Hari Balas Dendam

99 6 0
                                    

"Setiap orang adalah bulan dan memiliki sisi gelap yang tidak pernah dia tunjukkan kepada siapa pun." ~ Mark Twain

***

(Shely Elizabeth Qaisar)

Sudah sejak setahun belakangan ini aku memendam kemarahan, kesedihan, sakit hati yang bercampur aduk menjadi rasa dendam yang sudah tak bisa aku bendung lagi. Aku harus segera membalaskan dendamku pada gadis blasteran Indonesia-Jepang itu yang sudah tega merebut orang yang begitu aku sayang dan cinta, ya dia harus membayar mahal semua ini dengan nyawanya. Seperti halnya malam ini aku sengaja pergi menemui Doni yang merupakan mantan pacarku semasa SMA dulu secara sembunyi-sembunyi agar Zidan tak tahu, aku ingin membahas tentang rencana balas dendamku karena luka hati ini yang sudah tidak bisa diobati dengan apapun lagi.

Kami janjian bertemu di sebuah hotel yang terletak di tepi jalan raya, aku sengaja meminta Doni untuk datang ke hotel itu karena jika aku membahas rencana pembunuhan ini di cafe ataupun tempat umum lainnya maka takutnya ada orang yang mendengar percakapan kami lalu melaporkannya ke polisi karena dianggap pembunuhan berencana.

Aku tak ingin semua itu terjadi hingga bisa menggagalkan rencana yang sudah kususun sejak lama, sejak hari ulang tahunku yang begitu menyakitkan di tanggal 14 November. Sebenarnya aku sudah merencanakan pembunuhan ini sebelum hari ulang tahunku yang menyakitkan namun sejak kejadian di hari ulang tahunku itu rasa dendamku pada Sakura semakin tinggi hingga aku tak sabar lagi ingin segera melihat gadis itu merasakan rasa sakit yang selama 2 tahun ini aku rasakan, memang benar kata orang bahwa orang jahat berasal dari orang baik yang tersakiti dan aku sudah mengalaminya sendiri saat ini.

Setelah aku tiba di depan pintu kamar hotel nomor 141 aku pun segera mengetuk pintu kamar dan Doni yang membuka, aku masuk kedalam kamar dengan langkah anggun yang aku buat sedemikian rupa agar terlihat menggoda di depan mantan pacarku yang belum move on dariku. Dulu kami sempat berpacaran selama 3 bulan lalu putus begitu saja tanpa kejelasan apapun hingga membuatku sempat galau dan kehilangan semangat sekolah lalu 2 bulan setelah kami putus Zidan yang selama aku galau selalu menjadi teman curhatku pun memberanikan diri menyatakan perasaannya padaku dengan mambawa bunga mawar merah yang dia petik di halaman sekolah, sejak saat itu Doni yang ternyata masih menyimpan rasa cinta padaku pun tak rela melihat aku berpacaran dengan Zidan dan berkali-kali mencoba merebut kembali aku dari pelukan Zidan namun Zidan dengan semua manipulasinya berhasil membuatku luluh hingga Doni tak berhasil merebutku kembali dari Zidan.

"Shely, kamu amat sangat cantik malam ini" Doni yang terpesona dengan kecantikanku pun tak berhenti menatap wajahku dengan ekspresi kagumnya

"Thanks atas pujiannya, Doni, sekarang aku ingin membahas rencanaku untuk melenyapkan Sakura dan aku sudah mendapatkan nomor telpon Sakura yang kuambil secara sembunyi-sembunyi dari ponsel Zidan saat dia tengah tidur kemarin" Aku mulai menjelaskan rencanaku dengan nada antusias kepada Doni

"Lalu apa rencanamu selanjutnya?" Doni menjawab

"Aku juga sudah menghubungi Sakura kemarin untuk mengajaknya bertemu di rumahmu lalu aku berpura-pura menjadi Fanny yang merupakan sahabat Zidan, awalnya dia curiga kepadaku namun setelah aku yakinkan dia bahwa aku benar-benar Fanny dia pun percaya, lihat betapa bodohnya dia dengan mudah mempercayai orang yang baru dikenalnya" Aku tertawa mengejek Sakura yang dibalas dengan senyuman dari Doni yang kini duduk berhadapan denganku

Aku tahu Doni sebenarnya keberatan dengan rencanaku yang ingin membunuh Sakura karena dari ekspresi wajahnya pun menunjukan bahwa dia tak setuju jika aku berbuat senekad ini namun aku berkali-kali berusaha meyakinkan dia bahwa dia akan aman dari kejaran polisi nanti karena aku yang akan melindunginya jika polisi mulai curiga padanya, jujur aku pun tak menyangka akan senekad dan sekejam ini kepada orang lain namun rasa sakit hatiku sudah menutup hati nuraniku hingga tak ada rasa iba ataupun kasihan lagi kepada orang yang sudah melukai hatiku.

"Shely, aku tahu kamu orang baik dan cerdas namun aku benar-benar tak menyangka kamu akan senekad ini melakukan tindakan kriminal yang sulit untuk di toleransi lagi, kamu adalah seorang pengacara hebat dengan moto membela yang lemah agar mendapat keadilan namun kamu sendiri yang mencoreng nama baikmu sebagai pengacara hebat dengan melakukan hal bodoh yang bisa merugikanmu dan menghancurkan kariermu. Aku memang bukan siapa-siapamu lagi sekarang namun aku tak ingin melihatmu hancur hanya karena laki-laki toxic itu, sadarlah Shely, kamu ini cantik, baik hati, dan juga cerdas pasti banyak laki-laki diluaran sana yang mengantri untuk mendapatkan cinta darimu, kenapa kamu masih mempertahankan suami toxicmu itu?? Kenapa kamu rela menghancurkan masa depanmu demi membela laki-laki bajingan yang tak bertanggung jawab itu?? Sadarlah Shely, sadarlah" Doni mulai angkat bicara, dia sepertinya sudah tak tahan lagi dengan tingkahku yang terkesan nekad dan kejam

Aku hanya diam tak menjawab perkataan mantanku barusan karena jujur hatiku sangat sedih saat ini, aku merasa seperti orang bodoh dengan nasib sial yang selalu menghampiriku. Aku sebenarnya tak ingin melakukan tindakan kriminal ini namun aku harus melakukannya sekalipun pada akhirnya semua akan terbongkar di depan hakim dan aku di tuntut penjara seumur hidup ataupun hukuman mati aku siap, aku hanya ingin membalaskan dendamku pada Sakura yang sudah merebut Zidan dari tanganku serta merusak rumah tanggaku yang susah payah kubangun selama 8 tahun ini.

Sekalipun pada akhirnya semua akan terbongkar namun saat ini aku ingin semua orang membenci Zidan karena sudah membunuh Sakura, ya aku ingin membuat skenario seolah Zidanlah pelaku pembunuhan Sakura hingga nanti semua orang yang mengetahuinya akan menghujatnya termasuk keluarganya dan juga orang tuaku yang selama ini mengira bahwa Zidan merupakan pria baik-baik.

"Aku tetap pada pendirianku untuk melenyapkan Sakura Yamoto, aku ingin dia merasakan rasa sakit yang selama ini aku rasakan" Biarlah saat ini Doni memandangku sebagai wanita teregois yang pernah dia kenal atau bahkan wanita terbodoh, aku sudah tak peduli lagi dengan penilaian dari Doni

"Sadarlah, Shely, kamu ini cantik kenapa kamu harus mengorbankan karier dan masa depanmu demi laki-laki bajingan yang kamu nikahi selama 8 tahun itu, biarkan saja dia menikahi Sakura karena aku yakin Sakura pun akan merasakan rasa sakit seperti yang kamu rasakan saat ini dan laki-laki itu akan memperlakukan Sakura sama seperti dia memperlakukanmu saat ini karena sifat seseorang tak bisa berubah begitu saja hanya karena berganti pasangan" Doni menggeleng tak percaya dengan keputusanku barusan, aku tahu dia masih berharap aku akan menceraikan Zidan lalu menikah dengannya.

"Alasannya karena aku ingin mereka berdua merasakan apa yang aku rasakan selama ini!!" Aku berkata dengan nada tegas seolah keputusanku untuk menghabisi Sakura sudah bulat dan tak bisa di ubah lagi, mungkin inilah sisi gelapku yang baru aku ketahui setelah merasakan rasa sakit hati yang teramat sangat

"Baiklah jika kamu tetap bersikeras untuk melakukan tindakan kriminal ini, aku angkat tangan jika sewaktu-waktu polisi mengetahuinya, aku tak bisa membantumu lagi" Doni terlihat kesal padaku dan hendak pergi keluar kamar hotel meninggalkanku sendirian namun aku tahan dengan memeluknya dari belakang dengan mesra, saat ini perasaanku sedang kacau balau hingga tanpa sadar aku sedang memeluk mantan pacarku.

"Aku mohon bantu aku, aku akan menanggung semua resikonya nanti tanpa melibatkanmu sedikitpun seperti janjiku yang pernah aku ucapkan padamu" Aku memohon pada Doni yang aku tahu dia akan iba padaku

"Sebenarnya aku tak ingin membunuh siapapun namun setelah dia memelukku dengan begitu eratnya membuat hatiku luluh seketika dan aku tak bisa menolak keinginannya, Ya Allah, ampunilah dosaku" Doni berkata dalam hati

***

"Sesungguhnya tipu daya mu (perempuan) amatlah berat" (QS. Yusuf [12] 28).

My Perfect Wife Where stories live. Discover now