"Dia takut sama kita. Secara kita ini Levator musuhnya Ravloska, makanya dia gak ngaku."

Bukannya Araya yang menjawab, ini malah Nathan. Araya melirik Nathan dengan tatapan maut.

"Gak ada ya gue bilang takut Levator, gue cuma sayang nyawa aja."

"Sama aja," saut Nathan tidak mau kalah.

Araya menghela napas kesal sembari memejamkan kedua matanya. Ia segera berdiri di posisinya.

"Mau kemana lo?" tanya Jovan.

"Mau ke dapur, nyusul si Reno."

Araya menjawab sambil berlalu ke arah dapur. Jovan dan Galang hanya menggelengkan kepala mereka.

"Awas Nath, sekarang lagi musimnya ditikung temen sendiri."

Nathan menoleh ke arah Jovan yang barusan mengeluarkan suaranya.

"Tidak akan berlaku bagi gue," jawab Nathan diiringi dengan senyuman yang menunjukkan keangkuhan.

Araya pergi ke dapur karena merasakan cacing di perutnya kelaparan. Dia melihat Reno yang sedang merebus mie.

"Lo lagi bikin mie? Sekalian gue satu dong."

Reno melirik ke arah Araya sekilas, dia terlihat kaget dengan keberadaan Araya.

"Bikin sendiri," jawab Reno singkat.

"Sekalian aja, Ren. Gue males bikinnya."

Tidak ada respon dari laki-laki itu, tetapi Araya tetap diam memperhatikan Reno dari arah samping.

"Tunggu di ruang tamu, gue bikinin."

Araya tersenyum sinis. "Gitu dong ... itu baru namanya mantan gue!"

Reno spontan langsung menoleh ke Araya.

"Salah, maksud gue mantan gebetan," koreksi Araya.

"Kenapa lo bisa tau?"

Araya mengernyit. "Kenapa gue bisa tau? Ya karna daya ingat gue masih kuat."

Reno berbalik badan saling berhadapan dengan Araya. Kedua mata Araya tidak teralihkan dari mata laki-laki itu, seraya tersenyum sinis.

"Lo bener-bener Araya?"

Araya tertawa mendengar pertanyaan dari mulut laki-laki di hadapannya ini.

"Pertanyaan bodoh macam apa ini? Masa gak inget sama mantan gebetan tercantik lo ini?"

Araya dan Reno dulu saat duduk di bangku putih biru mereka satu sekolah, tapi beda kelas. Mereka berdua saling kenal karena disatukan dalam sebuah organisasi osis. Araya dan Reno adalah partner kerja, membuat keduanya semakin dekat.

Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka mengalir begitu saja tanpa adanya sebuah status. Reno sempat menyatakan perasaannya kepada Araya, namun ditolak oleh Araya karena gadis itu tidak diperbolehkan untuk pacaran. Akan tetapi walaupun Araya menolaknya hubungan mereka berdua tetap baik-baik saja, karena Reno menerima alasan Araya.

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Where stories live. Discover now