09. STICKINESS

66 45 83
                                    

Naya menjerit kesakitan, bahkan ia pun menangis. Punggungnya bak dihantam batu bertubi-tubi setiap kali Mbah Suro mencoba untuk mengobatinya. Tepat dihari ke tujuh benjolan itu tak lagi muncul ketika Naya sedang lelah atau sedang beraktivitas. Kebahagiaan keluarga itu benar-benar terpancar di wajah mereka, dengan harapan Naya akan segera sembuh. 

Namun, takdir berkata lain. 

***

Hi guys, how are you ?

Maaf ya baru update part terbaru :)

Sedih aku-nya tuh, liat votmen di part sebelumnya :(

So guys, please always support me ^^

Jangan lupa vote & comment di setiap part nya ^^

Dan maaf banget kalau cerita dan penulisannya masih berantakan, hehe ^^

Enjoy the story !!

Enjoy the story !!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nay..." Perlahan ibu membangunkan Naya yang masih tertidur. Sudah hampir dua minggu Naya tidak masuk sekolah, karna ibu tak mengizinkannya. Padahal Naya merasa masih mampu untuk menjalankan aktivitas rutinnya itu.

"Ibu..." Dengan senyumnya ia membalas ibu.

"Gimana? udah enakan?" 

Naya hanya menganggukkan kepalanya pertanda sudah.

"Berarti udah bisa sekolah lagi nih?" 

"Udah dong" Jawab Naya berantusias.

"Kalau gitu, BANGUN!" Ibu mengusili Naya dengan menggilik-giliknya supaya bangun. 

Naya tertawa sejadi-jadinya sembari menepis tangan ibu yang terus membuatnya merasa kegelian. "UDAH BU! (haha)" 

"AMPUN!" 

"BANGUN MAKANNYA!"

"Iya, ini Nay kan udah bangun"

Ibu berhenti mengusilinya, menyodorkan tangannya untuk Naya raih. Perlahan Naya bangkit dari tempat tidurnya mengikuti langkah ibu menuju dapur. Terlihat Nasya yang masih asik menikmati sarapannya seorang diri tanpa memperdulikan kehadiran Naya yang sedari tadi memperhatikannya.

"WOI!" Teriak Naya

"Makan-makan sendiri, aku ngga di bangunin. Adek apa itu" lanjutnya sembari menghampiri Nasya dan duduk tepat di depannya.

"Without you I can eat more" jawab Nasya dengan suara pelan namun terkesan menjengkelkan. Sediam-diamnya Nasya, jika dengan Naya, ia masih bisa bercanda tawa.

"BU, NASYA JAHAT!" 

"NASYA..."

Nasya hanya tersenyum mendengar Naya yang mengadukannya dan ibu yang menegurnya.

Pelangi after RainWhere stories live. Discover now