01

4.5K 224 22
                                    

Hamparan sungai terlihat jelas di depan kedua pasangan ayah dan anak dengan sepeda bututnya. Tak ada yang spesial selain senyuman cerah dari bocah berusia 5 tahun di boncengan belakang yang melihat suasana sejuk sore ini. Lelaki berusia sekitar 36 tahun terus tersenyum melihat senyuman rekah dari anaknya sehingga lubuk hatinya merasa damai hanya dengan itu semua

"Daddy, Chi kalau sudah besar ingin menjadi seperti Daddy" Off terdiam lalu menangkup pipi sang anak, kemudian tangan kurusnya tersebut langsung mengusak rambut cepak milik anaknya ini. Mata kecilnya menyipit sempurna karena tersenyum dengan usapan nyaman dari sang ayahnya itu

Senyumannya mirip denganmu

"Jangan seperti Daddy, kau harus lebih sukses lagi kedepannya" Chimon menggeleng, kini tangan kecil tersebut melingkar hebat di perut kurus milik sang ayah. "Kau boleh menuruni sifat Daddy, tetapi tidak dengan nasib Daddy"

"Daddy, aku mengerti. Aku harus menjadi orang baik dan penuh senyuman. Aku akan tampan seperti Daddy Off" Off tersenyum lalu mengecup pipi gembul sang Chimon. Udara sore semakin dingin, kini Off langsung mengajak anaknya untuk pulang kerumah. Ia mengayuh sepedanya dengan pelan menikmati senja sore ini di jalan raya kota Thailand bersama Chimon.

Mata mereka menangkap bangunan kecil yang sudah usang penuh dengan senyuman. Chimon masih duduk di bangku belakang sepeda, ia ingin ayahnya yang menurunkan dirinya dengan gendongan, itu sudah rutinitas setiap harinya jika berpulang sekolah.

Off langsung menurunkan Chimon dengan menggendong sang anak di punggung belakangnya. Tangan kurusnya langsung mencari kunci di saku celana pendek dan ia berhasil menemukan kunci tersebut.

Setelah membuka pintu rumahnya, pandangan pertama yang bisa mereka lihat hanya sebuah ruang makan kecil di tambah sebuah satu kamar kecil yang di isi oleh dirinya juga Chimon. Hanya segini membuatnya terus bersyukur karena masih di beri hidup dengan senyuman.

"Apa kau tak malu pada temanmu mempunyai rumah seperti ini?" Chimon menggigit bahu ayahnya dengan keras lalu menggeleng dan kembali melingkarkan tangannya di leher ayahnya

"Kata Daddy kita harus bersyukur mempunyai rumah, jika tidak mempunyai rumah Chi yakin kita kehujanan di luar sana" Chimon masih setia duduk di gendongan sang ayah dengan pelukannya tersebut. Off menurunkan Chimon di kursi kayunya lalu melihat anaknya dengan senyuman yang merekah lebar.

"Asal itu dengan Daddy, Chimon sangat bahagia. Chi juga menanti kedatangan mama untuk pulang" Off mengganti mimik wajahnya dengan diam tanpa ekspresi, bisakah dirinya berteriak jika sang ibu Chimon tak akan kembali pada mereka?

Chimon yang melihat raut wajah ayahnya langsung ikut terdiam.

"Tak apa jika mama tak pulang, Chi masih ada Daddy dan Chi sayang Daddy banyak-banyak" Off tersenyum kembali lalu memeluk anaknya tersebut. Ia ingin menangis, tetapi air mata itu tak akan keluar atau dirinya akan terlihat lemah di depan anaknya ini.

"Kau harus makan setelah mengganti bajumu hm, aku akan menitipkanmu kepada Pamam Krist dan Dady akan bekerja untuk membeli eskrimmu" ucap Gun dengan senyuman membuat Chimon kegirangan

"Eskrim vanilla?" Mata Chimon berbinar karena Off mengangguk cepat, dengan cepat Chimon langsung berlari menuju kamar dan mengganti bajunya untuk pergi kerumah Krist teman sang ayah ini. Ia akan menunggu ayahnya bekerja di rumah Krist

Menjadi ayah sekaligus ibu tak mudah bagi Off, ia harus mengurus semuanya sendiri dari anaknya berusia 3 bulan. Tanpa asi dari ibunya membuat perkembangan sang anak ini jadi lamban, tetapi itu tak mematahkan semangatnya untuk menjadi sosok tegar di depan anaknya.

Membeli susu dengan biaya mahal tak pernah terpikirkan olehnya dulu, tetapi demi kebaikan sang anak ia rela kerja full time untuk membeli susu Chimon. Membawa kerja sang anak sehingga membuat anaknya menjadi demam pernah ia lakukan, dan untung saja sahabatnya Krist mau membantu merawat anaknya di saat dia bekerja.

Daddy Off  (Offgun) ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant