The Upcoming Storm

Start from the beginning
                                    

Pernyataan dari tetua adat membuat kedua netra cantik milik Vivian membola. Luka yang dirasakan omega wanita itu seakan diperas oleh lautan jeruk lemon yang menusuk tajam. Tak dapat dan tak ingin pula ia mengerti satupun makna dari perkataan sang kakek tentang pujaan hati yang sudah memenuhi hatinya.

"A-apa?" Vivian melepaskan diri dari cengkraman tetua adat dan beralih menatap nanar ke arahnya. 

"Bagaimana.. bagaimana bisa kakek bicara seperti itu? saya cinta putra mahkota! yang saya inginkan adalah menjadi permaisuri saat Vegas del Hera yang menjadi kaisar. Kakek tak bisa menjadikan saya bidak catur untuk menikah dengan siapapun yang saya tak cinta!"

Ringkih tubuh yang telah melemah milik tetua adat turut bergetar saat gelak tawa yang begitu nyaring diperdengarkannya. Tiba-tiba saja serigala tua itu merasa hidupnya seperti deretan lelucon. Bagaimana mungkin semua keturunanku tak ada yang secerdik dan seberguna diriku untuk berada di jalan dan visi yang sama? itulah yang ia pikirkan.

"Vivian, vivian cucuku yang paling aku banggakan." Tetua adat menurunkan tubuhnya hingga sejajar dengan sang cucu yang duduk bersimpuh. 

"Dengar. Sebelum dirimu, ibumu yang sudah ditanam dalam tanah itu adalah bidak caturku yang gagal untuk mengisi posisi permaisuri. Kaisar yang sekarang merupakan ayah dari seseorang yang kau cintai itu seharusnya kini menjadi menantuku dan mencium jejak kaki milikku seperti anjing penurut. Tapi, itu semua gagal karena ibumu yang bodoh itu lebih memilih menyerahkan dirinya pada alpha miskin yang entah darimana ia berasal." Tangannya terangkat mengusap air mata Vivian yang mengalir deras layaknya terjunan air. 

"Kau tahu kenapa ayah dan ibumu sekarang tak lagi ada di dunia ini?" Tetua adat terkekeh. Wajahnya menampilkan ekspresi kemenangan saat ia mendekat dan membisikan satu kalimat yang meruntuhkan hidup sang cucu.

"Aku-membunuh-mereka."

Badai disertai petir berlangsung dan menyambar benak Vivian. Cerita tentang bagaimana ayah dan ibu yang sedari bayi tak lagi ada dunia ini karena tewas dalam kecelakaan ternyata tak lebih dari sekedar bualan. Sosok kakek yang selama ini begitu ia damba untuk memberikannya kasih dan sayang nyatanya merupakan dalang dari statusnya sebagai seorang yatim piatu. Bukankah sudah terbilang cukup kejam saat ia mengetahui bagaimana sang kakek membunuh pamannya? apakah tak berlebihan baginya untuk mengetahui bahwa sosok dihadapannya adalah seorang iblis?

"Kakek.. ayah dan ibu.. orangtua saya.. kakek, k-kenapa?"

Tetua adat kembali bangkit menghadap ke arah luar, memunggungi sang cucu yang kini meraung dalam tangisan pilu. Tak sedikitpun ada minat dalam hati untuk menenangkan atau sekedar mengucap maaf atas tindak biadabnya.

"Aku hanya butuh seorang cucu omega. Posisi permaisuri harus dipegang oleh garis keturunanku. Setelah kau lahir, ayah dan ibumu yang bodoh itu tak lagi berguna untuk berbagi udara yang sama denganku di dunia ini." Sebuah senyum terukir pada wajah penuh keriput miliknya. 

"Sekarang, aku akan mengenalkanmu pada seseorang. Lebih tepatnya, calon kaisar di masa depan sekaligus calon suami alpha yang harus kau cintai."

Vivian tak lagi menjawab. Bersusah payah ia hanya mengangkat kepalanya yang semula tertunduk untuk beradu pandang dengan seekor serigala penjaga kastil dan seorang pria alpha yang terlihat lebih muda darinya.

 Bersusah payah ia hanya mengangkat kepalanya yang semula tertunduk untuk beradu pandang dengan seekor serigala penjaga kastil dan seorang pria alpha yang terlihat lebih muda darinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
He's My Queen (VegasPete)Where stories live. Discover now