Stepbrother

6.8K 293 1
                                    

"Kak Taeyong, bekal kakak yang udah Mama buatin ketinggalan."

Dengan tanpa rasa bersalah, Taeyong menepis kasar tempat makan yang berada di tangan Jeno sehinga terjatuh sekaligus berceceran keluar isinya. Raut yang memang sudah menampilkan ketidaksukaan, semakin datar akibat terlalu jengah melihat Jeno yang terus mengganggu ketenangannya.

"Terus, tujuan lo ke sini buat nganter? Perlu lo tau, gue bahkan gak sudi makan masakan yang nyokap lo buat. Lo sama nyokap lo cuma benalu, perusak rumah tangga orangtua gue sampai bikin nyokap gue mati. Lo seharusnya mikir goblok, tau posisi lo sebagai apa di sini. Pendirian gue tetep satu, gak bakal terima lo sama nyokap lo di kehidupan gue meskipun lo selalu baik-baikin gue!"

Setelah melayangkan kekesalannya, Taeyong lekas mencangklong tas ranselnya berlalu dari kantin yang sudah sepi.

Pemuda itu meninggalkan Jeno yang menunduk menahan tangis.

Tak peduli seseorang akan menganggap Jeno cengeng, tapi itulah kenyataannya. Perkataan Taeyong barusan membuat hati kecil Jeno sungguh merasakan sakit yang teramat menyakitkan.

Namun dari penuturan Taeyong juga ada benarnya. Di sini seharusnya Jeno yang tahu posisinya seperti apa, tapi apa salahnya jika Jeno ingin menjadi adik yang baik?

Ayah Taeyong menikahi ibunya sebulan yang lalu. Dua hari setelah pernikahan sang Ibu dengan Ayah tirinya, istri pertama Ayah Taeyong dinyatakan telah meninggal.

Taeyong menyalahkan atas semua yang terjadi kepada Jeno dan juga Ibunya. Bahkan pemuda itu enggan berbicara saat di rumah dan lebih banyak pergi ketimbang meluangkan waktu untuk pulang.

Jeno juga sebenarnya tak tahu jikalau calon Ayah sambungnya itu masih terikat hubungan pernikahan dengan Ibu Taeyong. Ibunya tidak mengatakan apa-apa kepadanya. Hanya memberitahu bahwa dia dengan Ayah Taeyong akan segera melangsungkan pernikahan. Tentu hal itu disambut hangat oleh Jeno, ia turut senang jika sang Ibu ingin membuka hati lagi untuk pria lain setelah kematian mendiang Ayah kandungnya beberapa tahun yang lalu.

Padahal selama satu sekolahan dengan Taeyong, Jeno sangat mengenal pemuda itu.

Taeyong adalah kakak kelas Jeno. Taeyong juga seorang ketua Futsal yang digandrungi hampir seluruh warga sekolah. Semua mengenalnya, mengetahui sosok terkenal itu entah dari segi ketampanan, kemampuan, ataupun kecerdasan.

Dan parahnya lagi, Jeno mencintai Taeyong. Dia terpikat oleh pesona dari seorang Lee Taeyong sampai-sampai dengan lancang berani mencintai pemuda itu.

Tapi setelah dipertemukan secara langsung pada waktu makan malam sebelum resepsi pernikahan, Jeno dibuat tak berkutik kala tahu jika Taeyong akan menjadi kakak tirinya.

Semua rasa cinta di hatinya berangsur-angsur hilang ketika acara pernikahan sang Ibu dengan Ayah Taeyong terlaksana.

Selain itu, Taeyong malah berakhir membencinya. Bersikap dingin dan acuh ketimbang waktu pertama kali mereka bertemu saat kelas 10, tepatnya ketika pemilihan ekstra kurikuler.

Sosok Taeyong yang ramah berubah menjadi pribadi yang sangat dingin seakan-akan sulit untuk digapai.

Jeno menghela napasnya panjang. Jika dirinya tak bisa mendapatkan Taeyong sebagai kekasih, maka biarkan dia menjadi seorang adik yang bisa membuat Taeyong kembali menjadi dirinya tanpa diselimuti rasa kebencian.

Butuh perjuangan dan kesabaran jika ingin mengetahui hasilnya.

Kamu bisa, coba aja dulu!

AnythingWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu