° Prolog °

95 13 3
                                    

"Sherry, jelaskan padaku."

Kala itu, salah satu dokter dari Fire Moth memandang si gadis yang mengenakan monocle dengan tatapan cemas. Ia yang sehari-hari selalu memejamkan mata, untuk kali ini memperlihatkan sepasang netra fuchsia pada gadis dengan helaian rambut sehitam kayu eboni itu. Tangannya yang ditutupi sarung tangan karet membalutkan perban di lengan kanan sang gadis. "Bukankah dalam misi kali ini, kau pergi bersama Kevin? Mengapa ... kau kembali dengan penuh luka seperti ini?"

Nada suara laki-laki dengan rambut panjang itu terdengar tenang, entah sudah sesering apa Su mengobati Sherry yang sering kembali dalam keadaan tidak baik-baik saja. Entah dengan patah tulang, luka sayat, atau bahkan luka tembak peluru yang entah dari mana asalnya-padahal, ia bertarung melawan monster honkai, bukan dengan manusia yang membawa senjata api.

"Ah, ini hanya hal kecil, kok~" Gadis itu terkekeh geli, ia bukan hanya menganggap enteng masalah itu, tetapi ia bahkan tidak merasakan apapun. "Memang benar aku pergi bersama Kevin, tapi-yah, begitu. Aku berpencar dari dia dan teman-teman yang lain."

"Kenapa kau malah berpencar darinya?"

Senyuman Sherry berubah menjadi kecut, ingatan atas masa lalu yang menyedihkan kembali terulang dalam benaknya. Hari di mana ketika pertemanan mereka 'hancur'-tragedi yang terjadi di kala itu. "Aku masih belum memaafkannya .... Melihat wajahnya membuatku muak."

Su terdiam.

Sebab, ia masih ingat dengan jelas-dua kejadian yang membuat kisah antara Sherry dan Kevin berakhir seperti sekarang.

Ia mengingat hal itu, terutama satu kejadian yang berlangsung tepat di depan matanya sendiri.

Namun, Su adalah orang yang peka. Ia takkan membahas lebih panjang topik itu, karena menyinggungnya barang sedikit saja pun akan membuat Sherry sangat bersedih.

"Aku lipat ujung celanamu, ya. Aku akan memakaikan perban di pergelangan kakimu."

Sherry melihat ke pergelangan kakinya, ia melihat bekas luka sayatan yang cukup dalam, tetapi sudah dibersihkan dan dioleskan obat oleh Su. Ia pun menganggukkan kepalanya. Setelah mendapat izin dari sang gadis Su pun segera melipat ujung celana Sherry.

Laki-laki itu kembali dikejutkan dengan luka yang ternyata masih ada hingga ke betisnya. "Sherry-sebenarnya kenapa lukamu separah ini?"

Su menjadi sangat khawatir, ia mengambil kapas dan membersihkan luka itu dengan hati-hati, tak ingin menyakiti atau membuat gadis itu meringis. "Aku bersihkan lukanya dulu, bilang padaku kalau sakit."

Sherry tertawa kecil, kemudian ia mencengkram luka sayat di kakinya dengan tangan kosong, alih-alih meringis-sama seperti biasanya, ia tersenyum tanpa beban. "Kau lupa, ya? Setelah operasi MANTIS, aku tak bisa lagi merasakan 'sakit'."

"Maaf ya aku selalu merepotkanmu karena terlalu sering melukai tubuhku. Aku bukannya ingin memaksakan diri, hanya saja-aku tidak tahu di mana batasanku dan kapan aku harus berhenti. Toh, aku tak merasa sakit sedikitpun, bahkan ketika kakiku patah. Cuma terasa susah digerakkan, sih."

Su tertegun, ia tak membalas celotehan Sherry. Ia sudah tahu efek samping yang didapatkan sang gadis-tetapi, ia terkadang tidak mengingatnya. Atau, lebih tepatnya-ia menolak untuk percaya atas efek samping yang diterima oleh sang sosok terkasih.

Namun, Su mengetahui satu hal.

Bagi Sherry, efek samping itu terasa seperti hal yang menguntungkan baginya-sebab, ia bisa berani menggunakan tubuhnya tanpa perlu merasakan sakit saat bertarung.

Oleh sebab itulah, Sherry seringkali pulang dengan keadaan yang cukup memprihatinkan, terutama jika ia pergi dalam misi seorang diri. Oh, sungguh-jika bisa, Su ingin menemani Sherry dalam tiap misinya, supaya sang gadis tidak memaksakan dirinya sampai seperti itu. Namun, keberadaannya sebagai dokter lebih dibutuhkan di Fire Moth, ketimbang sebagai prajurit yang sudah ada banyak sekali.

Sherry memang terlalu berani-atau sesungguhnya, Su lebih menganggapnya sebagai sosok yang gegabah dan keras kepala.

Pada akhirnya, laki-laki itu hanya menghela napas. "Lebih berhati-hatilah, Sherry. Hatiku sakit ketika melihatmu terluka."

***

Brave « Su x Sherry (OC) » (Honkai Impact 3)Where stories live. Discover now