48. Minimal Pacaran, lah.

128K 16.9K 668
                                    

- H A P P Y R E A D I N G -

***

"Iya, gue sakit. Kenapa? Lo mau ke sini?"

Nathan sedang bertelepon dengan seseorang. Matanya menoleh saat Araya masuk ke dalam kamarnya dengan tangan membawa semangkuk bubur.

"Lo gak perlu ke sini. Kalo lo ke sini, bisa-bisa lo sama si Araya baku hantam," ucap Nathan.

Araya yang mendengar namanya disebut-sebut menatap Nathan dengan tatapan bertanya. Dan sepertinya Nathan langsung memutuskan panggilan tersebut, karena ponselnya ia letakkan di samping tubuhnya.

"Siapa yang telpon? Kok bawa-bawa nama gue?" tanya Araya ingin tau.

"Menurut lo?"

"Jovan? Tapi kenapa gue harus baku hantam kalo dia ke sini?" ujar Araya semakin bingung.

Araya duduk di tepi kasur, dan Nathan langsung membenarkan posisi duduknya.

"Bukan Jovan," jawab Nathan.

"Terus siapa? Pacar lo?"

Nathan memandang Araya yang sibuk mengaduk-aduk buburnya tanpa berkedip.

"Iya, pacar gue."

Tangan Araya yang sedang mengaduk bubur langsung berhenti. Dia menatap laki-laki itu tanpa ekspresi.

"Kenapa natap gue kayak gitu?" tanya Nathan heran.

"Lo punya pacar tapi malah nyuruh gue buat rawat lo, kenapa gak pacar lo aja?"

"Karena lo babu gue," jawab Nathan tanpa beban.

"Babu mata lo! Nih, makan sendiri!" ujar Araya menyimpan bubur tersebut di pangkuan Nathan.

"Suapin Ray, tangan gue lemes gak ada tenaga sama sekali."

Nathan menatap Araya dengan tatapan memelas. Gadis itu hanya memutar bola matanya dengan malas sembari mengambil alih bubur tersebut.

"Buka mulut lo."

Nathan membuka mulutnya lebar-lebar, membuat Araya berdecak kesal. Ia memasukkan satu sendok bubur ke dalam mulut Nathan.

Nathan mengunyah bubur tersebut, namun tiba-tiba raut wajahnya berubah dengan kening yang mengernyit.

"Kok agak lain, ya."

"Agak lain gimana maksud lo?" tanya Araya sambil memasukkan satu sendok bubur lagi.

"Buburnya kayak gosong."

"Mana ada bubur gosong, Nath."

"Coba lo cium baunya," perintah Nathan.

Araya pun menuruti perkataan Nathan, dia mencium bau bubur tersebut. Apa yang dikatakan oleh Nathan benar, buburnya gosong.

Araya mengatupkan bibir dengan tangannya yang terkepal. Dia mengambil napas dalam-dalam lalu ....

"GALANG!!"

Galang datang dengan tangan yang memegang semangkuk mie. Araya melayangkan tatapan tidak bersahabat.

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Where stories live. Discover now