"kau baik-baik saja?" bisiknya kecil.

"ya, aku baik-baik saja"
































"kau suka?" tanya Irene melihat Jiu mencicipi beberapa hidangan terbaik di restoran mewah ini. manager restoran berdiri gugup di samping meja mereka bersama Joy menunggu reaksi Jiu. pria itu menelan ludahnya gugup karena jelas tau siapa Irene.

Jiu menerbitkan senyum manisnya, "aku suka" jawabnya membuat pria itu diam-diam bernapas lega. dia mendengar dari Joy jika restoran mereka adalah restoran ketiga yang dikunjungi karena Irene tidak puas dengan pelayanan restoran yang dikunjungi dengan berbagai macam alasan.

"kau benar-benar menyukainya?" tanya Irene memastikan lagi membuat Jiu memutar bola matanya malas.

"aku menyukainya"

Irene mengangguk paham karena Jiu menekankan kalimatnya. melihat Jiu yang melanjutkan makannya membuat dirinya tersenyum kecil.

"presdir Bae"

irene menoleh kesamping dimana manager restoran langsung gugup itu, "kami senang anda mengunjungi restoran kami" katanya membungkuk hormat. semua orang tau jika irene tidak pernah datang ke restoran atau tempat makan.

"pergilah" usir Irene membuat Jiu menajamkan alisnya. pria itu langsung pergi sedangkan Joy memilih untuk mengangkat panggilan dari kantor.

"kau sangat kasar, unnie" komentar Jiu melahap dagingnya.

"apanya kasar?"

"jadi kau dimasa depan seperti ini?"

"Jiu-yah, aku hanya melakukan apa yang harusnya aku lakukan. aku adalah pemimpin sebuah perusahaan. jika aku ㅡ"

"aku penasaran apakah dimasa lalu kau juga seperti ini atau lebih dari ini. kau bilang kau adalah ratu para Vampir" potong Jiu membuat lidah irene kelu.

"aish baiklah, aku akan mengubahnya"

"aku tidak menyuruhmu berubah"

"Kim Jiu" pekik irene tertahan.

"makanannya enak, aku suka" ucap Jiu melanjutkan makannya membuat Irene mendesah karena dia tau Jiu tidak suka dengan sikapnya.

"Presdir" Joy menghampiri meja makan dan melihat aura irene tidak enak untuk dilihat membuatnya gugup.

"apa lagi?"

"i-itu perusahaan. Direktur ㅡ"

"apa lagi yang dilakukan bedebah itu?" tanya Irene lalu melirik Jiu yang menatapnya.

"Direktur mengadakan rapat dadakan untuk ㅡ"

"biarkan saja apa yang ingin dilakukannya"

"tapi Presdir iniㅡ"

"jika kau sangat khawatir, kenapa tidak kau saja yang pergi menanganinya?" omel Irene melihat Joy yang kikuk. bagaimana jika menangani tentang masalah ini jika dia hanyalah seorang sekretaris sedangkan lawannya ada direktur.

"aku sudah memberikanmu kuasa bukan? jika ada yang berani menentang mu, kau bisa menghilangkan mereka atau bawa mereka kehadapan ku. aku akan minum darahnya"

Joy menelan ludahnya mendengar ucapan sadis Irene itu. dia melirik Jiu yang sama sekali tidak terganggu dengan ucapan irene padahal dia sudah khawatir duluan jika identitas Irene terbuka.

"baiklah saya akan mengatasinya Presdir"

"tinggalkan kunci mobil. kau naik taksi ke perusahaan atau kau bisa menelpon orang-orang" suruh Irene membuat Joy bingung.

"tapi siapa yang akan menyetir Presdir"

"kau meremehkanku? kau pikir sudah berapa lama aku hidup?"

"b-baiklah. saya minta maaf" Joy buru-buru mengeluarkan kunci mobil itu sebelum membuat irene semakin marah lalu segera pamit untuk pergi.

"selain kasar, kau juga mempunyai kepribadian yang tidak baik"

"Jiu-yah, itu tidak seperti yang kau pikirkan"

"memang apa yang aku pikirkan?"

"aish kau!!! sudah selesai makannya?" tanya Irene mengalah.

"kau menghindarinya, unnie"










































"dia sudah kembali"

"aku sudah tau"

"tapi dia tidak sendirian, seulgi-ah"

"dia bersama seorang penyihir kan?"

Wendy membulatkan matanya mendengar ucapan seulgi dibalik kursinya, "bagaimana kau bisa tau?" tanya bingung.

"aku mengenalnya dengan baik, seungwan-ah" bisik Seulgi menyunggingkan senyum anehnya membuat Wendy ngeri.

sahabatnya ini semakin membuatnya takut.

"lalu apa yang akan kita lakukan? kau akan langsung ㅡ"

"memanfaatkan situasi. Direktur Lee terus menentang keputusan yang dibuatnya. pria tua itu ingin menyingkirkannya dari posisi tertinggi dengan menggunakan alasan tidak masuk akal karena dia belum mempunyai kekasih"

wendy menggaruk lehernya, "lalu apa untungnya bagi kita?"

seulgi menoleh pada Wendy, "dia akan berpura-pura mencari kekasih"

wendy memutar bola matanya malas, "ugh Kang Seulgi! kita datang bukan untuk mengurus kehidupan pribadinya" omel Wendy kesal

"kau masih tidak mengerti Son Seungwan?" tanya seulgi.

"aku sama sekali tidak mengerti denganmu asal kau tau, kita kesini untuk ㅡ"

"dia akan menolak untuk dikenalkan pada orang-orang dan berdalih jika gadis penyihir itu adalah kekasihnya. dia akan membawanya saat pesta perusahaan untuk membuat orang-orang percaya jika dia tidak sendirian"

"lalu apa? kita harus menulis beritanya 'Irene Bae yang selama ini dikenal selalu sendirian telah memiliki seorang kekasih wanita', kau ingin begitu?"

"kau bodoh atau apa? itu adalah kesempatan bagus untuk menghabisinya di depan umum. aku akan membunuhnya di depan orang-orang untuk membuktikan dia adalah seorang vampir" ucap seulgi dengan sorot mata tajam membuat wendy menutup mulutnya.

"kau ingin melakukannya ditengah pesta?"

"sama seperti dia menghabisi semua keluargaku saat malam penyambutan aku kembali, aku juga akan menghabisinya dengan cara yang sama" gumam seulgi menatap sebuah belati yang terbuat dari emas yang diletakan dalam sebuah kotak kaca.

"aku akan menyelesaikan dendamku, Irene Bae" bisiknya seperti angin malam yang berlalu.













ㅡ BEcause ㅡWhere stories live. Discover now