Sembilan

1.8K 206 36
                                    

"Baiklah pertama, jangan panggil aku tuan karna ku pikir usia kita tidak jauh berbeda. Dan yang kedua, namaku bukan permen karet." Jelas Net panjang lebar pada pria cantik di hadapannya.

"O-ooohh... baiklah aku mengerti, haruskah kita berkenalan?" Nunew mengembangkan senyumnya.

"Net" pria tampan berdimple itu mengulurkan tangannya.

"Nunew, namamu mirip dengan sahabatku namanya Nat" ucap Nunew membalas uluran tangan Net.

"Benarkah? Hai apakah kau Nat? senang bertemu denganmu." Tutur Net menghadap ke arah Zee yang menatap datar dirinya.

"Kau secara tidak langsung mengajakku berkenalan, tapi tanganmu masih menggenggam tangan orang lain. Apakah kau bodoh?" Zee melirik sekilas ke arah tangan Net yang masih menggenggam tangan Nunew.

Kemudian beralih menatap si cantik di hadapannya yang sepertinya tidak terganggu dengan perlakuan laki-laki sok tampan yang mengganggu acara makan malam mereka saat ini.

Nunew yang menyadari hal itu langsung melepaskan tautan tangannya dan Net sambil tersenyum kikuk.

Dia merasa tidak enak pada Net karena ucapan tunangannya baru.

"Net, tapi yang ini namanya Hia Zee, bukan Nat." Nunew menjelaskan dengan lembut untuk mencairkan suasana yang terasa canggung.

"O-ooohh baiklah, aku mengerti. Silahkan nikmati makan kalian, jika kau butuh sesuatu segera panggil karyawanku."

"Haahhh? K-karyawanmu? Ini, cafe mu?" Tanya Nunew dengan memiringkan sedikit kepalanya.

"Krub Nuu." Net tersenyum memamerkan dimple di pipinya kemudian berjalan menjauh dari meja Zee dan Nunew.

Mata hitam dan gelap itu melihat interaksi kedua orang yang baru saja melakukan perkenalan di hadapannya.

Memperhatikan pria cantik di hadapannya dengan obsidian tajamnya, mengapa semudah itu pria ini menerima orang baru masuk ke kehidupannya, pikirnya.

Sepeninggal Net, Nunew kemudian melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda.

Merasa diperhatikan oleh seseorang dihadapannya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Zee, Nunew mengalihkan tatapannya pada sang tunangan.

"Ada apa Hia?"

"Apakah kau selalu tersenyum bodoh seperti itu saat bertemu orang asing?" Satu alisnya tebal hitamnya terangkat.

"Apa itu salah Hia?" Nunew melempar balik pertanyaan pada Zee karena ia merasa bingung dengan pertanyaan yang dituturkan oleh Zee.

"Dan juga, mengapa kau semudah itu membiarkan orang asing menggenggam tanganmu? Apa kau semurah itu?" Zee memicingkan matanya semakin tajam menusuk obsidian si cantik.

Mendengar itu Nunew langsung terdiam. Dia tidak bisa berkata-kata, hatinya sakit mendengar penuturan Zee, matanya mulai berkaca-kaca.

Apa yang salah dengan jalan pikiran tunangannya ini? Apakah berjabat tangan dengan seseorang pertanda bahwa kita menjadi orang yang murahan?

Nunew tidak mengerti apa yang membuat tunangannya bisa berpikir seperti itu. Apakah dia terlihat seperti orang murahan hanya karna dia berkenalan dengan orang lain? Yang benar saja.



ARRANGE MARRIAGE



Zee dan Nunew sekarang berada dalam perjalanan pulang, tidak ada percakapan antara keduanya. Hanya ada keheningan yang tercipta di dalam mobil sedan mewah seharga puluhan juta baht itu.

Arrange MarriageWhere stories live. Discover now