Chapter 4 : Mulai Akrab

2 3 5
                                    


Kalea berangkat sekolah sedikit terlambat dari biasanya. Ayahnya tidak bisa mengantar, jadi dia perlu waktu unutuk memesan ojek online. Untungnya tidak terlambat.

Di gerbang sekolah, dia bertemu dengan seseorang yang tidak asing lagi baginya. Ray, cowok itu sedang memarkirkan motornya di parkiran sekolah.

"Kalea!" Cowok itu tersenyum melihat Kalea turun dari ojeknya.

Kalea hanya membalas dengan senyuman. Mereka berjalan bersama menuju tempat absen. Di SMA Cakrawala sudah menggunakan teknologi untuk absen. Para siswa memiliki kartu yang harus ditempelkan setiap sampai di sekolah. Fungsinya adalah agar siswa yang telat dapat tercatat oleh sistem.

Sekarang jam 6.03. Masih lumayan sepi. Namun Kalea memang suka berangkat pagi sekali. Salah satu alasannya adalah untuk mengontrol petugas piket karena dia ketua kelas.

"Lo biasa berangkat jam segini Kal?" Mereka berjalan beriringan setelah absen.

"Biasanya lebih pagi, tapi tadi pesen ojek online agak lama."

"Setiap hari naik ojek?"

"Biasanya dianter ayah. Lo biasa berangkat jam segini?"

"Biasanya agak mepet dikit. Semalem di telfon Pak Ahmad disiruh dateng pagi."

"Ada apa?"

"Mau ngomong sesuatu katanya."

"Ooh, yaudah, kalo gitu gue masuk kelas dulu ya." Mereka berpisah ditangga.

Kelas 11 berada di lantai 3. Ada 8 Kelas dilantai itu, Kelas IPS dan IPA dipisahkan oleh tangga dan toilet. Itu sebabnya anak IPS jarang mengenal anak IPA dan sebaliknya, kecuali jika mereka satu organisasi atau ekskul.

***

Kalea adalah asisten kelas 11 yang dulu dipilih oleh bu Ani untuk membantunya mengajar dan memeriksa tugas. Nilainya tertinggi satu angkatan dan dia juga telah membawa banyak medali olimpiade selama berada di kelas 10.

Sekarang Kalea mengikuti Bu Ani mengajar di kelas lain karena hari ini kelasnya hanya periksa kesehatan mental dan konselling jurusan sampai siang.

11IPS3. Kelas pertama yang dimasuki Bu Ani pagi ini bersama Kalea.

"Pagi anak-anak. Hari ini ibu membawa asisten yang selama ini bantu ibu memeriksa tugas dan ulangan kalian. Jadi, kalau ada tugas yang kurang jelas, atau materi yang belum paham bisa hubungi Kalea terlebih dahulu, nanti diaturkan jadwal kelas tambahan. Kalea silahkan perkenalkan diri nak."

"Halo semua, nama gue Kalea dari kelas 11 IPA 1. Kalian bisa hubungin gue lewat WhatsApp, Line, Telegram, atau DM juga boleh. Cari aja nama gue di grup angkatan yaa." Semua anak mengangguk.

Tatapan Kalea mengarah kepada Rayyan yang duduk di kursi pojok nomor 2. Dalam hatinya mneyebut 'dia lagi, dia lagi' Kalea tidak bermasalah dengan hal itu. Tapi kenapa interaksi mereka sering sekali terjadi.

Bu Ani sudah menyampaikan materi dengan Kalea yang mencatat anak anak aktif dikelas. Setelah itu, Bu Ani memberikan beberapa soal yang harus dikerjakan.

"Kal, gue mau nanya, ini gimana ya caranya?" Salah seorang siswi bertanya kepadanya.

"Ini rasionalin penyebutnya dulu, dikali bilangan sekawannya, Trus ......"

Kalea menjelaskan panjang lebar. Satu persatu siswa yang bertanya berhasil dijawabnya. Rayyan sedari tadi memerhatikan Kalea yang menjelaskan pada teman temannya. Dia tidak suka matematika. Tapi sekarang dia berharap waktu berjalan lebih lama.

"Lo udah?" Kalea bertanya pada Rayyan.

"Belum paham."

"Yang mana?"

"Semuanya."

"Yaudah sini."

Kalea mulai menjelaskan dari awal hingga akhir. Rayyan berhasil mengerjakan semua soal yang diberikan Bu Ani. Sebuah kemajuan pesat karena dia terbiasa menyontek saat pelajaran matematika.

Kringg!

"Jam kedua telah berakhir, dan sekarang memasuki jam ketiga." Suara Alden yang merupakan ketua klub siaran terdengar di setiap speaker kelas.

"Pelajaran sudah selesai anak anak, selesai tidak selesai dikumpulkan! Kalea, tolong bantu ibu bawa bukunya ke ruang guru ya nak. Setelah ini kamu susul ibu ke 10 IPA 2." Bu Ani berdiri, bersiap meninggalkan kelas.

Kalea maju kedepan, menunggu semua anak mengumpulkan bukunya. Kemudian ia mulai merapikan buku buku itu menjadi satu tumpukan.

"Sini gue bantuin." Kalea menoleh, Rayyan lagi. Namun ia hanya mengangguk. Lumayan, hemat energi.

"Lo hebat juga jadi asisten." Rayyan membuka pembicaraan saat mereka sedang berjalanmneuju ruang guru di lantai 1.

"Tadinya mau nolak, tapi diiming-imingin nilai bagus. Jadi gue laksanain aja."

"Keren."

"Lo ngga suka matematika ya Ray?"

"Sebenernya gue suka kalo babnya gue bisa. Tapi kalo susah, gue jadi gasuka. Ngapain juga gue ngitung penghasilan tukang parkir, gue kan gamau jadi tukang parkir." Ray nyengir.

"Hahahah, gue juga gitu kalo ketemu pelajaran sejarah."

"Kenapa tuh,, sejarah?"

"Yaa...Kenapa juga gue harus belajar tentang nama nama makhluk hidup yang hidup di zaman purba, baru ngeliat namnnya aja udah pusing, apalagi inget sejarahnya?"

"Hahahhaha" Mereka tertawa bersama di tangga.

"Gimana kalo kita barter?"


***



Thanks for Reading :)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 04, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kal & RayWhere stories live. Discover now