Bab.1b

25.6K 271 16
                                    

Sheila menoleh pada Bian yang kini duduk di atas sofa di dalam kamar sedangkan dirinya berada di atas kasur besar tersebut. "Bagaimana bisa kamu kemari, keluarga saya tidak mungkin memaksa mu untun ikut sampe kesini." Tanya Bian membuat Sheila menggembungkan pipi nya.

"Mereka memang tidak memaksa saya pak, awal nya ketika saya pulang dari kampus dan berencana berbelanja bersama teman saya Elina. Sampai dimana seorang nenek menghampiri saya dan minta di antarkan ke tempat parkiran karena lupa jalan, saya membantu namun entah mengapa saya bisa ikut masuk kedalam mobil." Ucap Sheila panjang lebar membuat Bian memegangi kepala nya.

"Kamu bilang nama teman mu, Elina?" Tanya Bian kembali membuat Sheila mengangguki nya.

"Astaga, keluarga macam apa ini sampai nenek saya ikut turun tangan dan Elina, dia adalah keponakan saya." Gumam Bian yang tidak sempat di dengar oleh Sheila karena wanita itu tengah fokus dengan besar nya kamar tersebut.

Bian berdiri untuk membuka jas dan kemeja kerja nya, sedangkan Sheila nampak nya menikmati setiap pergerakan dari pria itu. Saat Bian menuju ke ruangan sebelah yang masih ada di dalam kamar, wanita itu mengikuti sang dosen hingga kesana bahkan mengintip Bian yang sedang melepas seluruh baju nya. "Wah." Ujar Sheila yang segera menutup mulut nya ketika sadar bahwa dirinya mungkin bisa saja ketahuan sedang mengintip Bian.

Tangan Sheila mengambil ponsel di tas kecil nya dan dengan gerakan cepat mencoba mengambil gambar, namun alangkah apes dirinya ketika flash kamera ponsel nya menyala dan membuat Bian menoleh ke arah wanita itu. "Sheila?" Panggil Bian ketika dengan cepat Sheila menjatuhkan diri nya di kasur.

Bian keluar dari ruangan tersebut dengan kaos hitam yang telah bertengger di tubuh nya. "Pak Bian panggil saya, masak udah kangen aja sih pak!" Ujar Sheila membuat Bian melebarkan mata nya.

"Penampilan seperti ini, kamu dapat darimana?" Tanya Bian membuat Sheila terdiam sebelum menjelaskan bahwa nenek dan ibu dari Bian yang menyiapkan ketika ia baru sampai dirumah.

Bian menghela napas nya, ternyata sudah cukup jauh persiapan keluarga nya untuk malam ini. "Saya minta maaf karena melibatkan dirimu di dalam keluarga saya, mereka tidak pernah melihat saya bersama dengan wanita jadi akhirnya begini." Ucap Bian membuat Sheila melebarkan mata nya.

"Bohong!" Ujar Sheila merasa tidak mungkin dengan pernyataan yang di ucapkan Bian, melihat tubuh atletis dan menggoda milik dosen nya barusan. Bukankah menandakan pria itu adalah seorang propesional dalam hal mempermainkan wanita, Sheila benar-benar tidak bisa mempercayai bahwa ternyata Bian adalah seorang lelaki polos.

"Saya tidak butuh kepercayaan mu, sekarang ganti baju dengan apa yang bisa kamu pakai di ruangan sebelah. Itu semua milik saya, kamu bisa menggunakan sesuatu yang lebih nyaman di banding gaun mu sekarang." Ucap Bian membuat Sheila menganggukan kepala nya.

Beberapa menit kemudian Sheila memilih sweater panjang dan bokser hitam milik Bian untuk di kenakan nya tidur, melihat sang dosen yang sudah berbaring di sofa Sheila pun jadi tidak enak hati. "Bapak kenapa tidur disana padahal kasur nya lebar begini, jangan bilang bapak salah tingkah ya jika didekat wanita seperti saya?" Goda Sheila membuat Bian yang tadi nya telah memejamkan mata perlahan membuka mata nya.

Bian menelan saliva nya melihat kaki jenjang Sheila yang putih dan mulus disana, tapi tak mengubah rencana nya untuk tidur di samping murid nya tersebut. "Saya pikir kamu gak bakal bisa tidur di samping lelaki tampan seperti saya." Ucap Bian membuat Sheila tersenyum kecil.

Mereka pun tidur bersebelahan namun dengan jarak yang cukup jauh dengan Bian yang membelakangi Sheila. "Wah, punggung nya sangat lebar." Gumam Sheila sembari menggigit bibir nya, karena bagaimanapun setiap malam sebelum tidur wanita itu pasti melihat beberapa foto seksi pria tampan di sosial media nya.

Sheila pun tak sadar menyentuh punggung Bian hingga pria itu berbalik badan. "Ada apa Sheila?" Tanya Bian yang ketampanan nya naik seratus kali lipat malam itu.

Sheila menelan saliva nya dengan susah payah sebelum wanita itu berbicara. "Boleh matikan lampu utama." Ucap Sheila sembari mengerjapkan mata berkali-kali yang nampak sangat menggemaskan untuk Bian.

Bian mencoba meyakinkan diri nya untuk tidak terlalu ceroboh menambatkan hati kepada murid nya sendiri, ia bisa saja di cap pedofil oleh beberapa orang di luar sana. Padahal semasa hidup nya banyak wanita seksi dan cantik di sekitar dirinya tetapi kenapa baru kali ini ia merasakan sebuah getaran yang berbeda.

Bian tanpa berfikir panjang mematikan saklar lampu utama dan menyalakan lampu tidur. "Selamat malam pak Bian." Ujar Sheila yang dapat di dengar oleh Bian kala itu.

Namun di pertengahan malam, tubuh Bian seakan di penjara oleh sebuah makluk kecil. Mencoba meraba dalam keadaan kantuk, Bian mulai sadar bahwa Sheila yang kini sedang memeluk nya. Entah mengapa malam itu Bian tidak mencoba melepaskan  wanita tersebut dari tubuh nya, melainkan pasrah dan kembali tertidur sebelum memimpimpikan kejadian dirinya bersama Sheila di dalam ruangan kelas siang tadi.

Pagi hari nya suara ketukan membangunkan Bian dan Sheila, bersamaan dengan keterkejutan mereka memihat pelayan serta nenek dan kedua orang tua Bian berada di depan kasur mereka. "Selamat pagi, waktu nya sarapan." Ucap sang nenek dengan senyuman lebar, memihat posisi Bian dan Sheila yang sedari tadi mereka perhatikan terus berpelukan hingga pagi hari.

Menyadari hal tersebut Bian langsung memisahkan dirinya dengan Sheila dan keluar dari kamar nya sendiri. "Sheila, Bian memang begitu kalau lagi malu." Ucap sang mama membuat Sheila mengangguk percaya dan ikut tersenyum.

Di meja makan, mereka semua berkumpul dan memakan makanan nya dengan perasaan bahagia. "Besok Bian ada rencana keluar kota, mau ke daerah pegunungan. Sheila gak bisa sekalian nemenin?" Tanya sang mama membuat mata elang Sheila seketika melebar dan berbinar.

Kesempatan untuk mencuri pandang dan mengintip tubuh bagian bawah dosen nya lagi membuat Sheila sangat amat bersemangat. "Bian seperti nya harus jelaskan, bahkan aku dan Sheila tidak memiliki hubungan apapun. Kalian sudah salah paham, tolong jangan membuat spekulasi sendiri." Ucap Bian membuat Sheila menundukan kepala.

Sheila menganggukan kepala. "Saya juga ada kelas hari ini, seperti nya saya harus pamit sekarang." Ucap Sheila mendadak menyadari bahwa betapa bodoh dirinya sekarang ini.

Keluarga Bian yang berada di sana lagi bertatapan melihat kejadian ini. "Kalau kamu tidak memiliki hubungan apapun dengan Sheila, kenapa tadi malam tidak menolak permintaan kami untuk menginap dan bahkan satu kamar di atas ranjang yang sama Bian?" Tanya sang mama merasa sedih melihat sikap anak nya.

Bian yang di tanya seperti itu juga bingung harus menjawab apa, karena kenyataan nya memang dirinya menerima dengan leluasa tadi malam untuk menginap. "Kamu mau ikut saya besok?" Tanya Bian kepada Sheila yang seketika menatap mata sang dosen.

Sheila pun mengangguki nya. "Saya mau ikut." Ucap Sheila kepada Bian yang menyetujui nya, disatu sisi wanita itu nampak mengeluarkan smirk nya seakan merencanakan sesuatu yang tidak biasa.

.....

[NAMPAKNYA CERITA HILANG DI FIZZO
YG MAU BACA BISA BACA DI APLIKASI "KARYA KARSA" AKUN GABBYOLA]

My sexy professor 21+ [END]Where stories live. Discover now