"Ada cara lebih gampang supaya kita bisa berdansa" Ucap Jisoo dengan tersenyum membuat Jennie menaikan sebelah alisnya.
"Naiklah" Jisoo mengarahkan Jennie untuk menginjak sepatunya.
Awalnya Jennie menolak namun kemudian dia menginjakan kakinya ke atas kaki Jisoo dengan ragu.
"Sakit enggak?" Tanya Jennie. Jisoo menggeleng.
Sedetik kemudian Jisoo mulai menggerakan kakinya dan berdansa sendirian. Kaki Jennie bergerak sendirinya mengikuti langkah kaki Jisoo.
Mata Jennie tak berkedip memandang wajah Jisoo, seolah tak ingin melewatkan setiap lekuk wajah Jisoo. Dia tatap dalam wajah Jisoo. Alisnya hitam alaminya, Matanya yang indah, hidung mancung sangat sempurna, dan terakhir bibir berbentuk hati itu, membuat Jennie terpaku.
~Dong-Dong-Dong-Dong~
Jam besar restoran berdentang 10 kali, menyadarkan Jennie kembali kedunia nyata. Dengan terbirit Jennie mangambil tasnya dimeja.
"Ada apa?" Tanya Jisoo mehampiri Jennie yang panik.
"Aku lupa kalau lagi meeting sama Klien" ucap Jennie kemudian berlari menuju tangga. Jisoo memandang sedih kepergian Jennie.
Baru lima langkah berlari, Jennie membalikan badannya.
"Terimakasih" ucap Jennie manis. Jisoo tersenyum dan mengaguk pelan.
Jennie menggerakan jempol dan kelingking di pipinya, sebuah kode untuk Jisoo menghubunginya.
Jisoo membalas kode Jennie dengan menyatukan jempol dan jari telunjuknya, pertanda oke.
Setelah itu, Jennie kembali berbalik dan berlari panik menuruni tangga. Jisoo terus memandangi sosok Jennie yang perlahan menghilang. Pandangannya beralih pada kursi yang ditempati Jennie.
"Seharusnya aku yang harus berterimakasih" gumam Jisoo sambil memasukan tangan ke saku celananya.
Tangan kanannya mengeluarkan sesuatu, sebuah kotak beludru kecil berwarna biru tua. Jisoo memandangi kotak itu lama, kemudian memasukannya kembali ke saku celananya.
•
•
•
*** 23.20 ***
"Kamu udah dirumah?" Tanya Jisoo ditelpon sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.
"Aku baru aja sampe, kamu sendiri udah dirumah?" Balas Jennie dengan melepaskan heelsnya di dekat pintu masuk.
"Iya, aku baru selesai mandi, apa kamu bakal mandi?" Tanya Jisoo, sekarang dia sedang membongkar lemarinya mencari baju tidur.
"Emm.. Enggak tau, ini udah malem banget tapi badan aku gatal" curhat Jennie. Ia berjalan mengambir air dingin di kulkas.
"Kalau gitu besok aja mandinya, sekarang udah terlalu dingin" balas Jisoo kemudian memencet tombol loudspeaker dan mulai mengancingkan piyama tidurnya. Jisoo mengangguk.
"Baiklah, dokter" canda Jennie sambil berjalan menuju ke kamarnya.
"Ah bisa aja nih bu editor" ucap Jisoo tak mau kalah, dia mematikan Loudspeakernya dan kembali menaruh ponsel ditelinganya. Jennie tertawa geli.
"Besok kamu kerja jam berapa?" Tanya Jennie mulai meraih pintu kamarnya.
"Biasanya jam 8, kalau kamu?" Tanya Jisoo yang berjalan menuju ruang tengah.
~Braakk!!~
Pintu kamar Jennie terbuka dari dalam menampilkan sosok Lim. Jennie diam terpaku menatap Lim dengan ponsel masih menempel di telinga kirinya.
Pintu apartement Jisoo terbuka memuncukkan wajah Krystal yang sendu. Jisoo diam terpaku dengan ponsel yang menempel di telinga kanannya.
"Kamu dari mana sayang" tanya Lim. Jennie terdiam kaku, ia mematikan ponsel dan memasukannya kedalam tas.
"Sayang, kamu dari kapan di sini?" Balas Jennie.
"Aku kangen kamu" ucap Lim kemudian memeluk Jennie. Jennie membalas pelukan Lim.
"Kenapa tiba-tiba jadi manis gini?" Tanya Jennie di tengah pelukannya.
"Apa kamu udah makan?" tanya Lim. Jennie mengangguk membuat Lim menjadi sedih.
"Padahal aku pengen makan bareng kamu" ucap Lim. Jennie mengelus pipi Lim.
"Lain kali ya, sayang" balas Jennie lembut. Lim hanya tersenyum.
"Tadi kamu lagi telponan sama siapa, sayang?" Tanya Lim membuat Jennie kaget setengah mati.
"Bukan siapa-siapa" ucap Jennie, dan Lim hanya mengangguk percaya dan mereka berpelukan kembali.
"Aku cinta sama kamu" bisik Lim. Jennie tersenyum lebar.
"Aku lebih cinta sama kamu" balas Jennie.
•
"Honey, maafin aku" lirih Krystal.
Jisoo hanya diam, dia mematikan ponselnya dan menaruhnya di meja.
"Honey.." Krystal mulai berjalan mendekati Jisoo dan mengalungkan lengannya dileher Jisoo.
Jisoo melepaskan lengan Krystal kemudian berbalik menuju kamar. Dengan sigap Krystal memeluk Jisoo dari belakang.
"Honey, aku tau aku salah. Jangan marah lagi"
Jisoo memejamkan matanya.
"Berjanjilah" ucap Jisoo pelan.
"Aku janji, enggak akan membuat kamu menunggu lagi" gumam Krystal di punggung Jisoo.
"Happy Anniversary ya,Honey" lanjutnya membuat senyum Jisoo mengembang.
Ia membalikan tubuhnya menghadap Krystal dan mengecup kening Krystal.
"Happy Anniversary yang ke-8 tahun. I love You" Ucap Jisoo kemudian memeluk Krystal.
"Mee too" gumam Krystal di dada Jisoo. Mereka berpelukan, menyatukan dahi dan memulai menyatukan bibir mereka. Setelah beberapa detik berciuman, mereka kembali berpelukan dengan senyum merekah.
°•○●♡♡TBC♡♡●○•°
YOU ARE READING
♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •
FanfictionJisoo adalah seorang Dokter Gigi dan Jennie adalah seorang Editor di kantor majalah Korea mereka adalah dua orang yang bahagia dengan kehidupannya masing-masing ternyata memiliki takdir yang tak terduga. Bagaimana cara takdir merubah kehidupan merek...
Dansa
Start from the beginning
![♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •](https://img.wattpad.com/cover/316906520-64-k264388.jpg)