Prolog

48 9 1
                                    

Langit sore yang begitu indah melambangkan hari akan segera berganti menjadi malam. Lembayung senja berwarna jingga kini tampak hadir di depan mata, diiringi deruan suara ombak seakan mengantar kepergiannya. Ah sore yang begitu romantis.

"Jangan terlalu menghayati, nanti kita akan bertemu yang lebih indah dari ini." Katanya.

Aku menoleh, diiringi senyum yang membuatnya ikut tersenyum pula. Rasanya mustahil bisa menikmati senja dengan orang yang sudah lama pergi dari hidup kita. Namun ternyata bagi semesta tidak ada yang mustahil, tidak ada yang tidak mungkin semua sudah ada garis takdirnya.

"Kamu tau? Ini adalah hal yang paling aku tunggu." ucapku.

Dia tersenyum, wajah itu tersenyum. Mata indah yang selalu aku rindukan, senyuman manis yang selalu aku bayangkan, serta tatapan rindu yang selalu aku rasakan kini semua telah ada di depan mata.

Bagaimana bisa tuhan baik sekali? Mengganti rasa kecewa menjadi bahagia.
Ah rasanya aku sangat bersyukur bisa mendapat patah hati terdalam waktu itu.

"Ayo! Ini udah malam, kita harus pulang." Dia berdiri sambil menarik tanganku.

-lindaawt-

Garis TakdirDonde viven las historias. Descúbrelo ahora