° Three °

63 13 0
                                    

Entah sudah berapa hari berlalu sejak terakhir Sherry bertemu dengan Su. Sejak perdebatan kecil mereka di hari itu, Sherry selalu memilih untuk menjaga jarak dari Su-atau lebih tepat lagi jika disebut Sherry sengaja menghindari Su.

Mengapa?

Pandangan mereka berbeda. Sherry tak segan mengorbankan dirinya sendiri demi umat manusia. Su juga sama-tetapi, ia tak ingin sosok terkasihnya terluka.

Jika harus mengorbankan sesuatu demi keselamatan Sherry, maka dengan senang hati Su akan maju dan mengorbankan dirinya-namun Fire Moth tidak mengizinkan Su untuk pergi bersama Sherry, sebab misi yang diberikan untuk Sherry termasuk yang tersulit mengingat gadis itu memiliki kemampuan luar biasa.

Tentunya Fire Moth tidak bersedia membiarkan orang seperti Su maju ke medan perang yang terlalu berbahaya, mereka akan rugi nantinya.

Sherry menghela napas. Ia merasa tidak enak pada Su, tetapi egonya terlalu tinggi untuk mengalah dan menghampirinya duluan.

Jika diingat-ingat, rasanya lucu juga-ketika sekarang mereka bisa berdebat dan hidup dengan pendirian masing-masing. Saat masih di SMA dulu, keduanya lebih pendiam dan pemalu-saling canggung dan memilih untuk mengalah satu sama lain.

"Sherry."

Sebuah tepukan di bahunya dibarengi suara yang sangat familier. Oh, sungguh Sherry tidak menyukai suara itu. Ia membalikkan badan, menatap sosok yang menyapanya dengan sangat tidak suka. "Apa?"

"... Menurut info dari atasan, lusa nanti kita akan pergi ke Far East, ada energi Honkai yang cukup tinggi di sana."

Sherry mengernyit malas. "Bersamamu? Bukan dengan Sakura atau Kalpas?"

"Iya, denganku."

Dengan sengaja, Sherry mendecak kesal untuk menunjukkan ketidaksukaannya. Namun, tentu laki-laki dingin itu tidak menggubrisnya sama sekali.

Enggan berbicara lebih panjang, Sherry memilih untuk pergi saja dari sana. Melihat wajah Kevin membuatnya muak. Gadis itu menabrak Kevin dengan kasar, ia tak peduli jika ada orang yang menganggapnya kurang ajar atau bagaimana.

Sebuah ide yang gila namun butuh keberanian terlintas di benaknya. "Oh ya, kenapa aku tidak pergi duluan saja?"

***

Sesuai dengan rencana berani Sherry kemarin, ia sudah terlebih dahulu tiba di Far East, tanpa membawa seorangpun rekan. Ia hanya ditemani dengan Void Archives, yang selalu ia gunakan dalam pertempuran apapun selama ini.

Seekor Ganesha menyerangnya dari depan, dengan cekatan Sherry membuat tiruan Abyss Flower dan membunuhnya dalam sekali serang. Sherry tertawa remeh, musuh seperti itu tidak ada apa-apanya.

"Haha, mudah sekali!"

Lima ekor Archangel beterbangan dan menyerangnya dari udara, Sherry kemudian mengubah Void Archives menjadi tiruan Judgement of Shamash, ia menembaki Archangel itu satu persatu-agak sulit membunuhnya sebab mereka terus beterbangan.

Lima monster, dua puluh, bahkan sudah lima puluh monster ia hadapi. Sejauh ini ia belum ada kesulitan sedikitpun. Ia melayangkan serangan selanjutnya, menyapu bersih musuh di sekitarnya dengan api Shamash.

"Fire Moth terlalu paranoid, padahal hanya ada kroco seperti ini." Sherry tertawa remeh sembari terus membunuh monster-monster itu.

Ketika keadaan semakin tenang, Sherry merasa semua musuh sudah ia sapu bersih. Namun, terlalu cepat baginya untuk senang-gemuruh terdengar dari bawah tanah. Sherry kembali memasang posisi siaga, menggenggam erat tiruan Abyss Flower di tangannya.

Duaar!

Tepat semeter dari pijakannya, sebuah monster raksasa muncul dari bawah tanah. Sherry memandang makhluk itu dengan penuh keterkejutan, netranya tampak terbelalak di balik monocle.

Monster honkai serupa ular muncul dan menggetarkan pijakannya, Sherry melompat ke arah lain-berjaga-jaga sebelum pijakannya runtuh. Ia memandang sosok itu lekat-lekat.

"Monster honkai kelas judgement ... Sesa?!"

Sherry pernah sekali mendengar tentang Sesa, jenis monster honkai yang DNA-nya diambil oleh dokter Mobius untuk dimasukkan ke dalam tubuhnya sendiri. Tak Sherry sangka, wujudnya cukup mengerikan.

Gadis pemberani itu merasa tertantang, ia menyeringai lebar. "Bagus! Harusnya memang seperti inilah monster yang kulawan!"

Sekali lagi, Sherry mengubah Void Archives menjadi senjata lain, kali ini ia memilih Oath of Judah. Rantai dari Judah melilit Sesa, membuat gerakannya terkunci. Sherry berlari mendekatinya, melompat hingga memijak di kepalanya, menembakkan panah dari Judah itu.

Dari Oath of Judah berubah menjadi Seven Thunders of Retribution, Sherry menusuk monster itu dan menyeret pedangnya untuk memotong kepalanya. Namun, ular itu lebih keras dari yang ia kira. Dia mengubahnya lagi menjadi Star of Eden, membuat black hole yang menyeret ular itu ke dalamnya.

Deg!

Saat Sherry hendak menghantam ular itu lagi, jantungnya berdebar-debar sangat keras. Napasnya tiba-tiba menjadi tak stabil. Kepalanya terasa berputar-putar. Sherry mendecak kesal, "Sialan-Void Archives ...!"

Wujud Void Archives di tangannya berubah kembali menjadi kubus biasa, pijakannya runtuh dan Sherry terhempas ke atas tanah ketika Sesa melepaskan diri dari black hole yang menghilang.

Ia hendak mengambil jarak aman, tetapi kakinya sulit digerakkan. Diliriknya ke bawah, ia merasa kesal begitu menyadari entah sejak kapan kakinya sudah terluka.

Persetan dengan ingatan yang nantinya akan terkikis, toh kepalanya pusing adalah tanda ia sudah melewati batas. Sherry sudah tak peduli, ia menarik Void Archives ke genggamannya dan bersiap menyerang lagi.

"Sherry!"

Suara familier terdengar dari balik Sesa, Sherry berhenti ketika melihat rantai Judah melilit tubuh Sesa sekali lagi. Ia bingung, sebab Void Archives masih ada dalam genggamannya.

Seberkas cahaya muncul, bersamaan dengan serangan dari senjata tajam yang memotong tubuh Sesa menjadi sepuluh bagian.

Tak lama setelahnya, dari belakang tubuh yang sudah terpotong-potong itu, munculah satu sosok yang sangat Sherry kenali. Napasnya tersengal-sengal, terlihat sekali ia buru-buru pergi ke sana.

"Su?"

Benar, sosok yang menyelamatkannya saat itu adalah dia, Su.

***

Brave « Su x Sherry (OC) » (Honkai Impact 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang