1

15.2K 977 120
                                    

Yoo yooo wassap, kembali dengan cerita baru yang harapannya semoga ceritanya rame pembaca dan peminat, idenya lancar tanpa hambatan sampe ending biar gak perlu di unpublish.

Walaupun di luaran sana banyak banget cerita tentang Sugar Mommy, semoga cerita ini beda dari yang lain ya jadi tidak membosankan alurnya.

So tanpa banyak cakap, lets check this out. Happy Reading guys~



Maudy menatap nanar isi dompetnya yang sangat tipis seperti kertas gorengan. Dia mendesah setelah mengambil uang kertas berwarna ungu janda lembar terakhir didompetnya.

"Sisa ceban doang, makan apa ya gue?" Monolognya dengan raut wajah kusut.

"Masa mie lagi sih, lama-lama usus buntu gue" dengusnya.

"Tapi kalo gak makan ya laper, kasian perut gue nanti makin rata kek anak kurang gizi" ucapnya sambil mengelus perutnya yang keroncongan.

"Begini banget jadi anak kos" keluhnya.

Maudy masih mendumel, meratapi nasibnya yang hidup pas-pas an sebagai anak kos di Jakarta. Harus bertahan hidup dengan uang jajan yang dikirimkan sebulan sekali oleh orang tuanya yang sebenarnya tidak pernah cukup menutupi kebutuhannya.

Iya Maudy harus pergi jauh dari orang tuanya karena tujuan berkuliah. Dia sebenarnya hanya gadis desa biasa.

Maudy bangkit, berjalan menuju pintu kamarnya dan saat keluar kamar dia bertemu dengan Gina teman kosnya yang kamarnya tepat berada disebelahnya.

"Dari mana cuk?" Tanya Maudy.

Gina tersenyum lebar, memamerkan kantong makanan dari restoran cepat saji yang terkenal dengan logo huruf M nya.

"Buat rakjel kayak loe nih" ucapnya cekikikan sambil memberikan kantong tersebut.

Harum ayam kentucky langsung tercium di hidung Maudy "tumben maneh punya uang?".

Gina melirik sebal Maudy "gak mau? Udah dikasih banyak komen maneh".

"Hehe canda Gina cantek, makasih ya" Maudy cengegesan.

Gina hanya mengangguk "loe mau kemana? Pasti mau cari makan yah?" Tebak Gina.

"Iya, mau beli mie".

"Mie mulu, gak ada gizinya. Dasar anak kos" cibir Gina.

"Loe juga anak kos ya jangan songong".

"Tapi gue sih berkelas, makan masih enak" Gina mengibaskan rambutnya yang sebahu itu.

"Iya aja deh gue".

"Masuk deh, mau ngobrol gue" Gina main selonong masuk ke kamar kos Maudy yang diikuti oleh pemilik kamar yang kini sudah duduk dan sibuk membuka bungkusan ayam.

"Makan mie karena loe belum di transfer bokap?".

"Iya, kayaknya bapak belum ada uang".

"Mau gue pinjemin?".

Maudy menggeleng "gak usah, loe juga banyak kebutuhan. Apalagi sekarang kuliah kita lagi banyak ngeluarin cuan" tolak Maudy.

Dia sering merasa tidak enak pada Gina yang sudah terlalu baik padanya. Kadang jika dia belum mendapatkan transferan dari ayahnya maka Gina yang akan meminjaminya uang.

"Santai aja sih, kayak sama siapa aja loe".

"Sama Gina".

Gina memutar matanya malas "loe gak narik?".

"Badan gue pada sakit kurang tidur".

Jadi selain berkuliah, disela waktu senggang Maudy akan menjadi pengemudi ojek online. Lumayan untuk tambahan uang jajan.

"Yaudah istirahat deh loe mendingan, semalem juga loe begadang kan gara-gara ngerjain tugas".

"Iya nyet".

Maudy mulai memakan ayam kentucky yang diberikan oleh Gina dan memakannya dengan lahap.

"Loe mau ngomongin apa?" Ucap Maudy dengan mulut penuh makanan.

"Telen dulu atuh, nanti keselek" omel Gina yang hanya dibalas anggukan bodoh Maudy.

"Jadi gue ada kerjaan buat loe, lumayan banget bayarannya".

"Wah apa tuh?? Bukan open BO kan?" Ucap Maudy tertarik.

Siapa sih yang tidak tertarik jika sudah membahas soal cuan, ya pasti semua akan tertarik kan.

"Sebelas dua belas lah" Gina cekikikan.

"Seriusan gue!".

"Enggak kok. Loe inget kan sama kak Ocha".

Maudy mengangguk "kak Ocha pacar loe itu kan?".

"Iya. Jadi kemarin gue ketemu kak Ocha dan kak Ocha minta gue buat bantuin dia".

Alis Maudy terangkat satu "bantuin apaan?".

Gina mendekat, berbisik ditelinga Maudy. Setelah Gina membisikkan beberapa kalimat Maudy menjatuhkan ayamnya begitu saja.

"Ih gue gak mau" tolak Maudy tegas.

"Kenapa?".

"Takut".

"Loe gak bakal diperkosa".

"Ya tetep aja takut, apalagi buat jadi pacar bohongan kayak gitu".

"Bayarannya gede, lumayan buat tabungan loe nanti beberapa bulan" Gina menaik turunkan alisnya.

"Gue takut".

"Gak usah takut, gue yang tanggung jawab. Lagian ini orang juga baik kok, dia temennya kak Ocha".

"Kenapa harus gue sih? Kan temen loe banyak".

"Temen gue banyak tapi kan yang butuh duit loe doang" ucap Gina mengejek tapi setelahnya ia tertawa.

"Siap saya miskin" balas Maudy sambil tertawa juga.

"Jadi gimana? Loe tertarik kan? Ayolah bantuin gue, males banget kalo cari yang lain" bujuk Gina.

"Tapi kan gue gak cantik, gue insecure tau".

"Astaga Maudy, loe itu cantik. Banget malah kenapa sih loe harus insecure gitu. Kalo loe jelek gak mungkin di kampus banyak yang antri mau jadi pacar loe?" Ucap Gina.

Karena Maudy memang sangat cantik, walaupun dengan tampilan sederhana tapi Maudy selalu memiliki pesona yang bisa memikat setiap orang yang melihatnya. Jadi tidak heran jika dia banyak di taksir oleh senior maupun junior di kampus.

"Ya karena mereka penasaran aja kali sama gue".

Gina memutar matanya malas "serah loe, tapi yang pasti loe itu cantik pake banget".

"Hmm".

"Jadi gimana loe mau kan bantuin gue?".

"Kalo dia gak suka atau gak cocok sama gue gimana?".

"Ya berarti gak jadi, simple".

Maudy berpikir sejenak "yaudah deh boleh, lumayan juga buat jajan".

Gina tersenyum lebar "nah gitu dong, gue yakin loe sama dia pasti cocok kok".

"Tapi gue gak bakal di apa-apain kan?".

"Gak bakal nyet".

"Kalo kenapa-kenapa loe yang tanggung jawab ya".

"Iya bawel".

Gina masih tersenyum lebar sambil tangannya sibuk mengetikkan pesan untuk kekasihnya.

Done sayang, Maudy mau.

IGASMWhere stories live. Discover now