EXTRA CHAPTER.

1.8K 151 18
                                    

"pelukan dari Mild benar-benar sangat hangat bukan?" Off berdiri tegang di depan Gun yang membaca buku di sofa ruang tengah. Kaki kanannya berada di paha kaki kiri dengan wajah masam sehingga membuat Off terus-menerus menelan ludahnya kasar

Apa istrinya tersebut memergoki ia juga Mild yang sedang berpelukan di kedai milik Singto. Oh astaga, itu hanya kesalahpahaman dari Gun.

"Gun...?" Off belum mengatakan apa yang di katakannya, tetapi Gun malah sudah memotong ucapannya saat ini.

"Kau selalu memanggilku jika dalam masalah genting seperti ini. Seharusnya kau menjawab pertanyaanku tadi. Apa sehangat itu hingga dia menangis tersedu-sedu. Tck, menyebalkan" okay, Off benar-benar menghela nafasnya kasar. Ia duduk di samping Gun, tetapi lelaki manis itu malah menggeser tubuhnya dengan berdecak tak suka

Tubuh yang dulunya kurus kini telah berisi kembali dengan tubuh penuh otot. Sudah satu tahun lamanya, mereka tak menyangka jika tubuh Off sekarang benar-benar di katakan jauh lebih baik dari sebelumnya. Otot yang dulu kurus kini kembali kekar sehingga membuat semua orang iri padanya.

Jas yang Off pakai di sampirkan pada tubuh Gun, karena pada dasarnya Gun sedang marah kepada Off maka dengan kasar Gun langsung membuang jas hitam pekat tersebut. Off tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

"Sehabis pulang dari kantor aku mampir ke kedai Singto...."

"Aku tahu, kau mampir hanya untuk menemui mantanmu eoh" Gun memutar bola matanya malas membuat Off terkekeh geli karenanya.

"Bahkan aku belum selesai bicara, kau selalu memotongnya" Off mengambil tubuh Gun paksa kedalam pelukannya. Gun memberontak, tetapi Off bisa menahan berontakan dari Gun sehingga lelaki kecil ini menyerah begitu saja.

"Dengarkan aku sekarang, Aku menemui Singto dan tak sengaja melihat Mild di sana bersama dengan calon suaminya..."

Lagi dan lagi, ucapan Off terpotong oleh Gun lagi

"Tunggu, calon suami?" Gun mendongak hingga melihat wajah tampan suaminya ini, wajah tampan tersebut mengangguk dan tersenyum. Sedetik kemudian ia di kejutkan dengan kecupan sekilas di bibirnya. Gun memekik hingga mempoutkan bibirnya karena terkejut.

"Jawab dulu pertanyaanku, apa kau berbohong padaku hah? Jelas-jelas Krist memotretmu sedang berpelukan dengan Mild" Mau bagaimana lagi Off menjawabnya? Bahkan belum menyelesaikan ucapannya, Gun selalu memotongnya.

Off tak ingin bicara lagi untuk menjelaskannya, kini Off langsung mengambil surat undangan dari Mild untuknya. Ia menyerahkan undangan tersebut pada Gun dengan lembut walaupun ingin rasanya ia berteriak keras pada istrinya ini.

"Jika dia sudah mau menikah kenapa memeluknya? Menyebalkan" Gun beranjak dari sofa dan pergi menuju kamar yang ada di bawah. Kakinya menghentak lucu dengan tangan yang memegang perut besarnya tersebut. Off sendiri hanya bisa mengikuti Gun dari belakang.

"Mild mengucapkan kata terimakasih padaku karena telah menjaganya seperti adik kandungnya. Kau harus hati-hati ketika berjalan, jangan menghentak seperti itu astaga, mereka akan berdisko di dalam sana" Gun berhenti lalu berbalik badan dan menatap Off yang lebih tinggi darinya ini

"Kenapa mengikutiku? Kau menyebalkan. Menjauhlah dariku Phi Off" Gun mendorong dada Off hingga Off sedikit memundurkan tubuhnya. Tangannya setia memegang bahu Gun agar Gun tak terjatuh kala dirinya sedikit oleng.

"Baik aku akan pergi, tetapi biar aku mengantarmu ke dalam kamar eum" Gun mendengus dan menggelengkan kepalanya. Ia terus menyuruh Off pergi dari hadapannya secepatnya. "Baik-baik, aku pergi ke kantor. Dan tak pulang malam ini eoh"

Off langsung melepas bahu tersebut sehingga membuat Gun terisak kala badan kekar Off membelakanginya.

"Phi Off... Temani aku" Panggil Gun membuat Off tersenyum miring membelakangi Gun. Kini ia langsung berbalik badan untuk merengkuh istrinya yang sudah mengeluarkan air mata. Dalam diamnya, Off selalu terkekeh kala melihat istrinya yang selalu seperti ini dalam keadaan hamil ketiga kalinya.

Daddy Off  (Offgun) ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant