Bab.1a

27.1K 343 0
                                    

Bian seorang lelaki tampan dan kaya raya, pria itu juga sangat berkharisma mengingat dirinya adalah seorang ceo sekaligus dosen di salah satu universitas. Seminggu sudah pria itu berada di kampus dan beberapa waktu harus kembali ke kantor untuk mengecek laporan perusahaan. Sebetulnya menjadi dosen adalah keinginan papa nya yang mana pria tua itu ingin sang anak membuktikan bahwa keluarga mereka betul-betul bisa melakukan apapun di hadapan pesaing kerja mereka.

"Selamat pagi, ini kelas pertama dalam minggu ini saya masuk karena kemarin saya berhalangan namun telah memberikan kalian tugas. Perkenalkan nama saya Bian, panggil saja dengan nama itu." Ucap Bian yang tidak ingin berlama-lama bicara di depan karena tatapan mahasiswa di hadapan nya terlihat cukup aneh.

"Gila pak Bian ganteng banget, persis yang di gosipkan selama ini." Bisik seorang disana.

Bian melihat absensi di atas meja dan memanggil satu orang yang berada di dalam nya. "Felisha, maju ke depan dan jelaskan tugas yang kemarin saya titipkan kepada pengawas." Ucap Bian namun tak mendengar jawaban saat itu.

"Seperti nya Felisha hari ini tidak masuk pak." Ucap seorang disana membuat Bian mengangguk.

Bian menemukan satu nama kembali. "Sheila, tolong maju menggantikan Felisha." Ucap Bian kembali membuat seseorang menyenggol wanita bernama Sheila tersebut.

Sheila mengerjapkan mata nya sembari melepas AirPods yang ada di telinga milik nya, wanita itu menelan saliva nya sembari melirik ke arah Bian yang menatap nya dengan tajam. Wanita itu tersenyum melihat perawakan yang di miliki Bian, mengetahui nya di minta untuk ke depan Sheila pun langsung berjalan ke arah sang dosen.

"Silahkan." Ucap Bian kepada Sheila yang menaikan satu alis nya kebingungan.

"Apa yang harus aku lakukan di depan sini, sial aku gak denger apapun selain di suruh maju sama Elina." Gumam Sheila seraya melirik kearah sahabat nya tersebut yang sedang memperhatikan nya.

Elina membentuk kelima jemari nya mengerucut lalu menyambungkan kedua tangan sehingga membentuk gerakan bercumbu disana. "Tidak mungkin pak Bian suruh aku mencium nya kan?" Gumam Sheila seraya menelan saliva.

"Apa kamu gak bisa melakukan nya Sheila, kamu bisa mendapatkan nilai tambah dari sini." Ucap Bian membuat Sheila semakin berkeringat dingin.

"Saya akan mencoba nya pak!" Ujar Sheila ketika Bian berdiri di samping nya.

Sheila memejamkan mata nya dan memanyunkan bibir nya hendak mencium Bian, saat jarak mereka sudah cukup dekat semua murid disana bersorak dan mengejek Sheila. Bahkan beberapa mahasiswa disana merekam kejadian tersebut. "Sheila, apa kamu sedang mempermainkan saya?" Tanya Bian membuat Sheila menggelengkan kepala dengan cepat ketika mendengar pertanyaan sang dosen.

Tak dapat di pungkiri, Bian menggelengkan kepala dan menutupi mulut nya dengan satu tangan nya adalah tanda dimana dirinya sedikit merasa salah tingkah. Bagaimana pun ia hampir saja akan dicium oleh mahasiswi nya sendiri di hadapan banyak orang, belum lagi Bian tak pernah menjalankan hubungan asmara dengan siapapun sebelum nya.

Menurut nya bekerja adalah satu-satu nya kesenangan diri nya selama ini. "Setelah pelajaran ini selesai, datang keruangan saya segera." Ucap Bian kepada Sheila sebelum mempersilahkan wanita itu duduk kembali ke meja nya.

"Siapa yang bisa menjelaskan tugas kemarin di depan sini menggantikan Sheila, saya berikan nilai tambahan untuk ulangan." Ucap Bian membuat Sheila kini mengerti yang di maksud oleh dosen nya adalah menjelaskan tugas bukan nya berciuman.

"Elina!" Kesal Sheila membuat sahabat nya itu cekikikan di hadapan nya.

Saat pelajaran selesai, Sheila sendirian menuju keruangan milik Bian. "Permisi pak, saya Sheila." Ucap Sheila sembari membuka pintu ruangan tersebut.

Sheila duduk di hadapan Bian. "Kamu tahu apa yang sebelum nya tengah kamu perbuat?" Tanya Bian membuat Sheila terdiam sebelum menganggukan kepala nya.

"Seharusnya memang ada hukuman untuk mahasiswa seperti kamu bukan, mulai sekarang kamu jadi asisten saya selama masa kontrak kerja saya habis." Ucap Bian tanpa melihat Sheila yang kebingungan dengan situasi ini.

Haruskah dirinya senang atau tidak Sheila tidak tahu, masalah nya wanita di luar sana pasti juga mengantri untuk mendapatkan kesempatan seperti menjadi asisten dosen yang tinggi dan memiliki tubuh bagus model begini. "Seksi banget." Ucap Sheila membuat Bian menaikan satu alis nya.

"Kamu barusan bicara apa?" Tanya Bian membuat Sheila melebarkan mata dan memukul kecil bibir nya yang suka keceplosan berbicara kotor.

Sheila pun menganggukan kepala nya menyetujui ucapan dosen nya tersebut, lalu beberapa detik kemudia Bian memberikan secarik kertas yang berisikan perjanjian menjadi antara ia dan murid nya. "Ini akan perjanjian di atas kertas antara kita berdua, kamu bisa menandatangani nya sekarang." Ucap Bian yang di angguki Sheila.

Setelah itu Bian memberikan setumpuk kertas tugas nya untuk Sheila kerjakan. "Bantu saya memeriksa semua data ini, pisahkan dengan yang asli." Ucap Bian namun dirinya tidak sengaja menjatuhkan tumpukan kertas lain nya ke bawah.

Sheila yang melihat hal itu segera berdiri dan membantu Bian mengambil tumpukan kertas di bawah kaki sang dosen. Sampai dimana ketika kalung permata nya seketika terjatuh tepat di kolong bangku Bian, Sheila pun meminta izin sebelum berusaha mengambil kalung nya di sana.

Sebetulnya Bian merasa sekarang ini posisi mereka berdua tidak bisa di katakan biasa, mungkin seorang yang memihat nya dari sisi depan bisa salah paham di buat mereka.

Bruk!
Suara pintu ruangan nya terbuka menampakkan sesosok pria berwibawa yang tak lain dan tidak bukan adalah sosok sang ayah. "Papa?" Ujar Bian membuat Sheila yang baru saja mendapatkan kalung nya kembali di tangan nya bangun dari tempat nya.

Sheila tersentak kaget melihat seorang pria berumur yang masih nampak gagah berdiri di depan pintu. "Selamat siang." Sapa Sheila membuat sosok yang di panggil Bian papa terlihat mengerutkan kening nya.

"Kalian sering melakukan nya disini?" Tanya lekaki tua itu membuat Sheila dan Bian menggelengkan kepala nya dengan cepat.

"Ini pertama kali nya." Ucap Sheila menjawab tanpa tahu pertanyaan apa sebetulnya yang sedang di tanyakan oleh pria tua itu.

"Papa ingin bicara empat mata, bawa dia juga nanti malam ke rumah." Ujar sang papa membuat Bian kebingungan harus berbuat apa lagi.

Kini diruangan hanya ada mereka berdua, Bian memegang kepala dengan kedua tangan nya dan menatap Sheila tajam. "Apa hobi mu memang selalu membuat masalah?" Tanya Bian membuat Sheila dengan polos nya menggeleng kepala.

Malam hari nya, Bian datang sendirian untuk menjelaskan perihal apa yang terjadi siang ini kepada sang papa. Namun pada kenyataan nya, yang ia lihat malam itu adalah Sheila di atas kursi meja makan keluarga besar nya.

"Malam ini bagaimana jika kalian menginap dirumah kami?" Ucap sang ayah membuat Bian menaikan satu alis nya, namun bukan karena pernyataan pria tua itu melainkan penampilan Sheila malam ini yang nampak berbeda.

"Kami akan menginap." Ucap Bian tanpa keraguan.

My sexy professor 21+ [END]Where stories live. Discover now