09

1.6K 235 68
                                    

"Daddy"

"Daddy"

Igauan dari Chimon membuat Mix terus memeluk adiknya tersebut. Mix mengelus punggung Chimon untuk memberi ketenangan padanya

Hari ini, Gun sedang menemui rapat dan Mix harus mengurus Chimon sendirian. Mix tak marah untuk hal seperti ini lagi. Pada dasarnya, Gun sudah menjadi ibu yang lebih baik lagi selama dua bulan setelah mereka meninggalkan negara Thailand

"Phi di sini" Ucapan penenang itu tak bisa menenangkan Chimon yang semakin mengigau memanggil Daddynya dengan tangisan. Mata tertutup yang tak ingin terbuka membuat Mix di buat kebingungan luar biasa. Apa yang akan ia lakukan? Memanggil Chimon juga percuma

"Daddy hiks"

"Tak ada Daddy di sini. Phi Mix di sini" bocah sepuluh tahun ini terus membisikan ucapan-ucapan yang malah membuat Chimon semakin menangis. Mix sendiri tak tahan untuk tidak menangis, ia lemah melihat Chimon yang seperti ini

Tak mau makan rutin dan hanya diam memanggil Off di setiap igauan tidurnya. Mungkin Mix dulu juga seperti ini,

Suara pintu terdengar di indera pendengarannya. Dengan cepat, Mix langsung terbangun melepas pelukan pada adiknya untuk melihat jika ibunya itu pulang. Dengan cepat kakinya berjalan kearah pintu kamar dan ia langsung di kejutkan dengan seorang pria paruh baya.

Kakeknya.

"K-kakek?" Ucapan Mix terbata melihat Arm yang tersenyum kearahnya. Lelaki paruh baya tersebut langsung menghampiri Mix dan memeluk Mix membuat Mix menangis keras

Bukan tangisan takut, tapi tangisan kerinduan pada kakek yang selalu menemaninya bermain jika Off atau Gun sedang berlibur. Kakeknya itu sangat mencintainya dan selalu menuruti ucapan yang Mix minta dari mulutnya. Ia merindukan kasih sayang seorang kakek yang tak ia rasakan selama 5 tahun ini

"Cucuku" Mix menangis memeluk erat Arm. Pelukan itu di raup habis olehnya, seakan tak akan di lepas lagi olehnya.

"Kakek hiks, Mix rindu hiks" Arm mengangguk dan memberi elusan punggung pada Mix. Matanya melirik sekeliling ruangan Apartemen ini dan ia melihat pintu kamar yang terbuka. Matanya bisa melihat jika bocah kecil dengan memeluk guling sedang menangis dalam tidurnya.

"Apa dia Chimon?" Mix mengangguk cepat dengan air mata yang mengalir. Dengan cepat, Arm langsung mengusap air mata tersebut lalu menggendong Mix untuk masuk kedalam kamar.

Mata sipit seperti milik Off tersebut melihat jelas Chimon yang menangis memanggil Off dalam tidurnya. Hati kecil milik Arm seakan tercubit dengan keras kala mengingat Bagaimana dulu ia tak mengakui bocah yang masih dalam kandungan itu cucunya. Chimon sudah sebesar ini dan ia baru menyadari jika Chimon sangat mirip dengan Off juga Gun.

"Maaf, maafin kakek karena membuat hidup kalian seperti ini"

.
.
.

Gun berlari kedalam gedung Apartemen. Ia terus-menerus berdoa pada Tuhan agar Arm tak melakukan hal apapun pada kedua anaknya.

Setelah sampai di pintu Apartemen miliknya, dengan cepat, Gun langsung membuka pintu tersebut. Perasannya semakin tak karuan kala ruangan yang pertama kali ia lihat adalah kekosongan. tak ada sosok kedua anaknya juga Arm. Langkahnya semakin menjadi kearah pintu kamarnya.

Tadi, ia menadapat sebuah foto di mana Arm juga kedua anaknya. Tak mau kehilangan anaknya karena pikiran negatif, maka Gun langsung mengakhiri meetingnya dan berlari untuk menemui kedua Arm.

"Mix, Chi" panggil Gun membuat kedua anaknya juga Arm melihat kearah Gun. Gun sendiri bisa bernafas dengan lega lalu menatap Chimon yang terus menerus memeluk Arm dan juga Mix yang duduk di depan Arm.

Daddy Off  (Offgun) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang