Dari Sudut Pandang Zidan

74 3 0
                                    

"Barangsiapa menyalakan api fitnah, maka dia sendiri yang akan menjadi bahan bakarnya." - Ali bin Abi Thalib

***

(Zidan Qaisar)

Aku ingin sekali mengatakan bahwa aku bukanlah pelaku pembunuh Sakura Yamoto yang merupakan kekasih gelapku yang begitu aku cintai dan sayangi melebihi Shely yang merupakan istri sahku namun percuma karena sidik jari di pisau yang tertancap di perut Sakura merupakan sidik jari milikku, entah siapa yang sudah tega menjadikanku kambing hitam lalu dia mencuci tangan membersihkan namanya dari kejahatan yang sudah dia perbuat. Jika aku ingat-ingat kembali orang yang mungkin berbuat seperti itu adalah Shely yang merupakan istriku sendiri namun aku masih belum yakin jika dia berani berbuat senekad itu, aku tahu betul sifat istriku dia tidak mungkin mau mengorbankan karier yang sudah dia bangun selama bertahun-tahun hanya demi memuaskan rasa dendamnya pada selingkuhanku.

Jika aku susun kembali kisah ini dari awal sebelum terjadinya peristiwa keji itu hingga sekarang maka rasanya aku seperti ingin pingsan dan tak bisa mengingat dengan jelas peristiwa itu, aku kini sudah ditahan sambil menunggu hari persidanganku tiba sedangkan selama aku ditahan disini aku baru bertemu dengan Shely satu kali dan aku melihat dia datang kesini sambil menangis sedih yang aku tahu itu merupakan tangisan palsunya, walaupun aku bukan psikolog namun aku bisa membedakan tangisan sungguhan dengan tangisan pura-pura. Aku tidak tahu apa yang Shely lakukan selama aku tak ada dirumah dan dia tengah bersama dengan siapa, apa dia tengah bersama dengan pria lain saat ini untuk membalaskan dendamnya padaku ataukah dia tengah merindukanku.

Tadinya aku ingin Shely yang menjadi pengacaraku untuk hari persidangan nanti namun dia menolak dengan alasan dia tak ingin membela yang salah, aku yakin dia juga tahu bahwa aku bukan pelaku pembunuh Sakura namun mengapa dia seolah menggiring opini bahwa akulah pelakunya yang harus mendapatkan hukuman. Biasanya seorang istri akan membela mati-matian suaminya saat suaminya mendapatkan musibah terlepas suaminya dalam posisi benar ataupun salah namun tidak dengan Shely, dia seperti ikut menuduhku sebagai pelaku pembunuh Sakura yang membuatku merasa semakin terpojok dan tak tahu harus bagaimana.

Hari ini pengacaraku datang menemuiku untuk membahas kasus ini, aku sudah mendapat pengacara yang ingin membelaku di persidangan nanti dan dia merupakan lulusan Ilmu Hukum dari salah satu universitas negeri terbaik di Depok. Aku yakin hanya dia yang masih mempercayai perkataanku jika aku bukanlah pembunuh Sakura, bahkan istriku saja sudah tidak mempercayaiku lagi saat ini.

"Selamat sore Pak Zidan, perkenalkan nama saya Kimmy Angela dan saya merupakan pengacara baru bapak yang akan membantu bapak dihari persidangan nanti" Gadis berparas cantik dan bertubuh ramping itu datang menemuiku sambil tersenyum ramah lalu mengulurkan tangannya padaku, entah mengapa saat melihat wajahnya untuk pertama kalinya mengingatkanku pada Sakura karena wajah mereka berdua sangatlah mirip

"Baik Sakura eh maksudku Kimmy, saya akan menceritakan kronologinya dari awal sampai akhir padamu" Mataku berkaca-kaca saat menerima uluran tangan Kimmy bahkan aku sempat salah menyebut namanya karena aku merasa seperti sedang berbicara dengan Sakura, mungkinkah karena aku begitu merindukan Sakura sehingga aku melihat Kimmy seperti melihat Sakura

"Baik Pak Zidan, saya akan dengarkan semua cerita bapak" Kimmy berkata dengan nada sopan dan dengan diiringi senyuman manis yang sangat mirip dengan Sakura

Aku pun mulai menceritakan kronologi kejadian itu dari awal aku melapor ke polisi mengenai hilangnya Sakura hingga ada seseorang yang menemukan tempat jenazah Sakura terkubur secara tidak layak di sebuah tempat yang sepi dan jarang dilalui kendaraan dan berakhir dengan akulah yang menjadi tersangka pembunuh Sakura padahal jelas-jelas disaat kejadian pembunuhan itu terjadi aku tak terlibat, Kimmy yang mendengarkan ceritaku dari awal hingga akhir dengan seksama pun hanya mengangguk-anggukan kepala seolah ikut bersimpati padaku.

Kimmy bilang dia percaya jika aku memang bukan pelaku sesungguhnya dari semua cerita yang aku ceritakan padanya terlepas karena dia telah dibayar untuk membelaku atau memang dia benar-benar mempercayai ceritaku, yang pasti sekarang aku merasa sedikit lega karena aku punya pengacara yang akan membelaku di pengadilan nanti.

Malam ini entah mengapa aku begitu merindukan Shely yang sudah lama tidak aku lihat lagi, hatiku cemas memikirkan kondisinya walaupun dia mungkin sudah tidak peduli lagi padaku. Setelah kematian Sakura membuatku merasa telah kehilangan separuh hatiku dan kini yang tersisa hanya tinggal separuh lagi yaitu Shely, walaupun cintaku jauh lebih besar kepada Sakura namun aku tetap merindukan Shely yang masih berstatus sebagai istri sahku yang saat ini entah ada dimana. Jika pada akhirnya pelaku sesungguhnya telah ditemukan maka aku tidak akan pernah memaafkan dia terlepas apapun posisinya karena hal yang dia lakukan saat ini begitu memalukan dan menjijikan dengan membunuh orang yang sangat aku sayangi dan cintai juga menjadikanku sebagai kambing hitam seperti ini, hal ini juga berlaku untuk istriku sendiri jika dialah pelaku sesungguhnya maka aku tak akan bisa memaafkannya lagi.

"Jika memang kamu yang membunuh Sakura kenapa kamu bersembunyi dan memfitnahku seperti ini?" Aku bermonolog sambil membayangkan wajah Shely yang entah sedang apa saat ini dan sedang bersama dengan siapa

"Jika pada akhirnya aku yang menang melawanmu maka aku akan buktikan kepada publik bahwa kamu yang saat ini dinilai sebagai istri yang tersakiti ternyata tak lain merupakan seorang psikopat" Aku seolah sedang berpidato sendiri bagaikan orang gila, ya mungkin saja saat ini kejiwaanku mulai terguncang setelah aku kehilangan Sakura yang begitu aku cintai juga kini aku terseret kasus pembunuhan ini

"Ya Allah berilah aku petunjuk-Mu, aku bukanlah pelaku pembunuh Sakura Yamoto jangankan membunuhnya untuk menamparnya saja aku tidak tega karena aku begitu mencintainya. Aku telah difitnah oleh seseorang yang mengatakan bahwa akulah pelaku pembunuh gadis itu, aku mohon tunjukkan keadilan untukku" Aku berlutut memohon petunjuk kepada Allah, mungkin memang semua orang akan mengingat Tuhan mereka jika sedang tertekan seperti yang aku alami saat ini

"Teruntuk Sakura, aku sangat mencintaimu walaupun kita sudah beda alam dan aku berharap masalah ini segera berakhir karena aku benar-benar bukan pelaku pembunuhmu, semoga kamu segera mendapat keadilan dengan ditemukannya pelaku sesungguhnya dan semoga kamu tenang di sana selamanya Aamiin. Al-Fatihah" Aku membaca surah Al-Fatihah untuk Sakura dan beruntungnya sebelum meninggal dia sudah sempat mualaf karena ingin menikah denganku

Beberapa hari kemudian aku kembali bertemu dengan Kimmy dan dia bilang dia akan berusaha semampunya untuk membantuku di pengadilan nanti, jika aku tidak bisa bebas sepenuhnya setidaknya dia akan membuat hakim meringankan hukumanku.

Sebenarnya aku menaruh harapan penuh pada Kimmy agar aku bisa bebas karena sangat tidak adil untukku jika aku yang tidak berbuat apapun tetapi harus menanggung hukuman seperti ini. Kimmy bisa memahami apa yang aku rasakan dan bagiku dialah teman terdekatku saat ini, dia selalu menyemangatiku dan berkata jika keadilan akan berpihak padaku.

"Pak Zidan tenang saja karena saya yakin jika bapak bukanlah pelaku sebenarnya, kita berdoa saja serahkan semuanya pada Tuhan dan saya akan terus berusaha untuk membuat bapak mendapatkan keadilan di hari persidangan nanti" Kimmy menenangkanku membuat hatiku yang selama ini selalu cemas sedikit demi sedikit mulai lega

"Terima kasih banyak, Kimmy, saya serahkan semuanya padamu karena saya percaya kamu adalah pengacara yang begitu pintar dan cerdas" Aku memujinya yang membuatnya tersenyum manis padaku, dia persis seperti Sakura yang selalu tersenyum

"Sama-sama, Pak Zidan, saya juga berterima kasih kepada bapak karena sudah menceritakan kronologi kejadiannya dengan jujur kepada saya" Kimmy menjawab sambil tersenyum padaku

My Perfect Wife Där berättelser lever. Upptäck nu