Satu

2.6K 194 2
                                    

AT ZP CORPORATION

BRAAKKKK!!!
Seorang pria tampan bak dewa menggebrak meja kantor yang tak berdosa di hadapannya. Alis hitam tebalnya melengkung, tatapan matanya menajam, rahangnya bergemeletuk, sangat terlihat aura kemarahan di sekitarnya. Adalah Zee Pruk Panich, CEO ZP Corporation. Siapa yang tidak mengenal pria tampan workaholic satu ini? Seluruh penjuru Bangkok mengenalnya. Tampan, muda, pekerja keras, dingin, dan tidak suka dibantah, adalah gambaran dari seorang Zee Pruk Panich.

"Hey dude! What's wrong?"

Ucap Max, CEO MK Corporation, pria yang tak kalah tampan dari sang Dewa. Bersahabat sejak mereka masih berumur 5 tahun karena ayah keduanya juga merupakan sahabat sekaligus rekan bisnis. Dari mulai sekolah dasar hingga sama-sama menjadi CEO seperti sekarang ini, Max dan Zee selalu bersama. Segala seluk beluk Zee Pruk Panich Max sangat hafal. Dan sekarang Max dan Zee jugalah yang meneruskan segala bisnis orang tua mereka.

"Ayah menyuruhku kembali ke rumah malam ini"

Ucap Zee sambil melonggarkan dasi merah seharga  puluhan juta yang mengikat lehernya.

"Bagus! kau memang sudah seharusnya kembali ke rumah untuk sekedar berkumpul dengan orang tuamu, bukankah sudah lama kau tidak kembali ke rumah mu? Orang tuamu tentu saja merindukanmu." Ucap Max menimpali sang sahabat

Zee kembali berkata "Aku akan dijodohkan".

Max langsung terdiam setelah mendengar penuturan dari sahabatnya itu. Max tahu betul bahwa Zee adalah orang yang tidak pernah jatuh cinta dan tidak pernah memikirkan masalah pernikahan. Yang ada di otak sahabatnya adalah kerja, kerja, dan kerja. Jika negara melegalkan orang menikah dengan pekerjaannya, maka Max yakin 1000% Zee akan menjadi orang Thailand pertama dan terakhir yang melakukannya. Berbeda dengan Zee, untungnya Max sudah memiliki kekasih bernama Natt, jadi orang tuanya tidak perlu ikut campur masalah percintaannya.


Jujur Max juga bingung terhadap Zee, mengapa sampai sekarang belum ada orang yang bisa memikat hatinya. Sebenarnya orang seperti apa yang menjadi tipe ideal si pemuda kaya ini. Padahal sewaktu mereka sekolah menengah dan kuliah dulu, banyak sekali wanita dan pria cantik yang jelas-jelas menyatakan perasaannya kepada Zee. Tapi Zee hanya membalas dengan mata tajamnya dan kemudian mencaci maki anak tersebut. Bahkan pernah dulu ada seorang wanita cantik kaya raya yang menyatakan cintanya pada Zee, kemudian dengan tanpa dosa Zee berkata kepada wanita itu "Aku tidak tertarik dengan kotoran sepertimu". Wanita itu langsung berlari dari hadapan Max dan Zee, kemudian 1 minggu setelahnya Max mendengar kabar bahwa wanita itu sudah pindah sekolah.

"Hhhhh... kenapa harus ada perjodohan di dunia ini" ucap Zee sambil mengusap kasar rambutnya.

Bukannya tidak ingin menikah, hanya saja Zee tidak pernah membayangkan dirinya akan menikah dengan cara dijodohkan seperti ini. Zee hanya ingin menikah bila dia rasa waktunya sudah tiba dan menemukan pasangannya sendiri tanpa harus dijodohkan seperti ini. Bagaimana jika tidak ada keserasian antara mereka berdua? Bukan kah itu hanya akan menimbulkan masalah kedepannya? Tidakkah orang tuanya memikirkan hal seperti itu?

Tapi yang jadi masalah disini adalah Zee tidak pernah membangkang apapun kemauan serta perintah orang tuanya, bagaimanapun keras kepalanya seorang Zee Pruk Panich, semuanya akan melebur bila itu merupakan titah dari orang tuanya, sekalipun itu hal yang tidak ingin dilakukan. Kepala Zee rasanya ingin pecah hanya dengan memikirkan bagaimana kehidupannya setelah menikah bahkan dengan orang yang sama sekali belum pernah ditemuinya.

Max berjalan ke arah Zee lalu sambil menepuk bahu sahabatnya dia berkata "Aku tau apa yang kau pikirkan, tapi kau juga harus ingat bahwa orang tuamu selalu melakukan yang terbaik untuk hidupmu"

Arrange MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang