apakah ada tanda-tandanya?" suara di seberang sana tanpa basa-basi langsung bertanya. Tetapi memang tidak perlu ada basa-basi lagi, mereka harus mengatur percakapan seefektif dan sesingkat mungkin untuk menghindari bocornya informasi.

Hueningkai tanpa sadar menganggukkan kepalanya meskipun menyadari bahwa orang di seberang sana tidak mungkin melihatnya, "Kemarin dia sangat shock, ada sesuatu aku yakin... aku akan berusaha mencari informasi lebih."

DATING WITH THE DARK (SOOBJUN VER)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu