Empat Belas

2.1K 189 14
                                    

Seminggu setelah hari dimana nunew bermalam di apartemen Zee, kini hubungan keduanya semakin membaik. Zee juga telah mengembalikan cincin pertunangan yang dibuang Nunew tempo hari lalu, memakaikannya langsung di jari manis Nunew dan berkata 'mari memulai semuanya dari awal' diikuti senyum tulus yang terpatri diwajahnya pada malam dimana Nunew menginap.


Sikap dingin Nunew pada Zee juga  berangsur-angsur menghilang bukan tanpa alasan, perlakuan dan perhatian Zee pada Nunew selama satu minggu ini merupakan alasan mengapa hatinya kembali menghangat. Seperti mengantar dan menjemput Nunew ke kampus, mengirimi Nunew pesan yang bahkan menurut Nunew tidak penting, dan yang terakhir kemarin mengajak Nunew makan malam di Chao Phraya.


Dan pagi ini, tampak pria tampan itu dengan jas hitam tengah berdiri santai di samping Mercy hitam metalic menunggu kedatangan pria cantiknya. Melirik jam mewah yang melingkar di tangan kirinya, kemudian  mengalihkan tatapannya ke arah pintu masuk mansion. Tidak lama setelah itu, pria cantik yang ditunggunya terlihat keluar lengkap dengan senyum manisnya, berlari kecil ke arah zee.


"Apa hia menunggu lama?" Tanya Nunew


"Hia masih bisa menunggu seribu tahun lagi untukmu." Jawab Zee sambil membuka pintu samping kemudi untuk Nunew


"Aaww... hentikan hia, itu menggelikan." Balas Nunew kemudian masuk ke dalam mobil yang diikuti oleh Zee dengan kekehan halus mengalun dari bibirnya.

Selama perjalanan menuju kampus, nunew terlihat fokus memainkan ponselnya sambil beberapa kali mengetikkan jari lentiknya dilayar ponsel itu, membalas pesan seseorang.

Zee melirik beberapa kali dengan ekor matanya lalu kembali fokus ke arah depan, "ekheemm" suara si tampan berdehem mencoba mengalihkan perhatian pria cantik di sampingnya, dan benar saja, pandangan Nunew sekarang beralih ke Zee, tapi tidak lama bunyi notifikasi pada ponselnya kembali menarik perhatian Nunew.


Hembusan nafas halus mengalun dibibir ranum itu "Aku ada kelas tambahan hari ini hia, sepertinya aku pulang terlambat." Ucap si cantik dengan wajah yang sedikit cemberut.

"Pulang malam?" Tanya Zee sambil sesekali membagi fokusnya ke arah jalan di depan dan melirik Nunew di samping kirinya.


"Krub hia."


"Tidak masalah, hia akan menjemputmu."

"Apa hia lupa bahwa nanti malam hia harus menjemput bibi dan paman Panich ke airport?"

Zee yang mendengar itu terdiam beberapa saat dan tanpa sadar meremat erat setir mobilnya, dia lupa bahwa Ibu dan ayahnya akan pulang dari perjalanan bisnisnya malam ini. Mendesah pelan, "lalu bagaimana kau pulang nanti malam Nu?"

"Aku akan meminta tumpangan di temanku, tenang saja Hia." Tutur Nunew.

"Teman yang mana Nu? Dokter abal-abal itu? Tidak, Hia tidak mengizinkan mu untuk pulang bersamanya."

Nunew meringis pelan mendengar ucapan tajam tunangannya yang menyebut Net dokter abal-abal, "namanya Net Hia bukan dokter abal-abal, dan aku tidak pulang bersamanya tenang saja."

"Janji?"

"Krub hia, aku janji."

Seketika pikiran Nunew kembali ke tiga hari yang lalu saat dimana dirinya ditawarkan tumpangan oleh Net, yang dimana saat Nunew sedang menunggu Zee untuk menjemputnya di depan fakultas Hukum.
Ketika Nunew hendak menolak tawaran Net, Zee datang dan langsung menarik tangan Nunew membawanya berdiri di belakang tubuh tegap Zee.

Arrange MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang