Prolog

7.3K 521 29
                                    

Haloo ... aku hadir dengan cerita baru 😍 jangan lupa sematkan bintang dan boleh banget untuk berkomentar di kisah ini. Oh iya, fyi, untuk Love Comes too Late udah tamat versi KBM App ya. Insyaallah akan ada bukunya dengan tambahan beberapa part. Insyaallah.

Oh iya, buat yang masih pengin kekep kisah Titian Takdir masih ada di aku novelnya. Kalau mau beli novelnya bisa kontak di wa 082142608908 ya.

Terima kasih 🙏

*

Happy reading 💜
*

Renata mengusap air mata yang sejak tadi mengalir, pipi pucatnya terlihat memerah karena tangan Sena baru saja mendarat di sana. Sementara Sena mengepalkan tangan menahan emosi masih meluap.

"Kita putus, Rena! Putus!"

Renata tampak membasahi kerongkongannya, sambil menggeleng dia bangkit mendekat ke Sena.

"Nggak, Sena! Kamu jangan tinggalkan aku. Ini semua juga bukan salahku, Sena. Aku nggak tahu apa yang terjadi malam itu!" pekiknya dengan suara bergetar.

Dengan kasar Sena menepis tangan Renata hingga perempuan itu hampir terjungkal.

"Kamu pelacur! Dan aku nggak akan pernah menikah dengan perempuan murahan seperti kamu!" umpatnya dengan mata menajam.

Renata jatuh terduduk di sebelah sofa di ruang kantor pribadi Sena. Harga dirinya hilang seketika mendengar ucapan tunangannya. Malam sial yang membuat hidupnya berbalik seketika. Malam nahas yang membuat dia mendapat pandangan hina dari pria yang begitu dicintai.

"Keluar sekarang! Tinggalkan cincin di jarimu itu!" titahnya kasar.

Perlahan Renata bangkit. Dengan tatapan sayu dia kembali mencoba mendekati Sena.

"Jangan dekati aku! Kamu sadar siapa kamu dan siapa aku sekarang? Aku dan keluargaku akan malu jika meneruskan pertunangan hingga ke jenjang pernikahan."

"Tapi semua yang terjadi bukan salahku, Sena! Aku diperkosa dan aku nggak sadar waktu itu! Aku ...."

"Cukup! Aku nggak peduli dengan apa pun yang kamu katakan!" Sena menarik napas dalam-dalam. "Sekarang pergilah! Pergi dan jangan pernah menampakkan diri lagi di hadapanku atau keluargaku!" usirnya.

"Kamu tahu, Renata? Aku nggak akan pernah mengubah ucapanku. Karena buatku perempuan yang sudah ternoda akan tetap ternoda apa pun alasannya! Dan aku," Sena menggeleng, "Nggak akan memilih pendamping perempuan yang seperti itu untuk keturunanku! Paham kamu?"

Renata kembali mengusap pipinya. Sambil mengangguk, perlahan cincin pertunangan di jari manisnya dilepas dan diletakkan di meja. Masih dengan mata berkaca-kaca dia menatap Sena.

"Oke, aku mengerti. Terima kasih sudah menjelaskan apa yang ada di kepalamu, Sena. Terima kasih atas tidak adanya kesempatanku untuk menjelaskan apa yang terjadi."

Menelan ludah, Renata meraih tas tangannya.

"Aku nggak akan menampakkan diri lagi di depanmu seperti yang kamu inginkan. Bye, Sena!"

Sena bergeming tak menatap, tangannya mengepal dengan rahang mengeras.

**

Disempurnakan Cinta (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang