Mini World AU : Delphinium 4

300 31 3
                                    

I see the light.

***

"Lupakan saja."

Mendengar hal itu, Gusion berusaha melupakan permintaan Hayabusa, tapi jika boleh jujur otaknya tidak bisa tenang. Karena saat ini pria bermasker yang bahkan belum pernah ia lihat wajahnya itu tengah mendekapnya dan itu membuatnya nyaman.

"Biarkan seperti ini dulu."

Gusion hanya menurut, perlahan-lahan tangannya ikut membalas pelukan Hayabusa, lalu memejamkan matanya hampir tertidur saking nyamannya.

"Apa sekarang aku diterima?"

"Eh?"

Hayabusa mencium Gusion dengan masker yang menutupi bibir keduanya, hanya beberapa detik, tapi sukses membuat Gusion salah tingkah dengan wajah memerah. Hampir tersandung kaki sendiri tapi ditahan oleh Hayabusa.

Bang-!

"GA BOLEH DEKAT-DEKAT!"

Kagura yang sedari tadi sebenarnya terpaku melihat adegan kakaknya dan pemuda baby face berpelukan akhirnya turun tangan setelah melihat kakaknya yang berani sekali mengambil inisiatif mencium si pemuda itu. Kasihan pintu yang setengah terbuka terbanting sampai retak.

Hayabusa merasa deja vu saat melihat Kagura mendorong Gusion menjauh dari pelukannya. Begitu pula Gusion serta pelaku utama, Kagura juga ikut merasakan deja vu.

"Aneh..," Kagura melepas pegangannya pada Gusion, mundur beberapa langkah lalu meneliti wajah pemuda baby face itu. "Aku sepertinya mengenalmu..."

"Apa iya?"

Butuh beberapa menit sebelum akhirnya wajah Kagura berubah menjadi pucat menatap lekat bola mata Gusion. "Bukankah kau sudah mati?"

Hening sejenak.

Gusion menghela napas perlahan. "Apa kau yang membunuhku?"

Beberapa bulir air mata berjatuhan dari pipi Kagura, dia menangis, masih dengan melihat Gusion tanpa berkedip.

"A-apa yang terjadi dengan adikmu?"

Hayabusa memegang pundak Kagura. "Kagura?"

Kagura segera memeluk erat Gusion. "Syukurlah kau masih hidup..." Gadis ini menangis sampai baju Gusion basah dibuatnya.

"Bukan kau juga yang membunuhku?"

Kagura menggelengkan kepalanya dan dipaksa melepas pelukannya karena tarikan Hayabusa. "Cukup, jelaskan."

Kepala Kagura menunduk, tetapi matanya mencuri lihat Hayabusa, ragu untuk mengungkapkan identitasnya.

"Katakan saja."

"Baik." Kagura beralih melihat Gusion. "Apa kau ingat ada bunga sakura yang selalu menemanimu?"

"Bunga sakura..?" Gusion mengingat-ingat sejenak kemudian matanya membulat menatap Kagura. "Itu kau?!"

Kagura mengangguk mantap dengan mata berbinar.

Gusion tertawa senang. "Itu benar-benar kau!" Dia memeluk Kagura erat. "Kau bisa mengambil wujud fisikmu sekarang, hebat!"

Kagura membalas pelukannya dan mengangguk. "Mungkin karena kakak Gusion terus menyemangatiku setiap hari!"

Hayabusa merasa iritasi melihat adegan didepannya. Jadi anak kecil yang ia temukan dan ia rawat sampai sebesar ini sebenarnya tumbuhan? Sial. Ada yang salah dengan dunia normalnya. Belum lagi orang yang dia suka berpelukan dengan anak kecil itu. Dengan segera ia melepas pelukan keduanya dan memeluk Gusion, melarangnya memeluk Kagura.

"Oh, iya, penjelasan." Kagura menghela napas lelah dan menghapus sisa air mata di wajahnya. "Sejak kematian kak Gusion di depan mataku sendiri, aku ikut mati, mungkin karena kak Gusion adalah sumber kehidupanku. Lalu.., aku sampai di dunia ini, bertubuh anak-anak, langsung ditemukan oleh Haya-nii di hutan. Aku sering kehilangan ingatanku saat masih berada di dunia kak Gusion."

Hayabusa mengangguk paham.

"Oh, itu sebabnya aku juga tidak terlalu mengingat keberadaan mu." Gusion rasa dia juga kehilangan sedikit ingatannya semenjak terlahir kembali di dunia Hayabusa.

"Kak Gusion.., apa kau ingin kembali? Keturunan delphinium pasti tidak memiliki penerus tanpamu."

Gusion menunduk, mengingat keluarganya. Dia memang rindu mereka, tapi apakah dia benar-benar dibutuhkan jika dia kembali? Benar, satu hal lagi. "Sudah berapa lama sejak aku mati?"

"Berdasarkan umurku saat ini sejak ditemukan oleh Haya-nii, sepertinya sudah dua belas tahun."

"Mungkin.., mereka sudah melupakanku."

Mendengar apa yang keluar dari mulut Gusion, Hayabusa semakin memeluknya erat, mengelus lembut kepalanya, berusaha keras agar Gusion tidak merasa sedih.

Kagura yang melihat itu gemas ingin memisahkan mereka tapi apalah daya dia tidak berani. "Kak Gusion, lebih percaya diri! Kakak ga kangen sama Kak Aamon? Bagaimana dengan teman-teman Kak Gusion? Guinevere? Irithel? Nana? Harith? Dan yang lainnya?"

Gusion menggertakkan giginya. "Memangnya kau tau cara kembali?"

Kagura tertahan sejenak. Dia tidak memikirkan masalah ini. "Sebentar, mungkin aku bisa ingat." Kagura memejamkan matanya, memilah-milah memorinya secara teliti, tidak ingin melewatkan hal penting sedikitpun.

"Ah!" Kagura membuka matanya. "Ada portal khusus yang menghubungkan kedua dunia. Arah timur dari villa ini, sekitar dua kilometer jauhnya."

"Kenapa kau tidak kembali kalau kau tau?"

"Mungkin karena aku tahu kau sudah mati?"

Gusion terpana. "Oh, benar, kau hidup karena sihirku."

Kagura tersenyum menanggapi.

"Kalau begitu, ayo pulang besok."

***

18/09/2022

"Kejadian hari ini sangat tidak terduga, aku tidak sabar bertemu dengan kakakku."
- Gusion Paxley

edisi rindu Hayasion.

[HyGs] × Wow, MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang