ma-3

19 15 3
                                    

' semesta punya tujuan, walau tidak menyenangkan setidak nya mendewasakan '

Hujan deras di sore hari, biasanya di saat cuaca seperti ini, mahluk mahluk hidup bersembunyi di rumah masing masing, menikmati dingin nya udara dengan secangkir minuman hangat.

Seperti moe, yang kini bergelung dengan selimut tebal nya, tak lupa secangkir matcha hangat buatan nya.
Menatap tetes demi tetes air hujan lewat kaca balkon nya, langit yang gelap, dan angin berhembus kencang lewat pori pori nya.

" Kalo gada petir, hujan keliatan sempurna yaa " Gumam moe, pada dirinya sendiri.

Lihatlah, bahkan hujan saja tidak sempurna dengan adanya petir. Karena apa? Karena dengan adanya petir hujan terlihat begitu menyeramkan.

Menarik  note book milik nya, bersampul tema alam dengan nama nya tertera di buku itu.

Orang orang menyebut nya buku diary, buku buku yang sering diisi dengan kegiatan atau hal hal yang ingin diceritakan.

Sebagai sekretaris osis, tentunya moe memiliki keterampilan dalam menulis, menulis adalah hobinya, beberapa rangkaian kata tertera saat lembaran-lembaran itu di buka.

Menulis beberapa rangkaian kata indah, dengan makna tertentu didalam nya.

Hingga suara derum motor yang ia kenali memasuki digendang telinga, di buka nya pintu balkon, sedikit menunduk memastikan sosok itu adalah orang yang moe kenali.

Dan benar, cowok berbadan tegas, berlari menuju pintu utama. Moe berlari menuruni tangga, dengan handuk ditangan nya.

Cek lek.

" Agam " Panggil moe.

Tanpa mengucap kan satu kata pun, cowok itu mendekap moe, erat, samar² moe mendengar isakan tangis.

" Hey, kenapa? " Tanya moe.

Menuntun kekasih nya menuju kursi di ruang makan, keduanya bertatapan, mata Agam memerah serta gelimang air di sana.

" Agam capek moe, agam gamau bodoh! tapi otak Agam cuma punya penyimpanan segini " Adu nya.

Menekan kepala bagian samping, dengan telunjuknya, berulang kali.

Dari sini moe paham,yang hanya bisa dia lakukan kini, mengeringkan rambut cowok itu, sesekali mengusap air mata yang menetes .

Membiarkan Agam melampiaskan emosi nya, " Aku manusia biasa moe, aku juga gabisa sesempurna yang mereka mau " Lirih nya.

" Iya aku ngerti, besok kita belajar bareng oke "

Agam mengangguk.

" Sekarang ganti baju, dikamar derren " Titah moe.

Usai perginya Agam, moe termenung di meja makan. Kepalanya ditompang oleh tangan nya, lalu pikiran nya bergelayar kesana kemari.

Hanya moe yang tau, dibalik sifat Agam yang humoris terdapat kesedihan yang teramat sedih bila di rasakan.

Ayah Agam yang menjabat sebagai tentara, menuntut Agam agar menjadi seperti dirinya, maka dari itu agam sangat dijaga dan diajarkan tentang apa itu kedisiplinan.

' itu yang terbaik buat masa depan anak om '

Kata kata itu terlintas, moe sangat ingat dimana dulu ia sebagai kekasih mencoba memberi pemahaman terhadap orang tua Agam, meski dirinya tau bahwa ia sudah terlalu jauh bertindak.

" Agam punya pilihan nya, om Bima gak bisa nuntut yang bukan hak dia " Gumam moe.

______________

Hidung nya memerah, beberapa kali ia memghirup aroma terapi agar ia tidak bersin terus menerus.

Hacimmm

" Huuh kamu nyusahin " Gerutu acha.

Sudah beberapa kali gadis mungil ini bersin, akibat cuaca dingin sehabis hujan.

Dan tadi sewaktu pulang dari nongki acha sempat terkena rintik hujan diperjalanan.

Wanita paruh baya menghentikan langkah nya, saat melihat putri kecil nya menggerutu, awal nya ia mau kedapur membuat cemilan kering untuk hidangan bila ada tamu, namun urung dan lebih memilih menghampiri putri nya.

" Kesian nya anak mamah " Sella ibu acha, berusia 34 tahun dengan paras yang masih terlihat cantik.

Sella mendekap putrinya, mengusap ngusap rambut lembut hasil rawat nya.  " Lain kali telpon mamah, biar nanti mamah nyuruh pak tono jemput "

Acha mengangguk, memejam kan matanya menikmati elusan dari sosok berharga dihidupnya.

" Cowok tadi siapa? " Tanya sella.

" Itu derren mah "

" Pacar kamu? "

Dengan cepat acha mendongak seraya menggeleng, " Dia temen smp acha, kebetulan sekelas, jadi berkelompok deh.... " Jelas acha.

Sella tersenyum goda, menoel dagu sang anak.

"Kenapa " Tanya acha curiga.

" Diliat liat darren ganteng ya, tanggung jawab lagii nganterin kamu "

Sontak acha membulat kan matanya " Derren mah bukan darren " .

" Dan acha suka sama kakak kelas yang lebih ganteng plus cool dari derren " Cerca acha, dengan songong yang di bercanda'in.

Setelah itu ia terbirit-birit memasuki kamar .

" Acha... Acha " Sella terkekeh.

_________-____________________________

By ayura_ada
Sen/15agstus

'  kalo kata anak fb jangan sinder, jadi ayok tekan tombol vote di bawah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'  kalo kata anak fb jangan sinder, jadi ayok tekan tombol vote di bawah ini.'

Moelya AzheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang