Bab 5

654 50 0
                                    

"Ayam bagian dada 3, paha atas 1, nasi 3, soda 2, jeruk hangat 2, air meneral 3. Sudah itu saja dulu. Terimakasih." Ucap Kemila lalu menatap bergantian kedua pria yang kini sudah menjadi bagian hidupnya.

"Ini tidak sehat Mila." Ucap Alex tiba tiba. Setelah perdebatan panjang mereka di mobil, akhirnya Alex harus mengalah dan membiarkan istri serta anak mereka memakan makanan cepat saji yang tidak baik untuk kesehatan.

"Sekali - kali aja Mas, toh ini nggak setiap hari kan." Balas Kemila menampilkan deretan gigi putih bersih.

Tak ingin membalas, jujur saja Alex masih sangat tidak terbiasa dengan panggilan baru untuknya.

"Sejak kapan mereka akrab?" batin Zean bingung, setelah melihat interaksi kedua orang tunya.

flasback on

Lalu lalang manusia memenuhi ruang bandara. Berbagai kesibukan di rasakan masing masing menjelang keberangkatan. Entah di mulai pemeriksaan tiket ataupun pengecekan jadwal penerbangan kembali.

Dengan pakaian kasual, Kemila berjalan berpegangan tangan mengikuti arah suaminya. Sungguh ini baru pertama kali ia berada di bandara dan itu membuatnya sedikit gugub dan takut.

Lagi dan lagi, banyak mata yang mengarah kepadanya. Ralat, suaminya.

"Jirr, ganteng banget itu orang."

"Bule bukan sih?"

"Mau dong satu kayak gitu"

Begitulah rata rata pujian yang ia dengar untuk Alex. Merasa tangan istrinya gemetar, dengan inisiatif Alex menggegam tangan Kemila lebih erat.

"Papa di sini?" Tanya seorang pria bermanik sama dengan Alex. Dan membuat perhatian Kemila tertuju pada suara.

"Nggak ada yang mirip." Gumam pelan Kemila melihat fitur wajah Zean yang lebih mirip Alex ketimbang Kemila. Bahkan tidak ada yang lebih mirip kecuali alis yang rata.

Tidak menunggu jawaban Papanya, tatapan teralih pada wanita bersama Papanya. Apalagi tautan tangan mereka yang sangat terlihat jelas.

"Kenapa dia di sini?" Batin Zean bingung.

"Bagaimana dengan perjalananmu Zean?" Tanya Kemila sok akrab. 

Namun di balas dengan tatapan tanya dari Zean.

"Biasa saja." Balas Zean singkat. Setelah melihat tatapan membunuh Papanya.

"Sial" Batin Zean tak terima.

Tanpa menunggu kesiapan, Alex menarik tangan Kemila pelan lalu berbalik menuju arah pintu keluar.

Flasback off

"Bagaimana dengan liburanmu Zean, apakah Bali menyenangkan? Dan di mana oleh - oleh untuk ibumu?" Tanya Kemila beruntun dengan tatapan penuh harap pada Zean.

"Biasa saja." Singkat Zean. Ia tidak ingin lagi melihat tatapan menakutkan dari Alex.

"Oleh - oleh nya?" Tanya Kemila kembali, sudah menjadi kebiasaan di masa lalu apabila jika ada orang pergi liburan pasti dialah orang pertama yang meminta buah tangan.

"Tidak ada." Balas Zean acuh, berusaha tidak terlihat iba setelah melihat tatapan sedih Kemila.

"Pie, tas, atau gantungan kunci gitu nggak ada?" Tanya Kemila kembali namun tidak di balas oleh Zean.

"..."

Menyerah, akhirnya Kemila memilih untuk diam. Tidak seharusnya ia bersikap seperti itu kepada Zean. Terlebih hubungan mereka yang sebelumnya tidak baik - baik saja dan hal ini pasti membuat Zean tidak nyaman.

Liku itu Aku (kimsanyu2)Место, где живут истории. Откройте их для себя