Chapter 2 : PDKT

5 3 3
                                    


Hari ke-3 POS.

Rayyan akan kembali bertanding futsal hari ini. Kakinya sudah tidak sakit lagi. Mungkin karena kemarin dirawat oleh gadis idamannya jadi cepat sembuh. Ngomong ngomong tentang gadis cantik yang kemarin, dia tidak sempat menyebutkan namanya karena sudah dipanggil untuk bertanding kasti. Rayyan sebenarnya sudah tau. Dia hanya ingin basa basi agar lebih lama bersama gadis itu.

Namanya Kalea. Gadis cuek, sarkas, tapi berhati baik, dan juga pintar. Dia memiliki daya tarik tersendiri. Hanya saja, Rayyan yang notabenya adalah anak famous itu gengsi untuk mengaku bahwa dia telah mengetahui nama seorang gadis yang bahkan tidak mengetahui nama lengkapnya. Namun karna sudah terlanjur basah, lebih baik menceburkan diri kan? Jadi hari ini dia membuat rencana untuk mulai mendekati gadis PMR itu.

Sekarang dia sedang kembali menuju ke ruang ganti. Dia sudah berganti pakaian, namun dia ingin menemui Bram untuk menjalankan aksinya.

"Bram!" Yang dicari akhirnya ketemu juga.

"Kenapa Ray?"

"Eh ada lo juga Sa" Alisa yang sudah lengkap dengan pakaian dan peralatan PMRnya menoleh.

"Kenapa Ray? Kaki lo masih sakit?" Dia sudah diberitahu Kalea kemarin.

"Bukan Sa, gue mau minta tolong. Bram, nanti di akhir pertandingan, Lo pura pura sakit ya!"

"Hah? Ngapain?" Bram tidak paham dengan maksud sohibnya itu.

"Gue nanti mau sakit juga. Tapi karna yang jaga alisa, jadi lo pura pura sakit duluan. Trus nanti alisa yang megang lo, gue sama Kalea." Tanpa ragu dia mengutarakan misinya.

"Ooh, jadi Kalea?" Alisa mulai mengetahui kemana arah pembicaraan ini.

"Apa?" Seketika Rayyan pura pura bego.

"Yang mau lo deketin." Alisa menggerakkan alisnya menggoda sepupunya itu.

"Iyaa, bantuin gue yaa."

"Jadi ceritanya udah dapet gebetan baru mau langsung digas nih?" Bram ikut meledeknya, sedangkan Rayyan menatapnya jengah.

"Eh iyaa, Sa, lo tau ngga, kemaren gue liat Bram lagi AWH KAKI GUE SAKIT BANG*AT!" Rayyan yang berniat mengompori Alisa malah mengaduh ketika Bram menendang kakinya.

"Eh lo apaan si Bram, nanti kalo dia nggak bisa main, trus kaptennnya siapa?" Alisa memarahi pacarnya, sedangkan yang dibela hanya tersenyum.

"Udah, udah, kaki gue gapapa. Yang penting bantuin gue ya? Tapi lo jangan kasih tau Kalea" Rayyan sepertinya sudah tidak waras.

"Iya bawel. Lo gamau ke lapangan? Kasti udah mau mulai tuh."

* * *

Rayyan dengan semangat menuju tempat duduk penonton di posisi paling depan bersama Alden dan Raphael. Kebetulan juga, Raphael ingin melihat sahabatnya dari SMA Pandawa. Mereka hanya bertiga karena Bram lagi ngebucin dengan pacarnya. Mereka berempat adalah sahabat dekat. Bahkan Rayyan mencomblangkan Bram dengan sepupunya, Alisa yang masih satu sekolah dengan mereka. Jika diingat kembali, Rayyan baru sadar bahwa sepupunya itu satu ekskul dengan gebetannya. Tentu saja mereka harus membalas budi kepada Rayyan. Dia akan semakin mudah untuk masuk ke kehidupan Kalea.

Di lain tempat, Kalea sedang duduk di pinggir lapangan bersama para pemain. Mereka sedang menyusun strategi untuk memenangkan pertandingan final ini melawan SMA Pandawa. Setelah semua siap, mereka melakukan tos bersama lalu mulai memasuki lapangan saat dipanggil panitia.

"SEMANGAT KALEA!" Teriakan dari seorang laki laki di sebrang sana sedikit mengganggu telinga Rayyan. Siapa dia?

"Alden, Lo tau siapa yang teriak tadi?" Rayyan bertanya pada Alden yang merupakan ketua klub informasi dan siaran di SMA Cakrawala.

Kal & RayWhere stories live. Discover now