Missing Control • S2 • 18

Start from the beginning
                                        

Ini malah ga ada pesan apapun di pocketnya. Udah 4 jam dia nyari keliling Stasiun Tanpa Nama. Sama sekali tak ada pertanda yang keberadaan pemuda itu.

"Ilang kemana sih tuh setan satu?" gerutunya sambil minum es kopi susu anget.

"Mungkin dia ada keperlukan yang mendesak banget. Jadi lupa izin." celetuk Elanie yang mengerti kondisi Aria.

"Masuk akal. Tp bisanya sepenting apapun, dia sempet kirim pesan." Aria menghela nafas.

Tak lama kemudian, Nyxeon dan Aeden kembali. Bersamaan dengan itu, anting anting pemberian Aeden yang nyaris tak pernah Aria lepaskan bersinar. Cahaya merah nampak memancar keluar dari batu permata itu.

Aeden terkejut. Ia segera meminta Aria melepasnya dan memastikan sesuatu.

Beberapa kali ia membolak balikkan anting anting itu untuk memastikan bahwa matanya tidak salah lihat. Sebenarnya, Anting anting ini ia berikan kepada Aria karena ia enggan melihatnya lagi.

Anting itu sama persis seperti milik Erzen. Yurin memberikan dua anting yang sama persis kepada dua putranya, dan berharap mereka selalu akur. Anting itu spesial, karena bisa mendeteksi keberadaan satu sama lain dengan mengeluarkan cahaya.

Cahaya merah jika jauh, dan cahaya putih bila dekat.

Karena cahaya yang keluar dari anting adalah warna merah, artinya Erzen ada disekitar sini. Meski jauh, tapi dia ada di suatu tempat.

•   •   •

Pergilah ke lantai kematian kalau kau benar benar ingin menyelamatkan Arie Avensite.

-Erzen Ha-

PRANG!

"SIALAN!" Aria menendang meja kaca di depannya sampai terbalik dan pecah.

Kalau Aven sampai diculik, artinya Erzen bukan sembarang orang. Aeden bilang, dia harusnya naik tingkat ke sebagai high ranker kalau saja pertarungan itu tidak terjadi

Sama seperti Erzen, Aeden, Avensite dan Nyxeon pun begitu. Apalagi Elanie yang hampir loncat status ke regular tingkat A karena bakatnya yang luar biasa. Sayang seribu sayang, menara tak memihak mereka lagi. Alhasil balik lagi jadi regular tingkat D.

Harusnya mereka bisa mengalahkan Erzen dalam sekejap.

Tapi entah kenapa, Aeden merasa Erzen sudah berubah total. Yang pasti, kekuatannya akan lebih kuat. Meskipun Aria adalah Irregular, belum jaminan dia menang. Dari segi kekuatan, mungkin Aria unggul. Tapi kalau soal pengalaman dan penguasaan tekhnik, Erzen jauh lebih kuat.

"Ck, sialan, sialan, sialan!" gerutu Aria sambil mengetuk ngetukan sol sepatu boots nya ke lantai.

Dia geram, dia rasanya ingin menghancurkan lantai tak berdosa ini demi memuaskan amarahnya. Tapi dia tidak ingin juga dihadap administrator lantai. Aria belum se-OP Enryu, dia nggak mau mati muda sebelum sempat menikahi Asensio atau White.

Oke, abaikan fantasi sintingnya.

"Kau bisa lacak dia, Nyxeon?" tanya Aria menahan luapan emosi sampai suaranya ikut memberat.

Nyxeon masih sibuk berkutat dengan lighthouse nya. "Dia ada di lantai kematian, bersama Hell Joe. Tak mungkin dia nekat ke utara dan bertemu Garam."

"Bunuh diri namanya." Timpal Aeden.

"Tapi... Garam ada disana, membawa pocket Arlene juga karena Gustang. Dia percaya kepada Gustang soal Ramalan Arlene dan kehadiran Bam nanti." jelasnya

"... Memangnya Erzen berkaitan dengan Gustang?"

Pertanyaan dari Elanie itu membungkam seluruh orang di ruangan. Kalau Erzen memang ada di lantai Kematian, dia punya dua pilihan. Bergabung dengan Hell Joe di selatan, atau bekerjasama dengan Garam di utara.

Hanya saja jika memang ingin bekerja sama dengan Garam, pasti Erzen berkaitan dengan Gustang. Entah soal apa, tapi yang pasti melibatkan Aven sebagai korbannya.

•   •   •

Missing Control • TOG FanfictionWhere stories live. Discover now